Chereads / suamiku psikopat / Chapter 40 - suamiku psikopat 39(menghapus jejak bibirnya)

Chapter 40 - suamiku psikopat 39(menghapus jejak bibirnya)

"sayang kamu kenapa..." kata Anita khawatir karena hulya terus saja menangis meskipun sudah di suruh minum.

"Ya hulya kamu kenapa." kata Alisa kembaran Anita,yang merupakan tantenya hulya.

Hulya tak menjawab dia masih menangis dan tak mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terus saja keluarganya lontarkan. Ketika hulya sudah berhenti menangis Devano baru datang di hadapan keluarga arkan dan hulya.

"Dev kamu dari mana,terus tadi istri kamu nangis terus." kata Anita heran kenapa Devano baru muncul ketika istrinya sudah berhenti menangis.

"Dev ada urusan sebentar tadi Bun,em... Boleh pinjem hulya nya." kata Devano.

"Oh ya silahkan." kata Anita.

"Ayo sayang." kata Devano mengajak hulya.

Hulya menggeleng kan Kapala nya dia tidak mau ikut dengan devano.

"Yaya lebih baik kamu ikut, kalian selesai kan dulu masalah kalian." kata arkan yang baru saja datang.

"Masalah..., masalah apa." kata Anita.

"Biasa Tante kan kalo kita berkeluarga emang begitu." kata arkan.

"Ck emang kamu ngerti, nikah aja belum." kata Alisa.

"Mama kan aku suka baca." kata arkan.

"Em... Sayang bener kata arkan, sebaiknya kamu ikut dengan Dev dulu." kata Anita sambil menghapus air mata putrinya.

Hulya pun akhirnya mau ikut dengan devano dan akhirnya devano bisa membawa hulya menjauh dari keramaian, sekarang mereka berada di taman belakang rumah keluarga arkan.

"Kamu kenapa sih." kata Devano dan langsung memeluk hulya.

"Lepaskan...." kata hulya dengan berteriak dan berusaha melepaskan pelukannya. ketika pelukannya terlepas hulya melihat ke arah bibir Devano,dia sangat jijik dengan bibir itu dia muak melihat wanita lain menikmati bibir suaminya, entah dorongan dari mana hulya langsung menyambar bibir Devano dan menciumnya dengan ganas sehingga membuat bibir Devano berdarah sampai darahnya mengalir ke dagu Devano, setelah merasakan bibir Devano berdarah hulya langsung melepaskan ciumannya.

"Waw kamu ganas sekali sayang." kata Devano sambil menghapus darah yang ada di bibirnya.

"Jangan pura-pura baik sama aku,aku melakukan itu karena ingin menghapus jejak bibir resa dari bibir kamu" kata hulya dengan emosi yang membara.

"Kamu..." ucapan devano langsung di potong oleh hulya.

"Ya aku mengetahui nya,dan selamat telah membuat aku hancur dev. Aku pikir hari ini kamu benar-benar tak mau menemui wanita murahan itu tapi aku salah.... Aku salah karena itu tidak akan pernah mungkin terjadi." kata hulya dengan amarah yang membara.

"Sekarang aku tanya sama kamu,apa alasan kamu menyuruh aku untuk tidak dandan." kata hulya yang sudah menangis.

"Aku gak mau kamu di lihat oleh orang lain." kata Devano.

"Hhhhh..... Kamu licik Dev,itu bukan alasan sebenarnya kamu nyuruh aku tidak dandan supaya kamu ada alasan kan untuk berpaling dengan wanita lain, kamu pikir aku bodoh kamu pikir aku tidak bisa kayak kamu." kata hulya membentak Devano.

"Jangan pernah selingkuh dari aku." kata Devano.

"Kamu yang mengajariku Dev..." kata hulya. Devano yang mendengar penuturan hulya langsung naik pitam dan dengan satu tarikan hulya sudah berada dalam pelukannya, Devano langsung mencengkeram erat pinggang hulya sampai hulya merasakan kesakitan.

"St.... Kamu menyiksa ku bodoh." kata hulya.

"Kamu yang membuat ku menyiksa mu hulya." kata Devano.

" Lepasin aku." kata hulya yang sudah meneteskan air matanya.

"Inget ini peringatan pertama dan terakhir,jangan pernah selingkuh dari aku. Jika itu sampai terjadi nyawa kamu ,orang itu dan keluarga kalian akan menjadi jaminan nya." kata Devano dengan suara bak iblis di telinga hulya.

" Kalo begitu kamu juga jangan pernah lagi berhubungan dengan resa wanita murahan itu." kata hulya.

"Itu tidak bisa." kata Devano sambil melepaskan hulya dari pelukannya.

"Kenapa tidak....,aku saja bisa kenapa kamu tidak." kata hulya.

"Turuti saja perintah ku hulya Anggara." kata Devano sambil mencengkram dagu hulya dengan kuat dan setelah itu dia menggantikan posisi tangannya ke tengkuk leher hulya dan dia langsung mengecup singkat bibir hulya.

"Kita pulang sekarang." kata Devano itu bukan ajakan, tawaran atau semacam nya tapi itu perintah.

"Keluarga ku." kata hulya dan langsung pergi dari hadapan Devano. Devano tau maksud hulya , hulya ingin menemui keluarga nya terlebih dahulu sebelum mereka pulang,Devano pun memutuskan untuk menyusul hulya menemui keluarga nya.

"Bunda hulya sama Dev pamit dulu ya." kata hulya.

"Loh kok cepet banget,kan acaranya belum di mulai." kata Alisa.

"Iya sayang ayah sama om Bima aja belum ada." kata Anita.

"Maaf Tante,Bun karena badan hulya kurang enak jadi hulya ajak Dev pulang duluan." bohong hulya.

"Ya udah kalo gitu, tapi kalian hati-hati ya." kata Anita.

"Iya Bun,titip salam ya buat ayah sama om Bima dan juga Arkan." kata hulya.

"Iya nanti bunda sampai kan." kata Anita. hulya dan Devano pun pamit pulang, ketika di mobil hulya kembali menetes kan air matanya dia masih kebayang dengan foto yang di kirim oleh Arkan kepada dirinya, Devano yang melihat hulya menangis lagi langsung memberhentikan mobilnya di jalan sepi.

"Kamu kenapa lagi." kata Devano yang sudah memegang pipi hulya. hulya yang kaget langsung melotot melihat Devano pasal nya hulya dari tadi menangis sambil melamun.

"Lepaskan." kata hulya menghempas tangan Devano.

"Kalo begitu berhenti menangis." kata Devano dengan sinis.

"Apa peduli kamu sih kalo aku nangis." kata hulya.

"Aku tidak suka liat kamu nangis." kata Devano.

"Gak suka liat aku nangis..., Tapi suka buat aku nangis. Lucu ya kamu Dev." kata hulya heran dengan Devano. Devano tak menjawab ucapan hulya dia lebih memilih untuk melajukan mobilnya,ketika mereka sudah sampai Devano langsung menarik hulya menuju kamar, tapi bukan kamar hulya melainkan kamar Devano. Hulya yang menyadari ke mana Devano akan membawanya langsung berteriak dan memberontak tidak mau.

"Dev.... Aku gak mau ke kamar jahanam itu." kata hulya.

"Aku mau kita tidur di kamar aku malam ini." kata Devano.

"Aku gak mau... Lepasin aku Dev." kata hulya.

"Pokonya kamu harus mau." kata Devano.

"Aku gak mau Dev.... Aku gak mau." Kata hulya.

"Harus hulya ... Kamu harus tidur di kamar ku malam ini." Kata Devano.

Hulya berpikir gimana caranya dia keluar dari paksaan Devano ini, tapi sebelum itu dia harus menuruti kemauan Devano terlebih dahulu.

Hulya POV:

Kalau aku tidur di kamar biadab itu aku gak jamin jika aku bisa selamat dari Devano dan aku juga gak yakin kalo aku masih perawan, pasalnya kalo tidur di kamar aku, Devano selalu aku kasih minum di dalam minum itu aku kasih obat tidur dan di AC nya juga aku kasih obat tidur yang berbentuk pewangi ruangan yang sengaja aku ciptakan secara diam-diam, supaya Devano tidak bisa macam-macam dengan diriku dan aku juga bisa tidurnya nyenyak dan aman. tapi jika aku tidur di kamar Devano bagaimana aku bisa membuatnya tertidur.

Ah.... Aku tau....

Bersambung...