Chereads / suamiku psikopat / Chapter 45 - suamiku psikopat 44(hadiah pernikahan)

Chapter 45 - suamiku psikopat 44(hadiah pernikahan)

Pagi ini Devano tidak tidur di kamar hulya,mereka tidur di kamar masing-masing mungkin karena Devano masih marah sama hulya tapi menurut hulya itu bagus sekali buat dirinya, Karen dia bisa tidur nyenyak dan tenang selama tidak ada Devano tidur di kamarnya.

Setelah membersihkan badan dan menunaikan kewajiban nya sebagai umat muslim hulya langsung turun kebawah untuk menyiapkan makanan buat sarapan pagi, sampai nya di dapur para maid sudah berkutik dengan dapur bahkan mereka hampir selesai memasak.

"Widih pagi banget masaknya." kata hulya kagum ,karena tidak biasanya merek masak sepagi ini.

"Iya nona soalnya kata tuan kalian akan kerumah mama dan papanya tuan pagi ini." kata Ica.

"Oh tapi kan masih lama." kata hulya.

Ketika Ica ingin menjawab perkataan hulya tiba-tiba Devano langsung menyambung percakapan mereka.

"Kita harus pergi pagi-pagi karena mama dan papa yang menyuruh nya, dan kamu jangan berpenampilan biasa saja harus kelihatan cantik dan jangan tampakkan wajah lelah serta wajah kesakitan, jika itu sampai terjadi kamu tau kan akibatnya." kata Devano dingin.

para maid yang mendengarkan percakapan tuanya langsung menggelidik ngeri pasalnya tuan mereka itu memang terkenal kejam.

"Oke tapi aku bantu mereka dulu." kata hulya ingin membantu para maid masak.

"Tidak perlu hulya,lebih baik kamu siap-siap dan setelah itu kita makan, setelah makan kita langsung pergi kerumah mama dan papa." kata Devano kesal.

"Tapi kan Dev,ini hanya sebentar kok." kata hulya yang masih ingin kekeh membantu para maid.

"Kalo gitu kita gak usah pergi." kata Devano yang sudah marah.

"Oke... Oke...,aku langsung ganti pakaian." kata hulya yang mengalah akhirnya.

"Terserah." kata Devano.

Devano pun langsung pergi dari dapur dan hulya pun menyusul Devano dia tidak mau pas sampai rumah mama,papanya Devano mereka masih bertengkar.

"Dev kamu marah." kata hulya.

Devano tak menjawab pertanyaan hulya.

"Dev aku ngomong sama kamu loh." kata hulya yang kesal karena Devano tidak menjawab pertanyaan nya.

" Oke sekarang terserah kamu,mau marah kek, mau nangis, mau bentak. Terserah.... Aku gak perduli mulai sekarang jangan berharap aku akan mengikuti dan menuruti semua kemauan kamu dengan mudah,udah di baikin malah gak mau." kata hulya yang sudah marah.

setelah itu hulya pergi ke kamarnya,entah apa yang terjadi pada hulya hari ini dia kelihatan sensitif sekali, sedangkan Devano dia tidak memperdulikan apa yang di katakan hulya pasalnya dia masih marah kepada hulya.

Hulya POV:

Dev kenapa sih,suka marah gak jelas suka nyiksa aku tanpa alasan yang jelas suka bentak aku padahal kesalahan nya kecil dan lebih menyebalkan nya dia selalu berubah-rubah sifatnya bikin aku pusing saja, sepertinya selama ini aku yang terlalu berharap bisa merubahnya menjadi lebih baik padahal dirinya sendiri tidak mau berubah menjadi lebih baik bagaimana orang bisa merubahnya jika tidak ada keyakinan dari dirinya sendiri. Oke.. hulya kamu jangan bersikap seolah kamu tegar dengan semua yang kamu hadapi kamu jangan hanyut dalam sikap baik Devano ,kamu jangan mudah menaruh hati kepada nya meskipun dia suami kamu karena dia juga tidak mencintai kamu,dia tetap akan mencintai pacar nya itu siapa lagi kalo bukan Resa. Huh.... Jika ingat dengan perempuan itu ingin rasanya aku menjambak rambut panjang nya itu dan ingin rasanya aku mencakar wajah mulus dia itu, aku benci wanita yang sudah merebut hati suami ku itu.

SKIP

Sekarang hulya dan Devano sedang di perjalanan menuju rumahnya mama dan papanya Devano, jam menunjukkan pukul 06:30 atau jam setengah 7 pagi. Sepagi itu mereka pergi kerumah orang tuanya Devano,hulya jadi penasaran apa yang ingin di bicarakan oleh orang tua Devano dengan mereka. Devano dan hulya sibuk dengan pemikiran mereka masing-masing sehingga di dalam perjalanan tidak ada satupun yang membukakan suara termasuk maxs yang menjadi sopir mereka pun merasa tidak nyaman karena tidak satupun majikan nya mau berbicara, sekarang maxs seperti di sebuah kutub Utara menghadapi aura yang dingin.

Tak terasa ternyata mereka sudah sampai di rumah orang tuanya Devano yang merupakan mertuanya hulya, maxs tidak ikut masuk kedalam,dia bergabung dengan para bodyguard di luar untuk menjaga keamanan mansion deandra.

Hulya dan Devano pun masuk kedalam mansion deandra, kedatangan mereka di sambut dengan hangat oleh Ayana dan deandra.

"Kalian sudah makan." kata deandra.

"Sudah pa." kata hulya.

"Sayang ikut mama ke dapur yuk,kita bikin salad buah." kata Ayana mengajak hulya kedapur.

"Iya ma." kata hulya menuruti kemauan Ayana.

Sampainya di dapur hulya dan ayana langsung menyiapkan bahan-bahan yang akan mereka gunakan untuk membuat salad dan di bantu oleh para maid juga.

"Hulya kamu bahagia kan menikah dengan Dev." kata Ayana.

"E... Iya ma bahagia." kata hulya ragu-ragu.

"Kamu yakin..." kata Ayana.

"Iya ma hulya yakin,mama gak percaya sama hulya." kata hulya meyakinkan Ayana.

"Percaya kok sayang,tapi mama merasa ada sesuatu yang terjadi di antara kalian berdua." kata Ayana.

"Ah... Tidak terjadi apa-apa kok ma,sama kita berdua." kata hulya.

"Ya syukur deh, tapi hulya jika Devano menyakiti mu bilang ya sayang sama mama, jangan takut ya sayang." kata ayana dengan lembut.

"Iya ma, makasih telah khawatir sama hulya." kata hulya.

ayana tak menjawab perkataan hulya dia hanya membalasnya dengan senyuman dan usapan halus di kepala hulya.

Setelah selesai membuat salad buahnya hulya dan ayana ikut bergabung dengan devano dan deandra.

"Kebetulan kalian sudah pada hadir, sekarang papa mulai pembicaraan nya." kata deandra karena melihat hulya dan ayana sudah ada.

"Silahkan pa." kata ayana.

sedangkan Devano dan hulya tak menjawab pasalnya mereka tidak tau apa yang akan di bicarakan sama deandra dan ayana kepada mereka.

"Papa dan mama ini kan sudah tua jadi papa sama Mama berharap sekali kami dapat menggendong cucu secepatnya." kata deandra.

"Bener tuh kata papa." timpal Ayana.

Hulya dan Devano pun saling pandang, bagaimana bisa mereka memberikan cucu kepada orang tuanya sedangkan merekapun tidak pernah melakukan hubungan suami istri itu.

"Insyaallah secepatnya ya pa, ma." kata hulya canggung.

"Tapi kapan." kata ayana.

"Tunggu aja kali ma." kata Devano.

"Ya udah sekarang papa dan mama mau kasih kalian sesuatu, dan jangan menolak harus terima itu." kata deandra sambil menyerahkan paper bag ke pada Devano.

"Apa ini." kata Devano heran.

"Buka aja dulu Dev." kata ayana kesal.

Devano pun membukanya dan hulya juga ikut melihat nya.

"Tiket ke Paris." kata Devano dan hulya bersamaan.

"Iya... Anggap saja itu hadiah pernikahan dari kami,ya meskipun terlambat sekalian kalian honeymoon kesana." kata ayana dengan wajah senang.

"Honeymoon." kata hulya dan Devano kaget.

Bersambung....