Chapter 26 - Waktu Luang

Sekarang sudah hari ke empat ku bersekolah, bu Gravia masuk ke kelas kami lagi.

"Yang sudah selesai tes silahkan lakukan apapun yang kalian suka"

Kami team 1 keluar.

"Hei mau buat apa sekarang?" Tanya Erisa.

"Bagaimana kalau kejar kejaran?" Jawab Fierre.

"Ogah, lari mu secepat cheetah" ucap Zeno.

"Ku mau ke kantin mumpung sepi" ucap Lawney.

"Ku ikut" ucap Erisa.

"Kurasa ku ke lapangan latihan saja, ME ku sudah 200k, ku senang bangaaat" ucap Toru.

"Wow ME mu 200k bagaimana cara kamu latihan?" Ucap Dern.

"Ikut saja aku" ucap Toru.

"Kurasa ku tertarik" ucap Dariun.

"Kalian ke lapangan dulu, ku mau ke toilet" ucap Xeion.

Kemudian tersisa aku dan Crinea.

"Melihat, lolos, tidak"

"Oh ok"

Aku dan Crinea masuk ke kelas lagi, Crinea duduk di samping ku.

"Ajari, sihir"

"Hmm? Perhitungan sihir atau pengelolaan sihir atau efisiensi sihir?"

"Arti"

"Hmm.. bahasa sihir?"

"Bukan, dewa"

"Ah.. kamu tahu?"

"Ya"

Aku kemudian mengajarinya membaca dan menyebut serta arti artinya, Crinea ini cukup cepat mengerti, jadi tidak perlu ku ulang.

"Sihir kuno, keren"

"Ooh kamu mau memakai sihir kuno?"

"Memperbarui"

"Ooh ide yang bagus"

Aku mengeluarkan sebuah buku.

"Ini buku daftar sihir kuno serta penjelasanya"

"Trima kasih, berguna"

Tak lama kemudian ada suara kaca pecah.

"Yeeey!!"

"Silahkan keluar kalau mau"

"Trima kasih"

Orang itu berlari keluar.

"Selamat..."

"Riala, ini, Apa?"

Dia menunjuk ke kalimat meisity.

"Ooh itu artinya berkabut"

"Berkabut.."

Dia menggambar lingkaran sihir di kertas nya, setelah selesai dia merapalkan sesuatu dan muncul kabut dari lingkaran sihir yang dia gambar.

"Woow berhasil"

"Sihir baru, lelah"

Dia mengeluarkan 1 kutukan neraka dan memakan nya.

Siswa yang kebetulan melihat nya terkejut bukan kepalang.

"Segar, lanjut"

"Perutmu baik baik saja?"

"Tahan"

"Jangan jangan kamu pernah memakan jamur api?"

"Pernah, dulu, kecil"

"Ku terkejut kamu masih bisa hidup"

"Beruntung"

Jamur api itu berbentuk seperti jamur kuping, tapi bagian bawah nya berwarna merah, disebut jamur api karena jika terkena cairan asam lambung akan terbakar, biasa orang yang memakan nya akan tewas, atau hidup dengan daya tahan baru.

Lalu ada suara pecah lagi.

"Hiiuuh.."

Dia menyalami bu Gravia lalu pergi.

"Selamat.."

Aku melihat Crinea menggambar sebuah kucing, lalu dia menggambar lingkaran sihir di atas kucing itu.

"Bangun"

Kucing yang dia gambar tiba tiba muncul di atas kertas, ku mencoba menyentuh kucing itu, namun tangan ku jadi berwarna hitam.

"Kukira bisa di elus"

"Tidak, sihir pengendali"

"ini sihir original mu?"

"Ya"

Dia menggambar sebuah panah dan mengendalikan panah itu bergerak ke depan dan belakang.

"Ooh! Kamu mau buat ini untuk lomba?"

"Ya"

Crinea membaca buku itu lagi lalu dia menggambar lingkaran sihir lagi.

"Kali ini apa?"

"Kembang api"

"Kurasa itu tidak perlu memakai sihir, ku bisa membuatnya dengan kimia"

"Benarkah?"

"Ya"

"Baiklah"

Dia membaca buku lagi.

*prang*

"Horee"

Orang itu kemudian bicara dengan bu Gravia dan berjalan ke luar.

Crinea kemudian menggambar lingkaran teleportasi.

"Hm... untuk apa ini?"

"Perangkap"

Dia menggambar 2 lingkaran sihir, dia menaruh bola kertas di salah satu lingkaran sihir, lalu kertas itu muncul di lingkaran sihir lain.

"Ooh..! Omong omong kapan acaranya?"

"Tidak tahu"

"Ooh.. ok"

"Ku, selesai, keluar"

"Ok"

Dia berjalan ke arah kantin, sedangkan aku ke lapangan latihan.

Ku melihat Xeion meng heal Dern.

"Ada apa?"

"Dern tidak sengaja terkena lelehan besi sihirnya"

"Apa yang dia buat?"

"Dia mencoba membuat bola besi berpijar"

Dern mengerang kesakitan, ku melihat ada besi tertempel di kulit nya.

"Biar aku yang urus"

Aku menggunakan reverse time apa Dern.

"Huuh? luka ku sembuh"

"Hebat"

Dia berdiri lagi.

"Kalau mau buat bola logam berpijar jangan pakai besi, pakailah orichalcum"

"Tapiku tidak tahu oricahlcum itu struktur nya seperti apa"

"Hm... kamu pikirlan aja cara besi yang sangaaaaaat keras dan tahan panas"

"Ooh.. ok"

Dia membuka buku nya dan di atas bukunya terbentuk bola besi dan besi itu terbakar.

"Woaah kali ini tidak langsung meleleh"

"Omong omong sihir seperti itu mau di pakai untuk apa?"

Aku melihat ke arah Toru, dia memegang pedang berwarna ungu.

"Hmm.. kok pedang mu yang biru jadi ungu?"

"Ntahlah setelah ku menguasai elemen air, pedang ku jadi ungu"

"Pinjam pedang mu"

"Oh.. ok"

Aku mengambil pedang nya.

"Ini pedang kegelapan"

"Haah?"

Dari mana ku tahu? Karena ku bisa membedakan elemen hanya dari aliran mana nya.

"Ku coba rapalkan sihir kegelapan"

"Hmm.."

"Direake sipherea"

Muncul bola hitam di depan nya.

"Oooh.. pedang ini membantu ku menguasai elemen"

"Ku penasaran elemen apa saja yang ada bisa kamu pelajari"

Ku berencana pergi ke kantin tiba tiba Dariun memanggil ku.

"Riala bisa kuminta waktunya sebentar?"

"Ooh ada apa?"

"Ku ingin menguji tebasan ku"

"Hm.. baiklah, kamu mau dengan dinding sihir atau ku tangkis"

"Dinding sihir aja"

"Ok, akan ku buatkan dinding berME 1.000.000"

"Baik"

Ku membuat sebuah dinding transparan.

Dariun menyiapkan kuda kuda nya, pedang putih nya bercahaya emas.

"Tebasan ke 1!"

Dia menebas ke depan dinding sihir itu masih baik baik saja.

"Tebasan ke 2!"

Hasil nya sama.

"Tebasan ke 3!"

Dinding itu retak.

"Wooow"

Ku memperbaiki dinding sihir itu.

"Tebasan ke 4!"

Dinding itu pecah.

"Hooh menarik, ku akan memberimu tantangan"

Aku membuat dinding sihir berME 10.000.000.

"Cobalah ini 10 juta"

"Apa!?"

"Rahasiakan ya"

"Baiklah"

"Tebasan ke 5!"

Gagal

"Tebasan ke 6!"

Gagal

Ntah tebasan yang keberapa kali

"Tebasan ke 27!"

Dinding itu mulai retak, Dariun sudah terlalu lelah.

"Tebasan ke 28!"

Retakan dinding itu mulai membesar

"Tebasan ke 29!"

Gelombang tebasan nya yang merah menjadi emas.

Meskipun begitu dinding itu masih belum pecah.

"Tebasan penghabisan!"

Muncul sebuah pedang raksasa di samping nya, dia menebas pedang yang di tangan nya, dan pedang raksasa itu menabrak ke dinding itu.

*crack*

"Haaah... haaah... masih belum pecah juga"

"Latihan lah terus, tebasan ke 30 mu memberi dampak 5 juta ME + 50% PE, total serangan mu 7.500.000"

"Hahaaa ku memecah rekor dampak serangan terkuat huh"

Dia kemudian terjatuh.

Aku memulihkan stamina nya.

Lalu dia berdiri lagi.

Aku membuat 10 kertas dan mengambarkan lingkaran sihir di kertas itu lalu ku gulung.

"Ini gulungan dinding ber ME 10 juta, bebas kamu mau apakan"

"Kamu tidak lelah setelah membuat gulungan dahsyat sebanyak ini"

".... aku mau ke kantin"

Aku langsung meninggalkan lapangan latihan.

Saat aku berjalan ke kantin ku berpapasan dengan kakak berambut putih.

Dia tiba tiba memegang pundak ku.

"Sebenarnya siapa dirimu?"

"...."

--------------------------