keesokan harinya setelah jam istirahat sesuai dengan janji Gracia dan Hani, mereka bertemu di rooftop.
Hani berjalan menelusuri koridor, menuju rooftop, mungkin orang yang melihat Hani akan berpikir dia ingin bolos dari kelas, sebab rooftop dikenal sebagai tempat anak-anak nakal yang sering bolos.
Hani membuka pintu rooftop dan melihat Gracia yang sudah berdiri di ujung sambil menatap kearah lapangan sekolah.
"Lama banget kamu, capek aku nunggu" ujar Gracia.
Hani berdiri di samping Gracia "Aku ke kantin dulu sebentar" jawab Hani.
"Udah to the point aja kamu mau ngomongin apa?" Tanya Gracia.
"Aku mau minta nomor orang sama kamu" jawab Hani.
Gracia yang tadinya menatap kearah lapangan, langsung menatap Hani dengan binggung, "Udah suka sama cowok kamu" ujar Gracia dengan santai.
"Gak ada akhlak kamu, sejak kapan aku gak suka sama cowok" jawab Hani dengan kesal.
"Ya habisnya kamu itu enggak pernah nanya soal nomor orang ke aku" jawab Gracia.
"Udah deh aku gak punya waktu, aku mau minta nomor Rafael sama Dimas" ujar Hani sambil memberikan ponselnya kepada Gracia.
"Kamu suka sama mereka berdua" ucap Gracia dengan kaget, "Han aku kasih tau ya kamu pilih salah satu Han jangan serakah nanti kamu kena karma".
"Udah deh gak usah banyak tanya, kasih aja nomornya cepat". Hani menarik tangan Gracia dan memberikan ponselnya.
Gracia pun mengetik nomor Rafael dan Dimas, setelah selesai Gracia memberikan ponsel Hani kepada Hani, "Tuh, tapi kamu ingat harus milih salah satu jangan dua-duanya kamu embat".
"Bawel kamu, lagian siapa yang suka sama mereka berdua" ucap Hani.
"Lah terus nomor ini buat siapa?" tanya Gracia yang tampak binggung.
"Buat sahabat aku, mereka suka sama kak Rafael dan Dimas" jawab Hani.
"Kamu kok gak ngomong sih dari awal, kan aku gak salah sangka sama kamu" ujar Gracia.
"Makanya jangan menyimpulkan sesuatu sendiri, belum tentu itu benar" jawab Hani.
Setelah itu Hani langsung pergi meninggalkan Gracia sendiri di rooftop, Hani berjalan dengan santai menuju kelasnya.
Sampai di kelas Hani berpikir bahwa guru sudah datang soalnya pintu kelas Hani tertutup.
Hani memberanikan diri untuk membuka pintu kelasnya, saat sudah terbuka Hani melihat meja guru yang kosong, dan Hani melihat teman-temannya yang terdiam menatap dia.
Rehan Aditya selaku ketua kelas berdiri dimejanya, "kamu hampir buat kita jantungan tau gak" ujar Rehan.
Hani yang masih binggung pun menunjuk dirinya sendiri "Aku?" tanya Hani.
"Ya iya lah kamu" jawab Rehan dengan geram.
"Lah kok aku, memang aku salah apa?" tanya Hani, yang masih binggung.
"Kita lagi jam kosong, guru-guru pada rapat, dan kamu masuk tiba-tiba buat kita deg-degan kita kira guru, karena aku belum siap ngerjain PR" jawab Rehan menjelaskan.
"Ohh aku kirain apa" jawab Hani, Hani menutup kembali pintu kelasnya, dan berjalan kearah mejanya.
"Kamu habis darimana Han?" Tanya Dara.
Hani duduk di bangkunya dan menatap sahabatnya satu-satu. "Dari rooftop" jawab Hani.
"Ngapain kamu ke rooftop?" tanya Nay.
Hani mengambil ponselnya yang berada di kantong roknya, dan memberikannya pada sahabatnya "Nih" ucap Hani saat memberikan ponselnya pada sahabatnya.
Nay dan Dara tampak binggung, mereka memandangi ponsel Hani, "Ini buat apa?" tanya Nay.
"Buka aja, password-nya kalian tau kan, buka kontak cari nama Rafael dan Dimas pasti ada" jawab Hani sambil menelangkupkan kepalany di meja.
Nay dan Dara nampak kaget saat membuka kontak Hani dan benar saja di situ ada nama Rafael dan Dimas. "INI SERIUS!?" Teriak Nay dan Dara.
Seluruh murid di kelas langsung menatap kearah mereka. Nay yang menyadari itu hanya tersenyum kikuk pada mereka.
"Han kamu dapat dari mana?" tanya Nay sambil menyalin nomor Rafael dari ponsel Hani.
"temen dia" jawab Hani.
"temen dia yang mana? Ersyah? gak mungkin dia kan sama kek kamu jarang ngomong sama orang" ujar Nay.
Hani mengangkat kepalanya dan menatap Nay, "Gracia" jawab Hani dengan santai.
Nay dan Dara nampak kaget lagi, mereka berdua menatap Hani, "Kamu serius?" tanya Nay.
"Kapan aku bohong" ujar Hani.
"Tapi Gracia juga orangnya susah buat didekati" ujar Dara.
"Gracia gak mungkin nolak kalau aku yang minta" jawab Hani.
"Kenapa?" tanya Nay dan Dara.
"Kamu lupa aku pernah bilang kalau aku punya sepupu cewek sama cowok, Gracia itu sepupu aku" jawab Hani.
"SEPUPU?!" Beo Nay dan Dara.
"Kamu bisa diem gak yang lain pada liatin kamu itu" ujar Hani dengan kesal.
Nay dan Dara hanya tersenyum sambil melihat sekeliling kelas mereka.
"Habisnya kamu gak pernah ngomong Han" ujar Nay.
"Aku males aja lagian gak perlu juga kan kalian pada tau" jawab Hani dan kembali menelangkupkan kepalanya di meja.
"Ya kamu harusnya ngomong aja biar kita langsung nanya aja sama kak Grac" ujar Nay.
"Terserah kalian" jawab Hani, Hani mengangkat kembali kepalanya dan menatap Dara "Udah siap kan, sini handphone aku" ujar Hani mengambil ponselnya dan menaruhnya di kantung rok.
Hani menelangkupkan kepalanya kembali, dan memejamkan matanya.
Beberapa menit kemudian bel istirahat berbunyi seluruh murid merasa sangat bahagia, semua murid SMA Harapan segera keluar kelasnya.
Ada yang ke kantin, ada yang di koridor main-main, dan ada yang berduan sama pacarnya di taman belakang.
"Han" panggil Nay.
"Hm" jawab Hani dengan posisi masih menelangkupkan kepalanya.
"Ayo ke kantin" ajak Nay, yang sudah bangkit dari tempat duduknya.
"Iya Han aku udah lapar" ujar Dara.
Hani mengangkat kepalanya lalu berdiri dari bangkunya, "Ayo" Hani melangkah duluan pergi ke kantin.
"Yang ngajak siapa, yang ninggalin siapa" gumam Nay dengan kesal.
"Ayo kita kejar Hani" Dara menarik tangan Nay, mereka pun mengejar Hani yang sudah sangat jauh.
Sampai di kantin, Hani, Nay dan Dara duduk di pojok kantin agar tidak terlalu ribut.
"Siapa yang pesan nih" ujar Nay.
"Aku aja" jawab Dara.
"Yaudah aku pesan siomay, sama es teh manis" ujar Nay.
"Kamu Han?" tanya Dara.
"Samain aja biar cepat" jawab Hani.
Dara pergi memesan makanan mereka, setelah itu Dara balik ke tempat duduknya.
"Makanannya mana?" tanya Nay.
"Nanti diantar kesini" jawab Dara.
Setelah itu mereka berbincang, dan sesekali bercanda.
Mang Asep yang jualan siomay datang sambil membawa nampan kearah meja mereka, "Permisi neng, ini makanannya" ucap Mang Asep, sambil meletakkan nampan yang ia pegang tadi.
"Makasih ya Mang Asep" ucap Nay.
"Iya neng, sama-sama" Mang Asep pergi kembali ke arah tempat jualannya.
Sedangkan Hani, Nay dan Dara memakan makanannya dengan hening, tapi terkadang Dara nanya hal yang gak penting.
Seperti sekarang, "Han" panggil Dara.
Hani menatap Dara, "Ada apa?" tanya Hani.
"Aku mau nanya sama kamu berdua, kenapa siomay ini di kasih nama siomay?" tanya Dara dengan wajah polosnya.
Hani dan Nay menatap satu sama lain, "Salah apa aku punya sahabat kayak gini" batin Hani.
"Dar ada pertanyaan yang lebih bermanfaat gak" jawab Nay.
"Itu udah bermanfaat Nay" jawab Dara.
"Terserah kamu" jawab Nay, dan melanjutkan makannya lagi.
Hani pun melanjutkan makannya yang sempat tertunda tadi, selesai makan mereka memilih untuk pergi ke kelas karena jam istirahat sudah mau habis.