Chapter 24 - Kandidat

"Akan ku masukan benda terkutuk ini ke mulut kalian"

Aku membuka mulut mereka.

"Tunggu coba ku bangunkan pakai cara biasa"

Aku menggoyang badan asuka, lalu dia bangun.

Aku menggoyang badan erisa, masih belum bangun, ku menyiram air ke muka nya, masih belum bangun.

"Master, anda akan melakukan apa?"

"Sesuatu yang berbahaya"

Aku membuka mulut nya dan memasukan irisan tipis cabe itu.

"Gyaaaa!!!"

Erisa terbangun dan langsung berlari ke kamar mandi.

Tak lama kemudian dia masuk ke kamar lagi.

"Hei Riala, apa tidak ada cara lain!?"

"Aku kehabisan ide, ku sudah membangunkan mu dengan cara normal"

"Aaaargh lidah ku menjerit kesakitan"

Setelah itu kami turun dan makan.

"Riala, jam berapa kamu bangun?"

"Jam 4"

"Pagi amat"

"hooh.. ku dah kebiasa"

Setelah makan kami berdua mengganti baju dan menggunakan cleaning dan berjalan menuju sekolah.

Saat tiba di kelas ku melihat Fierre dan Crinea.

"pagi Fierre, pagi Crinea"

"Oh pagi Riala, pagi juga Erisa"

"Pagi"

Pelajaran pertama adalah sejarah, guru nya seorang kakek kakek.

Akhirnya waktu istirahat.

"Erisa mau ikut ke perpus?"

"Mau"

Kami berdua berjalan ke lantai 2, lalu ke ujung lorong, ada sebuah pintu, kami membuka nya dan melihat banyak buku.

Tiba tiba seorang wanita berjalan ke arah kami.

"Maaf perpustakaan hanya untuk kaum bangsawan"

"Apa? Ini namanya diskrimasi"

"Tapi memang seperti ini peraturan nya"

Kami keluar lagi.

"Aaaah apa apa an itu"

"Cih.."

Akhirnya kami ke kantin, antrian nya agak ramai, kami masuk ke dalam barisan.

Tiba tiba ada orang memotong jalur kami.

"Kami bangsawan biarkan kami duluan"

Aku dan Erisa saling menatap.

"Kalian pikir kami peduli sama bangsawan" ucap Erisa

"Bodo amat" dukungku.

"Apa!? Nantu ku adukan ke orang tua ku"

"Haah! Lihat ada bangsawan manja disini"

"Manja"

"Kalian!"

Salah satu dari mereka menarik pedang mereka.

"Haah! Lihat anak manja ini ngamuk"

"Manja"

"Kalian!!!"

"Oh lihat anak baron ini marah"

"pemarah"

Dia menebaskan pedang nya ke arah kami.

Ku menangkisnya dengan koin perak.

"Ooh.. anak kelas C ini menantang kita"

"Lemah"

"Emang nya kalian kelas apa hah!? palingan B"

""Kami kelas A""

"Memangnya kenapa dengan kelas A!? Tinggal ku adukan dan kalian keluar dari sekolah ini"

"Lihat dia mulai menggunakan nama keluarga"

"Pengecut"

Muka orang itu mulai memerah.

"Baiklah akan ku adukan setelah pulang sekolah nanti"

"Oooh kamu berani? Kekuatan kami ini bisa menghancurkan benteng kota ini, kamu yakin akan mengadunya?"

"Kami kuat"

Orang itu menghentikan langkah nya.

"Lagian sekolah ini netral dan tidak memihak bangsawan ataupun rakyat biasa"

"Adil"

Orang itu langsung berlari pergi.

Tiba tiba sekeliling kami bertepuk tangan.

"Kalian hebat bisa mengalahkan bangsawan dengan mulut"

"Benar sekolah ini netral tidak memihak!"

Lalu seorang pria tinggi berambut merah datang ke arah kami.

""Ketua osis?""

"Kalian bilang kekuatan kalian bisa menghancurkan benteng kota ini?, kalau begitu coba hancurkan dinding batu yang ku kubuat"

Kami mengikuti nya ke lapangan latihan, disana banyak penonton.

"Stone wall!"

Lalu muncul dinding batu yang menutupi tubuh bagian depan nya.

"ini dinding batu dengan ME 700.000"

Aku melihat ke arah Erisa.

"Kamu saja Erisa, ku tidak mau rahasia ku terbongkar"

"Ok"

Erisa memanggil senjatanya, pedang hitam legam.

Dia menancapkan pedang nya ke tanah dan seketika mana mengalir dari pedang ke badan nya.

Dia mengacungkan jari telunjuk nya ke arah dinding buatan itu.

"KABOOOOOM!!"

Jari telunjuknya menembakan bola hitam seukuran kelapa.

Bola itu mengenai dinding itu dan meledak serta menghisap tanah di sekitar nya.

Setelah ledakan itu hilang hanya terlihat kawah berdiameter 3 meter dengan kedalaman 3 meter.

"Huuh.. ku berlebihan"

"Tidak apa apa Erisa"

Pedang Erisa, bernama Pendulum, kemampuan pedangnya mengubah mana di udara menjadi mana nya, sehinga ME nya meningkat pesat saat menggunakan pedang itu.

"Baiklah sekarang giliran mu"

Dia membuat 1 dinding batu lagi.

Dengan ME ku yang 40 mustahil dengan sekali tembak.

Ku menembakan bola api ke dinding itu lalu menggunakan frezia, lalu ku menendang dinding batu itu dengan ringan dan langsung hancur.

"Menarik, ME hanya 40 tapi bisa menghancurkan dinding ini meskipun bukan sekali tembak, baiklah kalian berdua mungkin bisa bergabung dengan osis"

""Eeh??""

"Setelah kalian kelas 2"

""Ooh...""

Kemudian bell berbunyi, kami berdua langsung ke kelas.

"Wow Erisa, kamu bisa menghancurkan dinding buatan ketua osis" ucap Fierre

"Aah.. kurasa kamu bisa menghancurkan nya dengan tinjuan mu"

"Ehe, berkat senjata panggilan ku, PE ku naik menjadi 2.000.000"

"Hebaaaat kamu mendekati rekor manusia terkuat"

"Hahaha"

Xeion berjalan ke arah ku.

"Kemaren ku dengar ada dewa yang muncul di bumi"

"Aah.. iya kah?"

"Haaaah.... ku yakin pasti kamu"

"Hahaha"

"Omong omong tolong berkati tongkat ini"

"... kamu mau seperti apa?"

"Seperti meningkatkan mana atau lain lain"

"Ok, minerea exupelansin"

"Wow ku langsung mana ku makin banyak"

"Yaah..."

"Trima kasih"

Kemudian Dariun berjalan ke arah Erisa, ku pergi meninggalkan mereka, ku melihat Zeno dan Lawney bertengkar, Toru yang duduk di pojok di kerumuni siswa lain, sepertinya dia di paksa memberitahu cara mengelola mana.

Aku merasakan kumpulan mana di samping ku, lalu Toru muncul di samping ku

"Haah.. yang Fierre bilang benar"

Siswa siswa itu terkejut dan melihat sekeliling.

"Sekarang pelajaran apa?" Tanya ku.

"Ntah, ku ngak melihat jadwal"

"Ooh ok"

"Oh iya, ku mencoba untuk membuat bola api terus menerus, ku melakukan nya selama 3 jam, dan ME ku menjadi 100k"

"Oh kamu akhirnya paham arti memperluas batas"

"Ya, dulu waktu di desa ku memaksakan diri untuk membuat serangan sekuat yang ku bisa"

"Siapa yang mengajari mu begitu?"

"Guru ku"

"Gurumu sesat"

"Eeh.. eh.. kurasa ngak, beda orang beda efisiensi"

"Itu akan berhasil jika orang nya keras kepala"

"Benar juga sih guruku sangat ngotot"

Kemudian ku merasakan aura mengerikan sedang datang ke sini.

"Semuanya dia datang"

Kami langsung duduk di tempat masing masing.

Guru sihir itu datang lagi.

Akhirnya waktunya pulang.

"Riala kamu pulang dulu ya, aku mau ke kamar Fierre"

"Ok"

Aku berjalan pulang.

Aku tidak langsung masuk ke rumah, aku berjalan ke belakang rumah, aku melihat ke arah kolam

"kok kolam nya tidak ada ikan ya"

Aku melempar batu ke dalam dan terdengar suara tok tok.

"Ha!?"

Aku masukan tangan ku dalam, di bawah air itu terasa kering.

Aku meloncat ke dalam dan melihat lorong.

Mungkin ada jalur rahasia ke suatu tempat.

--------------------

//////

"HAAAAAH!?? KAU MEMILIH MEREKA BERDUA JADI ANGGOTA OSISI!?" Teriak lamiya

"Memang nya kenapa?, mereka kan sangat kuat"

"Bukan!! Jangan mereka berdua, jangan dari team 1 kelas 1 pokok nya!!"

"memangnya kenapa???"

"Pokoknya jangan!!"