Chapter 25 - Rahasia Bawah Kolam

Aku berjalan di lorong itu.

Aku melihat ada sebuah pintu dan mengintip isinya hanya ruangan kosong.

Aku berjalan lagi lorong itu terdapat banyak kamar kosong.

"lorong nya panjang sekali, mengarah kemana ini"

Lalu ada satu pintu di ujung lorong itu, ku mendengar suara dari dalam.

Aku mencoba menguping ada suara mendesah.

'Ok kurasa ada orang berbuat tidak tidak disini'

Aku pura pura batuk dan suara itu menghilang.

'Kup buka? Tidak ku belum siap melihat hal yang tidak tidak'

Aku menggunakan sihir pendeteksi dan merasakan 2 orang saling menempel.

'Sial ku tidak berani memergoki mereka'

Aku mengumpulkan mental.

Lalu ku menaikan batasan ku menjadi 1.000.000.

'Aaah sial'

Aku berkeringat dingin ku tidak berani melihat apa yang ada di balik pintu itu.

'Baiklah!'

Aku menendang pintu itu dan tidak melihat apa apa.l

'Mereka kabur huuh?'

Aku mengecek tiap sisi ruangan, lalu ku menemukan sebuah tombol rahasia, ku menekan tombol yang terlihat mirip dengan bata.

Lalu muncul tangga menuju ke bawah.

Aku turun ke bawah dan melihat jalan bercabang.

"Labirin.."

Aku mengeluarkan antagonism.

Aku menggoresi dinding yang aku lewati.

Ntah berapa lama ku berjalan di labirin itu.

"Hampir semua dinding ku gores tapi tidak tidak ada pintu lain"

Aku menggunakan persepsi sihir, aku tidak merasakan apa apa.

Aku mencoba membuat gula batu.

Saat ku mengeluarkan mana, ada sesuatu yang mengacaukan aliran mana ku, ku mengikuti aliran mana pengacau itu, mana itu berasal dari belakang dinding, ku menendang hancur dinding itu, dan terlihat tangga ke bawah.

"Seberapa dalam ini"

Aku berjalan ke bawah dan melihat ruangan dengan beberapa rak buku.

Aku ke rak buku itu dan mengambil salah satu buku.

Aku membaca buku yang ku ambil, buku itu berisi cerita anak kecil.

"Hm.. dongeng"

Aku menutup buku itu lalu jatuh selembar kertas, aku mengambil kertas itu, kertas itu terlihat seperti pecahan gambar.

Aku membuka buku lain dan mengecek nya

Akuu mendapat 9 lembar kertas, aku menyusun kertas lertas itu dan terbentuk sebuah lingkaran sihir.

"Lingkaran sihir apa ini?"

Aku menggunakan sihir penyalin dan menyalin di kertas lalu ku lipat dan masukan ke kantong.

Aku mencoba menggambar lingkaran sihir itu di lantai.

Selesai aku menggambar muncul sebuah retakan.

"Hmm..."

Aou masuk ke dalam retakan itu.

Di dalam retakan itu ada sebuah tangga memutar jauh ke dalam.

Aku langsung meloncat ke tengah tangga itu

Aku melihat ada dasar dan ku membuat badan ku menjadi ringan dan turun dengan lambat.

Aku melihat sebuah pintu ku membuka nya dan melihat ruangan yang berkilau kilau karena warna emas nya.

Aku memasuki ruangan itu.

Ada tangga menuju ke atas, aku menaiki tangga itu dan ku melihat deretan tempat duduk.

"Ini dimana?"

Aku merasakan aura berapa orang sedang berjalan kesini, aku melihat sebuah lemari dan bersembunyi di dalam nya.

Tak lama kemudian beberapa orang berjubah hitam masuk dan mengambil tempat duduk.

"Pertemuankah?"

Tak lama kemudian datang seorang wanita cantik dengan tanduk dan ekor iblis.

"Baiklah kalian boleh melepas jubah kalian"

Mereka melepas jubah mereka, beberapa laki laki dan perempuan, mereka semua terlihat sempurna dan memakai baju yang bisa membuat orang langsung bernafsu, untuk ku biasa saja karena aku dewa.

"Succubus dan Incubus?, ini di neraka?, jadi suara itu dari mereka"

"Ada apa kami di kumpulkan disini?, kami sedang menggoda manusia manusia lugu"

"Yaah maaf mengganggu kalian, sebenarnya ada yang mengetahui markas kita"

"Apa!? Bukan kah ini tersembunyi dengan baik?"

"Ntah bagaimana dia bisa tahu disini, yang jelas ada dinding di labirin yang pecah"

"Tenang saja kalau dia menyerang kita, kita goda saja dia baik laki laki maupun perempuan pasti tunduk"

"Ya, apalagi disini ada beberapa Succubus queen dan Incubus king"

Ku tetap diam di dalam lemari itu.

"Baiklah kita tunggu dia sampai disini"

"Hmm..?"

"Ada apa?"

"Ada sesuatu di dalam lemari itu"

"Apa?"

Salah satu dari mereka datang mengarah ke lemari ku bersembunyi.

"Gawat!"

Dia membuka lemari tempat ku bersembunyi.

"Hei ada gadis manusia di sini"

"Gadis manusia?"

Aku berkeringat dingin.

'Gawat...'

Tiba tiba ada suara benturan di belakang mereka.

Wanita yang berdiri di atas itu menunduk dengan sangat keras.

"Hei hei jangan menyiksa dirimu"

"Trima kasih telah datang ke gubuk kecil ku"

"Aah ku hanya tersesat, dan juga ini bukan lah gubuk tapi rumah yang hebat"

"Saya tersanjung mendengar pujian anda"

Para Succubus dan Incubus lain bertanya tanya.

"Kalian semua tidak sopan beliau itu adalah seorang dewi, kalau dia marah neraka ini bisa lenyap"

"Apa!?"

Mereka semua menunduk juga.

"Ku penasaran, ku tidak mengeluarkan aura suciku tapi mengapa kamu bisa tahu aku dewi?"

"Ku bisa merasakan sedikit aura anda, ku juga mendengar cerita mu dari teman ku cerberas"

"Aah.. kukira cerberus itu terus duduk di depan pintu"

"Tidak, dia terkadang masuk untuk istirahat"

"Begitu"

Aku mengambil jam dan melihat jarum merah jam nya menjadi sangat lambat.

"Ada keperluan apa sampai anda datang kesini?"

"Aah.. ku kebetulan tinggal di rumah dekat kolam sihir itu, ku masuk ke kolam itu karena penasaran tahu tahu ku ada disini"

"Ah itu rumah anda? Maafkan ketidaktahuan saya, silahkan hukum saya"

"Aah tidak ada apa apa, ku juga lagi bosan, dan juga kalian cukup berjasa dalam mencegah pemerkosaan di kaum manusia"

"Trima kasih"

"Baiklah ku pergi dulu, oh iya kalau ada hal darurat tolong izinkan kami untuk mengubah kolam itu menjadi tempat evakuasi"

"Baik"

Aku berteleportasi ke ruangan yang ada retakan itu, ku menghilangkan retakan itu, ku juga memperbaiki dinding yang kurusak dan menutup kembali pinu rahasia itu lalu keluar dari kolam.

Badan ku agak basah.

"Dry"

Ku melihat langit agak oren.

Ku masuk dan di sambut Asuka.

Erisa turun dan ngomel ngomel.

"Riala kenapa lama sekali baru pulang? Ini sudah hampir 5 jam sejak pulang sekolah"

"Aah maaf maaf ku tadi ada keperluan mendadak"

"Ya sudah tidak apa apa, apa kamu sudah seledai pr pak botak itu?"

"Aah ku kulupa, kalau kamu?"

"Ku baru mau kerja"

"Kalau begitu ayo kerja bareng"

"O-kay"

-------------------------