Chereads / suamiku psikopat / Chapter 34 - suamiku psikopat 33(Bekerja kembali)

Chapter 34 - suamiku psikopat 33(Bekerja kembali)

Setelah selesai makan hulya dan Maxs langsung pergi kerumah sakit di mana mama Maxs di rawat, saat sampai hulya langsung pergi menemui kepala rumah sakit dan mengatakan bahwa dia akan menggantikan dokter bedah untuk hari ini,kepala rumah sakit sangat senang atas keinginan hulya bagaimana tidak senang hulya adalah dokter bedah terbaik dan termuda di Indonesia. Tapi hulya harus menangani 4 pasien bukan hanya mama Maxs saja orang lain juga, akhirnya hulya menghubungi Dev lewat telpon rumah sakit,untung hulya hafal nomor Devano. tapi tidak di angkat oleh Devano dan akhirnya hulya memutuskan untuk menerima tawaran dari kepala rumah sakit itu. Otomatis hulya pulang kerumahnya sudah malam dan bahkan bisa jadi larut malam, dia juga sudah menyuruh maxs untuk menghubungi Devano,tapi Maxs juga tidak bisa menghubungi Devano.

Sekarang hulya sudah berada di ruang operasi,dia akan mengoperasi mamanya Maxs, ternyata mama Maxs pengidap tumor otak stadium empat di mana ini kemungkinan untuk sembuhnya sedikit hanya pasrahkan saja sama yang maha kuasa.

Operasi berjalan 5 jam cukup menguras tenaga karna ini adalah operasi yang besar sehingga memakan waktu banyak,dan Alhamdulillah mamanya maxs lancar dalam operasi mudahan kedepannya penyakit mamanya Maxs membaik meskipun tidak sembuh total.saat hulya menyampaikan berita itu Maxs sangat senang bahkan dia menangis sangking senang nya,dia langsung masuk ke ruang mamanya karna mamanya Maxs sudah di pindahkan ke ruang inap.

"Maxs apakah Dev sudah bisa di hubungi"(hulya bertanya kepada Maxs)

"Belum nyonya, nanti kalo sudah bisa saya akan langsung kasih tau tuan"(kata Maxs)

"Baik lah, kalo begitu saya permisi dulu karna harus mengoperasi pasien lainnya, oh iya jangan kasih minum susu mamanya dan jangan kasih minum juga selama enam jam"(kata hulya menjelaskan kepada Maxs)

"Baik nyonya"(kata Maxs)

Setelah itu hulya langsung pergi dari ruangan mamanya Maxs dan ia harus mengoperasi pasien lainnya, karna pasiennya sudah menunggu.

Satu persatu pasien yang hulya operasi selesai dan sekarang hulya sudah menyelesaikan semua tugasnya, sekarang sudah jam 11 malam dia baru ingin pulang dan di antar kan oleh Maxs,di perjalanan banyak yang mereka bicarakan dari mulai perkembangan mamanya Maxs dan masih banyak lainnya.

"Maxs terimakasih ya"(kata hulya)

" Terimakasih buat apa nyonya"(kata Maxs)

"Terimakasih karena kamu, aku bisa merasakan menjadi dokter kembali, setelah sekian lama aku gak kerja akhirnya hari ini aku kembali bekerja meskipun hanya sebentar"(kata hulya)

"Oh itu, sama-sama nyonya. Em... Nyonya apakah nyonya tidak lelah bekerja seharian"(kata Maxs)

"Tidak, jika kita seorang dokter dan kita mencintai profesi kita itu maka rasa lelah kita itu akan terbayar ketika melihat pasien kita sembuh"(kata hulya)

"Oh... Apakah nyonya memang menyukai dunia medis sejak kecil"(kata Maxs)

"Iya karna ayah saya seorang dokter jadi dari kecil saya sudah terbiasa dengan hal-hal medis"(kata hulya)

"Maxs saya mau bertanya sama kamu"(kata hulya dengan serius, tapi hulya tidak menatap Maxs karna dia dan Maxs bukan muhrim)

"Mau nanya apa nyonya"(kata Maxs )

"Kenapa kamu mau bekerja dengan Dev"(kata hulya)

"Karena Dev sahabat saya,dia juga orang yang telah menolong keluarga saya"(kata Maxs dengan santai)

"Kenapa kamu mau menjadi anak buahnya padahal kamu sahabatnya"(kata hulya)

"Saya bukan anak buahnya nyonya saya tetap sahabatnya, dan saya juga yang bisa membuat Dev meredakan emosinya"(Kata Maxs)

"Kamu tidak takut dengan Dev"(kata hulya )

"Tidak buat apa saya takut"(kata maxs)

"Terus kalo kamu tidak takut, kenapa kamu masih mau bersama dengan nya"(kata hulya)

"Karena dev sahabat saya"(kata mexs)

"Tapi..."(ucapan hulya langsung di potong oleh Maxs)

"Kita sudah sampai nyonya"(kata Maxs)

"Oke , tanks ya"(kata hulya) Maxs tak menjawab perkataan hulya dia hanya tersenyum terus dia membuntuti hulya sampai ruang keluarga setelah itu hulya langsung masuk ke kamarnya. Sampainya di kamar hulya langsung menghempaskan badannya ke kasur tanpa menghidupkan lampu kamarnya,ketika hulya sudah ingin terlelap ada tangan seseorang yang sedang meraba-raba punggung sampai pinggang hulya. Dengan cepat hulya langsung bangkit dari tidurnya dan mengambil gunting yang di simpan hulya di laci kamarnya.

"Kamu siapa"(kata hulya,dia tidak bisa melihat orang itu karena gelap hanya bayang-bayang saja yang hulya tau)orang itu bangkit juga dari tempat tidur dan berusaha ingin mendekati hulya tapi dia urungkan niatnya karena melihat hulya seperti memegang sesuatu,ketika hulya ingin menikam orang itu dengan gunting lampu kamar hulya menyala dan baru lah hulya tau siapa orang yang sudah berani meraba punggung sampai pinggang nya.

"Dev..."(kata hulya kaget)

"Iya sayang,kenapa kaget gitu terus itu untuk apa"(kata Devano sambil menunjuk gunting yang di pegang hulya)

"Ini... Ini.. ini untuk waspada saja"(kata hulya)

"Oh... Waspada ya, sudah berani pegang sesuatu yang tajam ya sayang"(kata Devano mendekat ke arah hulya)

"Jangan mendekat dev"(kata hulya mengarahkan gunting nya ke arah Devano)

"Kenapa hulya,takut ya"(kata Devano)

"Dev aku mohon jangan mendekat dev, jangan sampai aku melakukan sesuatu"(kata hulya) Devano masih tetap mendekat ke hulya sampai akhirnya devano dapat memegang tangan hulya dan berniat ingin memeluk hulya dengan cepat hulya menusuk gunting itu di telapak tangan Dev sehingga mengeluarkan darah segar yang sangat banyak, sampai hulya pun takut melihat darah nya tapi Devano tidak Merasakan sakit sama sekali dia masih bisa merangkul pinggang hulya dan langsung menjambak hijab hulya dari belakang.

"Sudah berani melukai ya ternyata"(kata Devano)

"Maaf Dev aku gak bermaksud melukai mu, tapi aku takut kamu menyiksa ku lagi"(kata hulya)

"Sebenarnya aku tidak mau menyiksa mu hulya,tapi karna kamu melukai ku maka kamu harus mendapatkan hukuman"(kata Devano)

"Hukuman apa lagi Dev...."(kata hulya)

"Buka mulut kamu"(kata Devano)

"Buat apa"(kata hulya yang sudah ketakutan)

"Aku bilang buka mulut kamu, jangan banyak bertanya"(kata Devano dan memperkuat jambakkan nya kepada kepala hulya)

"St.... Sakit dev"(kata hulya)

"Makanya buka mulut kamu"(kata Devano dengan suara yang tinggi) Karena ketakutan hulya pun membuka mulutnya, dan dengan cepat devano mengarahkan tangan berdarah nya yang di lukai oleh hulya menggunakan gunting ke pada mulut hulya, darah segar itu menetes deras kedalam mulut hulya.

"Hoek..."(hulya ingin muntah dia sangat mual dia tidak suka darah dia Manusia buka vampir)

"Telan darahnya hulya"(kata Devano dengan nada yang memerintah) hulya menggelengkan kepalanya dia tidak mau menelan darah itu, ini menjijikkan sekali menurut hulya.

"Aku bilang telan hulya"(kata Devano menjambak rambut hulya sampai hijab pasmina yang hulya kenakan terlepas dari kepala nya sangking kuatnya jambakkan Devano terhadap kepalanya)

Dengan air mata yang mengalir dan terpaksa hulya menelan Darah segarnya Devano, hulya seperti manusia pemakan darah, rasanya sungguh tidak enak bau amis anyir bercampur menjadi satu. Hulya benci dengan devano dia tidak akan melupakan apa yang telah Devano lakukan padanya sampai kapan pun hulya tidak akan melupakan nya.

"Ini akibatnya karna berani melukai suami sendiri, apakah rasanya enak hulya"(kata Devano) hulya tak menjawab dia terus saja menangis dan ingin rasanya hulya mencakar wajah Devano dia benci dengan devano tapi dia sudah tidak bertenaga lagi.

"Ini baru hukuman pertama tunggu hukuman keduanya"(kata Devano dan langsung melepaskan hulya,dia langsung meninggalkan hulya sendiri) setelah lepas dari Devano hulya langsung jatuh kelantai dia sudah tidak sanggup lagi menahan badannya dia sudah tidak sanggup lagi untuk berdiri, hulya terus saja menangis dan sampai semua nya pudar dan gelap.

Bersambung....