Chapter 29 - Mencari Telur (2)

'Sial ku harus kabur'

Aku berlari secepat yang aku bisa, setelah agak jauh ku meloncat ke semak untuk bersembunyi, secara kebetulan aku menemukan telur hijau, aku mengambil nya dan tiba tiba tanah di sekitar ku retak.

Dari retakan itu muncul akar.

Aku meloncat keluar dari semak itu.

Akar itu menusuk ke arah ku, aku membuat sebuah perisai sihir lalu kabur.

"Aaaah dasar telur hijau!!"

Setelah berlari agak lama akar akar itu tidak terlihat lagi.

Dan tanpa sadar ku berlari ke jalan buntu.

Aku berencana keluar namun tiba tiba monster bunga itu muncul lagi dan menghalangi jalan di depan ku.

"Sial!"

Aku membuat duri es dan menembakkan nya ke kepala monster itu.

Duri es ku berhasil menancap ke kepala nya.

Monster itu terjatuh.

"Hah!? Langsung mati!?"

Aku membuat beberapa duri es dan menembak ke kepala monster itu, duri es ku masuk ke kepala monster itu lalu monster itu pecah lalu jatuh sebuah telur hitam.

"... oh!"

Aku langsung mengambil telur itu.

Total poin ku sekarang 1860.

"Bagaimana cara mereka masukan telur ini ke monster monster?"

Aku terus memungut telur biasa yang berserakan, lalu aku melihat beberapa telur kuning.

"??"

Ku juga mengambil telur telur kuning itu.

'Bukannya telur telur ini hanya bisa di dapat dari monster?'

Aku terus memungut lalu ku tersadar, disini ada noda darah.

'Orang yang mati telurnya akan jatuh semua?, lagian lomba ini sampai berapa lama?'

Aku melihat seekor babi hutan, aku mengendap ngendap dan menembakan duri es ke kepala babi hutan itu, kali ini hewan yang ku bunuh tidak pecah.

'Hewan asli?'

Aku mengeluarkan belati dari tas sihir ku dan mengambil daging babi hutan itu.

Aku berjalan ke salah satu pohon dan duduk di bawah nya.

"Haah...."

Diriku cukup beruntung karena menguasai 3 elemen, api, air dan angin, penyihir biasa hanya menguasai 2 elemen saja, tapi sepertinya anggota team 1 menguasai hampir 7 elemen.

Aku meminum air di botol ku.

'Kira kira dengan poin 1900 an ini ku juara berapa?'

Aku melihat sekeliling, dan ku melihat tanaman strawberry.

Aku berjalan mendekati tanaman itu, tanaman itu merambat kemana mana.

Aku memutuskan mengambil beberapa anakan nya untuk ku tanam di kebun sekolah.

Aku mengambil 3 anakan lalu ku masukan ke tas sihir.

Aku kemudian memutuskan membuat beberapa ramuan mana yang dapat ku pakai jika dalam keadaan genting.

Aku mencari lagi daun tient dan bunga crik.

Setelah 20 menit menyelusuri hutan ku menemukan 4 daun tient, 3 bunga crik dan 1 mandragora lagi.

'Mungkin ku akan menjadi seorang pencari mandragora jika tidak punya uang suatu saat'

Aku membuat 3 ramuan mana, lalu ku simpan di kantong baju.

Aku mendengar suara pertengkaran, aku mendekat ke sumber suara itu.

"Ini telur kami yang nemu duluan!"

"Haah! Kami yang pertama disini tahu!"

"Enak saja, ini kan lomba mencari telur bukan lomba pertama di tempat"

"Hah! Akan ku kirim kalian ke lapangan"

"Kalau kamu bisa!"

Mereka ber 8 bertarung.

Aku melihat sebuah telur emas di dekat semak.

Aku berjalan ke belakang semak itu, lalu aku diam diam mengambil telur emas itu, setelah berhasil mengambilnya aku kabur.

"Hei! Dimana telurnya!?"

"Gara gara kalian telurnya hilang!"

"Apa!? Nantang gelud haah!?"

Mereka kemudian bertarung, aku melihat mereka dari balik semak.

Mereka saling menembakan sihir dan menebas pedang.

Akhirnya 7 orang lainnya menghilang, tersisa satu orang yang penuh luka dengan telur di sekitar nya.

"Hahaha aku pasti menang"

'Maaf ku tidak akan membiarkan kesempatan emas pergi begitu saja'

Aku menembakan duri es ke dada nya lalu dia menghilang.

Aku memungut telur telur di tanah itu.

60 telur biasa, 15 kuning 3 hijau.

Aku bersandar di pohon terdekat.

Tak lama kemudian ku bisa mendengar suara langkah kaki.

Aku memutuskan untuk tetap diam di tempat karena tidak ada telur di sekitar sini.

"Tadi ku mendengar sesuatu dari sini"

"Pasti hanya halusinasi mu Vyue"

"Kenapa kamu sama sekali tidak percaya padaku"

"Ku rasa Nio benar, ku tidak mendengar suara"

"Dengar tuh, Swei aja tidak mendengar apapun"

'Trio..'

Tak lama kemudian mereka bertiga melihat ku.

"Hei kamu yang disana tadi disini ada suarakan?"

"Kurasa ada, tadi ku melihat beberapa orang saling membunuh"

"Tuh kan dengar itu, ada suara kan?"

"Siapa tahu orang itu berbohong"

Kemudian mereka juga ikut istirahat.

"Nio, Swei apa yang kamu inginkan jika menang tadi?"

"Aah kalau aku ingin Riala menepuk kepala ku"

"Haha Swei parah amat, kalau aku ingin memberikan jepit rambut lagi ke dia"

"Lah kok malah kasih, seharusnya kamu meminta sesuatu bukan kasih"

"Kalau gitu ku ingin dia memelukku"

"Kalian berdua ini aneh, kurasa aku ingin dia melatih kemampuan sihirku"

"Tapi bukannya dia sibuk?, kan dia anggota team 1"

"Kelihatanya dia santai aja"

Aku berjalan meninggalkan mereka ber tiga.

Aku menemukan sebuah kolam, ada telur hijau di dasar nya.

'Lagi...'

Aku ragu ragu untuk mengambil telur itu, aku memutuskan untuk mengambilnya.

Aku melepas baju ku dan loncat ke dalam

Aku mengambil telur itu dengan aman, saat ku berenang ke permukaan ada penghalang sihir di permukaan kolam itu.

"!?"

Aku mengeluarkan tongkat dan menusuk nusuk penghalang sihir itu.

'Siaaaaaal!!!'

Aku terus menusuk penghalang itu, aku mencoba membuat gelembung udara untuk ku bernapas.

Tapi...

Air di kolam ini menyedot semua mana ku.

Ku tidak tahan lagi.

====

"Hei Erisa kenapa kamu selalu menaruh telur hijau di tempat yang berbahaya?"

"Ooh Fierre, mungkin saja ada yang berhasil mendapatkan kekuatan aslinya saat dalam keadaan terdesakan?"

"Hmm mungkin saja, tapi lihat siswa itu bukanya dia akan mati"

"Tidak lihat saja"

"Hm... ku kurang yakin dengan ucapanmu"

"Tenang saja, mungkin dia akan dipindahkan ke kelas A setelah lomba ini selesai"

"Huh?"

Aku merasa sesak, aku berusaha untuk tidak bernapas.

Namun aku tidak bisa bertahan lagi, badan ku memaksaku untuk menarik nafas.

"Eh!?"

Ku bisa bernafas dalam air?

Aku mencoba menarik nafas, dan aku baik baik saja.

"Hwuaaaah!?"

Tiba tiba kepala ku sakit, lalu satu kata muncul di pikiran ku.

"Specter"

----------------