Chapter 21 - Terbongkar

Crinea langsung menggambar 10 lingkaran sihir.

"Close area, Mute, visible, Truth"

Tiba tiba area sekitar lapangan latihan dan kursi penonton di tutupi penghalang.

Ku melihat muka Crinea terkejut, begitu juga yang lain, kecuali Erisa.

"Hei ada apa?"

Ku melihat ke atas, tertulis info ME dan PE.

ME : ??

PE : ??

'Ah sial'

Erisa turun dan memegang bahu ku.

"Mereka akan merahasiakan ini"

"Trima kasih

mereka semua turun ke lapangan.

"Riala sebenarnya ME dan PE mu berapa?" Tanya Lawney.

Ku berpikir agak lama.

"Kalau yang terkuat berapa?"

"ME dan PE nya 3 juta" jawab Erisa.

"Ooh.. ku hanya 900.000"

""Hanya!?""

Bu Gravia berjalan keluar dari area latihan, dia memberi jari jempol ke aku.

"Sebenarnya... ME bisa di tingkatkan dengan latihan khusus"

"Berarti kamu menembus batas mu?" Tanya Dern.

"Tidak, ku tidak suka mengambil jalan melewati batas, ku lebih suka memperluas batas sedikit dengan sedikit"

"Begitu, mulai hari ini ku akan latihan semampu ku!" Ucap Zeno.

"Ku juga" ucap Lawney.

"Kurasa kemampuan ku ini masih sangat rendah" ucap Dariun.

Erisa kemudian mengacungkan jempol.

"Hebat, baru jadi ketua sudah memberi motivasi besar"

"Haeeeeh....."

Crinea menghilangkan semua batas dan informasi.

"Baiklah langkah awal kita adalah memanggil senjata, apa ada yang sudah?"

Tidak ada yang mengangkat tangan.

Ku mengeluarkan antagonism.

"Ini senjata khusus ku, kalian coba panggil milik kalian"

"Bagaimana?" Tanya Zeno.

"Kalian kumpulkan mana kalian di tangan kalian, lalu pikirkan sesuatu yang berharga, dan juga masukan pecahan jiwa kalian"

Zeno kemudian menutup matanya, dan tangan nya muncul sebuah pedang merah terbakar bakar.

"Kereeen" teriak Zeno.

Yang lain juga mencoba nya.

Dariun memejamkan matanya, dan tangan nya muncul sebuah pedang putih elegan.

"Ini sangat bagus, sesuai dengan expetasi ku"

Dern menutup matanya dan tangan nya muncul sebuah buku sihir.

"Wow.."

Lawney menutup matanya dan tangan nya muncul sebuah pita hitam.

"Huaaah pita ini pita ku yang dulu"

"Apa kegunaan nya?" Tanya Zeno.

"Ini berisi sihir sihir elemen gelap ku yang dulu"

"Dasar putri kegelapan"

Fierre menutup matanya dan kedua tangan nya terpakai gelang merah.

"Ini kan... ini kan..."

Ku tidak tahu lanjutan nya apa, yang pasti itu sangat hebat baginya.

Xeion menutup mata dan memunculkan sebuah tongkat panjang putih.

"Mantap"

Crinea menutup matanya, tangan nya muncul sebuah bola merah sebesar kepala tangan, dia melepas bola itu dan bola itu berputar putar mengelilingi nya.

Toru menutup matanya dan muncul pedang berwarna biru di tangan nya.

"Akhinya ku bisa menggunakan elemen air ku"

Dan terakhir Erisa, dia memunculkan pedang hitam legam.

"Ini pasti kunci untuk mengetahui jati diri ku"

"Ok semua sudah memanggil senjata masing masing, hari ini kita bubar dulu"

"Hmm? Besok kita berkumpul dimana?" Tanya Lawney.

Aku berpikir agak lama.

"Kamar salah satu dari kita?"

Tiba tiba mereka menunjuk ke arah ku.

'Sial'

Kami bubar, ku dan Erisa pulang ke rumah ku.

"Erisa kamu mau kamar pribadi atau sekamar dengan aku dan Asuka?"

"Kurasa sekamar aja dengan kalian"

Aku membuka pintu dan terlihat Asuka sedang ngemil di meja depan.

Dia langsung menelan makanan nya dan menyambut ku.

Aku melihat dia memegang sebuah buku berwarna.

"Asuka dari mana kamu dapat buku itu?"

"Buku ini banyak di lemari dan kolong tempat tidur ada"

"Masih ada ya"

"Hmm?"

Yang di pegang Asuka adalah manga.

Ku dan Erisa masuk, ku membuat 1 tempat tidur dah laci.

"Hebat kamar ini muat 3 ranjang"

"Yaah.. kami masih memiliki beberapa kamar kosong lagi sih, kamu mau mandi?"

"Aku sih iya kalau kamu?"

"Akpu pakai cleaning aja"

"Ooh.. ok"

Aku ke dapur dan memasak, Asuka membantu ku, yaah.. pada akhirnya dia yang memasak semua nya, ku hanya memasak nasi nya.

"Hei Riala, alat apa ini?" Ucap Erisa sambil menunjuk ke lemari es.

"Buka aja nanti kamu tahu"

Dia membuka nya, aku bisa merasakan angin dingin dari lemari es yang dibukanya.

"Woow ini kotak ini bisa mengeluarkan sihir frezia"

"Itu bukan sihir, tapi perpaduan fisika dan kimia"

"Haa!? 2 materi menyebalkan itu bisa membuat benda sehebat ini?"

"Yah... begitulah"

Dia melihat ada sebuah es krim di dalam lemari es itu.

"Hei Riala apa ini boleh dimakan?"

"Boleh"

Dia mengambil eskrim dan memakan habis dalan 1 suapan.

Lalu dia terjatuh dan berguling guling, ku merasa ingin tertawa melihat nya.

Tak lama kemudian dia berhenti berguling dan berdiri lagi.

"Haaah..... ku merasa otak ku di pakaikan sihir ice insertion"

"Seharus mikir mikir dulu kalau mau makan"

"Ku tidak mengira bisa separah itu efek nya"

Aku ke kamarku dan mengambil manga di lemari ku lalu ku ke dapur dan membacanya.

"Hei Riala buku apa itu?"

"Buku cerita bergambar"

"Dongeng?"

"Yaah.. tapi ini lebih seru dan lebih keren"

"Boleh ku pinjam lihat?"

Ku memberikan nya dia kemudian mencoba membaca nya.

"Ini bahasa apa?"

"Aah..."

Ku kemudian melihat ke arah Asuka.

"Asuka kamu mengerti bahasa di buku itu?"

"Yaah.. yang anda ketahui terbagi juga di pikiran ku"

"Hooh..."

Ku kemudian mengajari Erisa bahasa di bumi.

"Ooh mudah juga ku mulai paham"

"Cepat juga kamu mengertinya"

Dia kemudian membaca manga itu sampai habis.

"Hei Riala ada lanjutan nya?"

"Coba cari di kamar mungkin ada"

"Baiklah ku akan pergi mencarinya"

"Makan dulu"

Asuka selesai memasak, yang dia masak adalah ayam goreng, sop, dan sayur tumis.

"Ooh.. ini masakanku dulu"

"dulu?"

"Lupakan saja Erisa"

Kami bertiga selesai makan, Erisa langsung berlari ke kamar.

"Asuka, kalau kamu mau tambahan buku kamu bisa pergi ke dunia atas"

'Trima kaaih atas izin nya"

Tak lama kemudian ada suara bell.

Aku pergi membuka pintu nya dan melihat Fierre di depan pintu ku, dia memakai kaos lengan pendek berwarna hitam dan celana selutut berwarna coklat.

"Ooh.. Fierre ada apa?"

"Ku ingin memberitahu kalau mungkin anggota team 1 akan di paksa seisi kelas untuk memberi tahu cara memakai mana yang benar"

"Kamu sudah beritahu yang lain?"

"Sudah, oh iya Erisa tinggal di sini kan?"

"Iya"

"Kalau begitu ku pergi dulu"

Tiba tiba aku mendengar suara langkah kaki.

"Ooh Erisa" Ucap ku.

"Halo Fierre"

"Syukurlah kamu mendapatkan kamar lagi"

"Iya, trima kasih waktu itu sempat membela ku"

"Yaah.. mereka berdua ngeselin sih, dan juga ku meninggalkan mereka berdua"

"Jadi kamu tidur dimana?"

"Yaah.. Crinea ada di kamar 124 dan dia sendirian jadi ku tinggal di kamar nya"

"Ooh begitu, ku harap mereka berdua ngak lulus lulus"

"Ku juga"

'Sepertinya mereka sangat membenci ke dua mantan teman sekamarnya'

Aku merasakan aliran mana kecil di samping Fierre dan tiba tiba muncul Toru.

"Hei riala Xeion ingin menemui mu"

"Hmm? Ada apa?"

"Ada hal penting yang harus di bicarakan secara rahasia"

"..."

--------------------