Chapter 22 - Kembali

"Dimana dia sekarang?"

"Lapangan latihan"

Aku berlari ke lapangan latihan, ku melihat Xeion masih memakai jubah serba putih nya.

Dia melihat ku lalu dia berjalan ke arah ku, dan kemudian dia bersujud.

"Eh ada apa!?"

"...."

"Hei seperti biasa aja kalau kamu tahu aku ini siapa, lagian ku tidak terlalu pedulian ngak seperti yang lain"

"Baiklah"

Dia berdiri lagi.

"Ada apa Xeion"

"Ini"

Dia berjalan ke samping dan ku melihat ikan berbulu dan berkaki kucing.

"Hah kok ada disini"

"Dia memohon di gereja agar mempertemukan dia dengan mu"

Ku menggunakan telepati ke ikan itu.

"Whiathie hiappinea?"

"Rixiacer"

"!?"

Aku langsung mengambil ikan itu dan berteleport ke rumah kakek.

Aku melihat ikan ikan itu berada di darat, mereka bergiliran masuk ke tempayan rumah kami.

"Siapa yang melakukan ini?"

Danau itu berubah menjadi hitam, seperti sesuatu meracuni nya.

Salah satu dari mereka menunjuk ke arah hutan.

"Desa?"

Lalu mereka meloncat.

"Hm..."

Ku menggunakan pure ke danau dan danau kembali bersih lagi, ku kemudian memberi mereka sihir pure.

"Kalau danau di racuni lagi, pakai sihir itu"

Ku ke dunia atas, dan lagi Eschiea datang ke kamar ku.

"Eschiea boleh?"

"Yah.. silahkan kalau mau"

"Baiklah... mungkin ku akan menegur terlebih dahulu"

"Yah itu lebih baik, dari pada beberapa yang tidak berdosa terkena dampak nya juga"

Aku mengubah pakaian ku menjadi baju yang sama seperti eschiea saat awal kami bertemu, ku juga mengubah tubuh ku menjadi lebih dewasa, warna rambutku juga ku ubah menjadi merah.

"Asecediinega"

Aku muncul di atas desa, lalu mengeluarkan semua aura suci ku.

"Kalian makhluk fana, untuk pertama kali dan keterakhirkalinya ku memperingatkan kalian untuk tidak merusak kemurnian air danau di bagian barat desa ini, jika kalian melakukan nya desa ini akan hilang dari peta"

Kemudian ku kembali ke dunia atas.

"Gimana?"

"Ku merasa malu..."

"Yaah ini pertama kali nya kamu bicara di khalayak umum seperti itu"

"Aaaaaah"

"Sudahlah"

Aku kembali seperti semula.

"Oh iya Eschiea, sudah berapa lama kamu menjadi tuhan?"

"Ntah ku sudah lupa, sudah berapa kali juta kali ya pluto mengelilingi matahari"

".... tua"

"Hahahaha mungkin kamu harus menemui Pleiades, dia hampir pangkat 3 umur ku"

"... ngak bosan tuh hidup terus dia nya?"

"Yaah... ku tidak tahu isi kepala nya"

"Hmm kelihatan nya di dunia bawah sudah agak malam ku pulang dulu"

"Bye"

Aku kembali ke kamar ku.

"Woah Riala kamu mengejutkanku saja"

Erisa sedang berbaring di tempat tidur nya sambil membaca manga.

"Hei Riala, ku mendapatkan tumpukan ide untuk sihir original ku yang baru"

"Baguslah, jadi kamu punya sihir lain jika terdesak"

"Lihat orang ini bisa menembakan sebuah bola hitam dari ujung jari nya, ku akan mencoba nya besok sepulang sekolah"

Dia berdiri dan mengarahkan jari nya ke jendela.

"Kboom!"

Tiba tiba cahaya merah muncul dari jarinya dan memecahkan jendela, Asuka masuk ke kamar dengan cepat sambil memegang senjata nya.

"Apa yang terjadi?"

"Erisa mencoba pose sihir barunya, tapi tidak sengaja mengaktifkan nya"

"Ooh begitu"

Erisa mencoba sihir ruang untuk memperbaiki jendela itu, namun malah mengakibatkan jendela nya hilang.

"Haaaaaah maafkan aku"

Aku berjalan ke arah lubang itu dan membuat ulang jendela nya.

"Wow sihir pencipta, ku ingin sihir seperti itu juga"

"Ini sihir pencipta? Kukira hanya mengubah mana sesuai yang ku mau"

"Hmmm?"

Erisa mengumpulkan mana di tangan nya lalu mana nya berubah menjadi kain.

Mata Erisa terkejut melihat kain di tangan nya.

"Semudah ini!?"

"Hooh"

"Aaaaaah kenapa ku baru tahu"

Dia kemudian membuat sebuah kotak dan dia membuka nya.

"Wuuhuu dapat juga akhirnya"

Dia membuka kotak itu dan terlihat tumpukan kain.

"Apa itu?"

"Lihat saja"

Dia mengeluarkan kain-kain itu dan terlihat sebuah botol.

"Wine tetanggaku yang berumur 70 tahun"

"Apa!?"

"Mau cicip?"

"Ya!"

Erisa membuat pembuka tutup dan 3 gelas, dia membuka wine itu dan wangi harum nya langsung tercium.

""Huaaaaaah""

Erisa menuangkan wine itu ke 3 gelas.

Ku dan Erisa bersulang dan kami meminum sedikit wine itu.

"Maniis" "enaaaak"

Terasa manis, tidak ada rasa asam sama sekali, namun masih sedikit sensasi karbonat nya.

Asuka juga meminum wine itu.

"Aku punya ide"

Aku berlari ke dapur mengambil gelas dan botol air.

Lalu naik ke atas lagi.

"Apa yang kamu lakukan?"

"Kan sayang kalau hanya sedikit"

Aku menuangkan sedikit wine yang di gelas ku dan mencampurkan air dan meminum nya.

"Masih terasa wine nya"

"...."

Erisa tetap meminum wine di gelas nya, ku terus mencampur wine dengan air dan meminum nya.

"Huaaah ini surga"

"Ku tidak kepikiran untuk membuat wine"

Asuka terlihat ingin segelas lagi.

Selesai minum ku ke kamar mandi dan menyikat gigi ku.

Aku mendengar suara bell lagi.

Aku turun dan membuka pintu, ku melihat crinea memakai baju putih di depan rumah ku.

"Ada apa crinea?"

"Fierre..."

"Fierre kenapa?"

"Sekarat"

"Huuh!?"

"Cabe"

"Ooh..."

Aku mengikuti Crinea ke kamarnya, beberapa siswa yang masih berkumpul melihat ke arah dengan tatapan tajam.

Kami sampai dan masuk ke dalam, ku melihat Fierre pingsan sambil memegang perutnya.

"Cabe apa yang dia makan?"

"Kutukan neraka"

Ku melihat cabe berwarna hitam meja di pojok ruangan.

"... pasti dia tersiksa"

"Salahnya, menantang"

Crinea mengambil cabe itu dan memakan nya, ku terkejut bukan kepalang karena dia memakan itu seperti tidak memakan apa apa.

Aku membuat pisau dan mengiris sedikit cabe itu, ku menyentuh cabe itu dengan tangan ku, tangan ku langsung terasa panas.

"Gila, lidah macam apa yang kamu miliki!?"

"Sihir, rasa sakit, pengecap, mati, makan untuk memulihkan mana"

"Oooh..."

Aku memakaikan sihir penyembuh paling manjur, reverse time.

Fierre langsung terbangun.

"Aku selamat... ooh Riala trima kasih"

"Kamu berani juga memakan benda terkutuk itu"

"Habis ku melihat Crinea memakan nya dengan santai"

"Haaah... mudah amat kamu terpancing, meskipun ku juga jadi penasaran rasanya"

"Haah.. rasanya seperti ada fire ball di perut dan mulutku, gila ku tidak akan memasukan benda terkutuk di mulutku"

"Kalau begitu ku pergi dulu"

"Byee"

Aku berjalan keluar kamar, Aku berusaha untuk mengabaikan pandangan para siswa kelas 10, ku melewati ruangan osis yang berada di lantai bawah, tiba tiba wanita berkaca mata itu terlontar dari pintu.

Badan nya terluka luka.

Aku langsung berlari ke arah nya dan menyembuhkan luka luka nya.

Aku melihat dalam ruangan yang pintu nya terbuka ku melihat beberapa anggota osis tergeletak di dalam, ketua osis terlihat melawan sesuatu, ku masuk dan melihat makluk berbadan merah, bertangan 8, kaki 4 berbadan manusia, berkepala 2, dan masing masing kepalanya memiliki tanduk.

Ketua osis terhantam oleh 8 tangan nya, lalu ketua osis pingsan, monster itu kemudian hendak memakan orang orang yang pingsan itu.

"Hentikan!"

Monster itu berbalik dan melihat ku, ku mengeluarkan antagonism.

-----------------------