Keesokan harinya Hani datang lebih awal kesekolah untuk melihat apakah ada yang menempelkan foto lagi di Mading.
Hani berjalan menelusuri koridor yang sepi, saat sampai Mading Hani melihat ada coretan yang mengatakan "kamu akan menerima balasannya Hani liat aja". Hani menghapus coretan itu dengan kasar, setelah itu dia berjalan menuju kamar mandi.
Hani membasuh wajahnya untuk meredakan emosi dia, saat dia sedang membasuh wajahnya, ada yang memukul belakanganya dengan sangat kuat, yang membuat Hani pingsan.
Seseorang itu membawa Hani ke gudang sekolah yang berada di belakang sekolah.
Beberapa menit kemudian Hani mulai sadar tapi dia merasa pusing dan punggungnya yang terasa nyeri.
"Sudah bangun ya" ujar seseorang itu sambil berjalan kearah Hani.
Hani menatap orang itu dengan sinis, "kalian mau ngapain?" tanya Hani.
"kan aku udah bilang gua bakalan balas dendam sama kamu" ujar orang itu.
"Mau balas dendam apa?" tanya Hani.
"Karena kamu udah ngambil Ersyah, dan Angga dari aku" jawab Balqis dengan emosi.
"Aku gak ada apa-apa sama mereka berdua" jawab Hani.
"Oh ya? tapi gua gak percaya sama omongan kamu" ujar Balqis, Balqis menatap Rani dan Laura seperti mengisyaratkan untuk mereka memegang tangan Hani.
Laura dan Rani berjalan ke arah Hani dan menggenggam tangan Hani dengan kuat, "apa sih" ujar Hani memberontak.
PLAKKKK
"itu untuk kamu yang udah rebut Angga dari aku" ujar Balqis setelah menampar pipi Hani.
Hani merasakan pipinya yang panas akibat tamparan dari Balqis.
"Oh ya, aku mau buat muka kamu jadi jelek" ujar Balqis.
"Mau kamu apa?" tanya Hani dengan dingin.
"Mau aku? kamu jauhin Ersyah dan Angga gampang kan" jawab Balqis.
"Kalau itu mau kamu gua akan jauhi Ersyah tapi Angga aku gak bisa" jawab Hani.
"Kenapa?" ujar Balqis sambil membawa ember yang berisi air ke arah Hani.
Byurrr
"Kamu gak perlu tau alasan aku" jawab Hani.
"Oke kalau gitu selamat menikmati bermalam di gudang ini sayang" ujar Balqis dengan senyum bahagianya.
"hahahaha" Laura dan Rani tertawa menatap Hani.
Mereka bertiga pun keluar dari gudang karena takut ada yang curiga.
Di sisi lain Nay dan Dara binggung kenapa Hani lama banget datang, Nay dan Dara pun pergi mencari Hani ke kelas Angga, siapa tau Hani lagi di sana sama Angga.
Nay dan Dara sampai di depan pintu kelas Angga, tapi mereka malu untuk masuk ke dalam.
"Haii manis ngapain disini?" tanya salah satu murid cowok yang baru keluar dari kelas.
"Hm itu kak kita mau cari kak Angga, ada gak kak?" ujar Nay.
"Oh ada bentar" ujar cowok itu.
Cowok itu melangkah ke depan pintu, lalu menatap kursi Angga, "Woi Angga! dicariin tuh" panggil cowok tadi.
Angga yang merasa namanya di panggil pun melihat ke arah pintu di ikuti oleh Rafael, dan Ersyah. "Siapa?" tanya Angga.
"Sama cewek, gak tau siapa" jawab cowok itu, setelah itu cowok itu masuk ke dalam kelas.
Angga pun merasa binggung, cuman dia berpikir itu Hani, Angga pun melangkah ke arah pintu di ikuti oleh Rafael dan Ersyah.
Angga keluar kelas dan melihat Nay dan Dara yang sedang berdiri, "kalian ngapain?" tanya Angga.
"kita mau nanya sama kamu" ujar Nay dengan serius.
"Nanya apa?" tanya Angga.
"Hani mana?" tanya Nay.
"Lah mana aku tau, tadi dia udah datang" jawab Angga.
"Hani gak ada di kelas" jawab Nay dengan wajah yang berubah khawatir.
"Kalian kek gak tau aja Hani, dia kan suka bolos" ujar Angga dengan santai.
"Aku yakin engga Angga, tas Hani juga gak ada biasanya kalau dia bolos dia juga bilang sama kita" jawab Nay.
"Iya, dan satu lagi kalau dia bolos tas dia jarang di bawa paling di letak di laci" sambung Dara.
Angga menatap kearah Nay dan Dara bergantian, dia juga binggung kemana sepupunya itu pergi, pasalnya sepupunya datang pagi ke sekolah dan tidak bersama dengan dia.
"Aku juga binggung dia kemana, dia tadi pagi datang ke sekolah cepat dan gak sama gua" jawab Angga.
"Jadi gimana dong? aku takut sesuatu terjadi sama Hani" ujar Nay.
"Udah kalian tenang dulu, sekarang udah mau jam masuk kalian ke kelas aja nanti jam istirahat kita ngumpul di taman belakang" ujar Angga.
"oke deh" Nay dan Dara pun pergi ke arah kelasnya.
SKIP
Hani kini sudah merasa ke dingin di tubuhnya karena Balqis menyiramnya tadi.
"Hiks kenapa aku gak lawan sih hiks kamu bodoh Han hiks" ujar Hani sambil terisak-isak.
Hani mencoba untuk berdiri tapi nihil punggungnya terasa nyeri saat dia bergerak sedikit pun.
"Akhh kenapa sakit banget" ujar Hani memegang punggungnya.
"Tolongggggg" ujar Hani dengan lemah.
Di sisi lain Nay, Dara, Angga, Dimas, Ersyah, dan Rafael sedang berkumpul di taman belakang.
"Jadi kita cari kemana dulu ini" ujar Angga.
"Gimana kalau kita tanya dulu sama satu sekolah siapa tau ada yang nampak Hani" ujar Nay.
"Tapi itu gak mudah anak sekolah banyak" jawab Rafael.
"Iya juga sih" jawab Nay.
Saat sedang memikirkan rencana ada salah satu cewek menghampiri mereka, sepertinya sekelas dengan Dimas.
"Permisi kak" sapa cewek itu.
"Iya ada apa?" tanya Angga.
"Aku mau bilang kalau Hani ada di gudang kak" ujar siswi itu.
Angga dan yang lain tampak kaget mendengat itu, "kamu tau dari mana?" tanya Angga.
"Tadi pagi aku datang cepat kak karena piket, nah aku liat Hani seperti marah menatap ke arah Mading terus aku ikutin kemana Hani pergi, pas di kamar mandi kak Balqis datang dengan yang lain sambil bawa pentungan, aku sengaja sembunyi biar tau apa tujuan mereka" ujar siswi itu.
"Terus?" tanya Ersyah.
"Terus aku liat kak Balqis membawa Hani yang pingsan ke dalam gudang" jawab siswi itu.
"Makasih infomasi nya" ujar Angga.
"Tapi kakak jangan bilang ya kalau aku ngasih tau, aku takut di bully kak" jawab siswi itu.
"Oke" Angga dan yang lain berlari menuju gudang, sampainya disana Angga langsung mendobrak pintunya.
Saat pintu terbuka Angga melihat Hani yang terduduk di dekat kardus-kardus dengan muka yang pucat, baju yang basah.
"HANII!!!" Pekik mereka semua.
Angga dengan sigap berlari ke arah Hani.
"Kamu masih sadar kan?" tanya Angga.
"Dingin Ga" jawab Hani dengan suara yang lemah.
"Kita harus bawa Hani ke UKS" ujar Angga.
Saat ingin menggendong Hani, semua terkejut melihat Hani yang pingsan, dengan sigap Angga langsung membawa Hani ke UKS diikuti oleh yang lainya.
Di sepanjang jalan banyak murid yang menatap Hani tidak suka. Sampai di UKS Angga meletakkan Hani di ranjang dan para PMR langsung memeriksa keadaan Hani.
Mereka juga mengganti pakaian Hani yang basah dan membuatkan teh anget untuk Hani.