"Aku dimana?Tunggu aku."
Lyra pun melihat dua orang yang sedang berlari ke arah hutan dan mengikuti dua orang tersebut. Lyra sempat bingung bagaimana ia bisa sampai ke hutan ini. Setelah di pikir - pikir Lyra sedang bermimpi tapi kenapa mimpi yang seperti sangat nyata.
"H - halo?" Lyra pun menyapa orang tersebut dari jauh. Tapi mereka serasa tidak melihat Lyra.
Dua orang tersebut duduk di bawah pohon, Lyra melangkahkan kaki nya mendekat kearah mereka. Setelah di lihat dengan jelas, dua orang tersebut sangat mirip dengan dirinya dan Tuan Steve. Bagaimana ini bisa terjadi?
Tapi ada sesuatu yang aneh, yaitu pakaian nya. Pakaian Steve seperti Tuan Muda yang tampan. Sedangkan Lyra disana tampak seperti pelayanan. Lyra bingung mengapa dirinya dan Steve bisa ada disana? Sebenarnya apa yang terjadi? Mengapa mereka lari ke dalam hutan? Lyra pun mendengar pembicaraan mereka.
"Kita harus pergi, Lyra? Aku tidak mau jika harus di jodohkan dengan wanita bangsawan itu." lirih seorang laki - laki yang mirip Steve sambil memeluk gadis itu
"Iya, Steve. Aku tidak mau kehilangan dirimu." Balas Lyra yang sambil membalas pelukan Steve.
Lyra pun terkejut, bagaimana bisa nama gadis itu juga Lyra? Apa yang sedang terjadi sebenarnya? Dan juga nama pria itu Steve? Lyra pun semakin bingung dengan maksud perkataan mereka.
Sebuah cahaya terang datang, bewarna putih terang. Seketika mimpi itu hilang. Lyra pun terbangun, dan berusaha mengingat nya.
"Tapi, kenapa mimpi itu seperti nyata?" Pikir Lyra dalam hati.
Lyra pun segera mencari sebuah buku kosong dan sebuah pena, lalu menuliskan mimpi itu di dalam buku. Dan berharap mimpi itu muncul lagi nanti. Lyra pun melihat jam yang menunjukkan pukul 06.00.
"Sudah pagi, aku harus siap - siap ke kantor sekarang." Lyra pun bergegas mempersiapkan diri untuk pergi ke kantor.
Dari luar jendela kamar Lhra, hujan turun dengan deras. Lyra bahkan tidak tahu ke kantor bagaimana. Lyra memutuskan untuk datang terlambat dengan meminta izin kepada Tuan Steve. Tiba - tiba telepon Lyra pun berdering. Lyra pun segera mengangkat telepon itu.
"Halo, ini siapa?" Tanya Lyra.
"Halo, ini saya Steve." Jawab Steve.
"Tuan, dapat dari mana nomor saya?" Tanya Lyra dengan kaget.
"Dari dokumen lamaran kerja. Mau saya jemput tidak, Lyra?" Tanya Steve.
"Oh, iya, mau Tuan. Kebetulan saya mau berangkat kerja tapi sedang hujan. Terima kasih Tuan." Jawab Lyra dengan senang.
"Iya sama - sama. Sebentar saya sampai." Steve pun mematikan telepon nya dan menyetir mobil ke arah rumah Lyra.
Steve pun sampai. Bel rumah panti asuhan itu pun berdering beberapa kali. Lyra segera berlari ke arah pintu dan membukakan pintu itu. Terlihatlah yang sedang berdiri memegang payung.
"Sudah siap?" Tanya Steve pada Lyra.
"Sudah Tuan." Lyra pun mengambil sepatu dan berpamitan pada Ibu pengurus panti tersebut.
"Ibu, aku berangkat dulu ya." Kata Lyra sambil tersenyum.
"Iya nak, hati - hati di jalan." Kata Ibu Lyra.
"Iya Bu, saya pergi dulu Bu." Sahut Steve dengan ramah.
"Iya nak." Balas Ibu panti tersebut.
Steve pun memayungi Lyra berjalan ke arah mobil. Steve membuka pintu mobil untuk Lyra. Kemudian Steve pun masuk mobil. Steve menyalahkan mesin mobil dan pergi ke kantor.
"Kamu sudah sarapan?" Tanya Steve pada Lyra.
"Belum Tuan, Tuan sendiri?" Tanya Lyra pada Steve.
"Belum juga. Kalau begitu ayo kita pergi ke cafe sebentar untuk sarapan." Ajak Steve.
"Baiklah Tuan." Lyra pun mengiyakan hal itu.
Steve pun mengendarai mobil nya menuju cafe terdekat. Mereka pun sampai, dan masuk ke dalam cafe.
"Kamu mau pesan apa?" Tanya Steve pada Lyra.
"Kopi dan roti isi saja, Tuan." Jawab Lyra.
"Baiklah, kalau begitu tunggu ya. Saya pesan dulu." Steve berjalan menuju pelayan dan meninggalkan Lyra.
Lyra pun mengambil tempat duduk. Lyra pun termenung apa harus ia ceritakan saja mimpi itu pada Tuan Steve. Tapi, Lyra berpikir Steve akan menganggap itu bunga tidur. Steve pun menghampiri Lyra dan membawakan pesanan yang di pesan Lyra tadi.
"Lyra ini pesanan nya." Steve meletakkan itu depan di meja depan Lyra.
"Ah, terima kasih Tuan." Lyra pun meminum kopi hangat itu.
"Hangat sekali." Kata Lyra sambil menikmati kopi itu.
Steve pun tersenyum mendengar perkataan Lyra. Steve menatap Lyra yang sedang asik memakan roti isi miliknya.
"Lyra, apa itu enak?" Tanya Steve pada Lyra.
"Enak Tuan." Sahut Lyra.
"Boleh saya coba?" Pinta Steve.
"Boleh." Lyra pun memberi roti isi itu pada Lyra. Steve pun memakan roti isi milik Lyra.
"Enak." Jawab Steve sambil asik memakan roti isi itu.
"Tuan, apa kita tidak terlambat ke kantor?" Tanya Lyra dengan khawatir.
"Tidak Lyra, jam kerja kantor itu pukul 08.00 . Tenang saja... ." Kata Steve yang sedang asik makan.
"Baiklah, Tuan apa saya boleh bercerita?" Tanya Lyra dengan hati - hati.
"Boleh Lyra, apa itu?" Jawab Steve dengan penasaran.
"Semalam saya bermimpi aneh Tuan. Saya bermimpi melihat dua berlari ke arah hutan. Satu perempuan dan satu laki - laki kedua nya saling mencintai Tuan. Tapi sayang, laki - laki itu tidak ingin di jodohkan. Dan perempuan itu tidak ingin mau jika harus kehilangan laki - laki yang dincintai nya." Kata Lyra sambil mengingat kembali cerita itu.
Steve terkejut mendengar Lyra menceritakan itu. Pasti yang di ceritakan itu adalah dirinya sendiri dan Lyra. Steve pun berpikir sejenak.
"Lalu siapa nama laki - laki dan perempuan itu?" Tanya Steve untuk memastikan, apakah yang dipikirkan nya itu benar atau tidak.
"Nama nya S- steve dan L- lyra." Jawab Lyra dengan sedikit takut.
Steve pun terkejut, Lyra sudah melihat sekilas kejadian yang menimpa nya di masa lalu. Steve pun memutuskan memberitahukan Lyra semuanya.
"Sebenarnya mimpi itu, terdapat kaitan nya dengan kita. Itu adalah kita di masa lalu." Jawab Steve dengan menatap Lyra dengan serius.
"Tapi Tuan, seperti itu tidak mungkin. Mungkin hanya kebetulan Tuan." Kata Lyra seakan - akan tidak percaya.
"Mungkin saja, tapi itu benar Lyra." Kata Steve.
Lyra hanya terdiam, di dalam benaknya. Mungkin saja ada benarnya. Tapi masa iya.
"Seperti nya kamu sendiri yang akan mengetahui nya. Kita pernah hidup bersama Lyra." Kata Steve sambil memegang tangan Lyra. Lyra pun masih terdiam, mencerna perkataan Steve.
"Ah, T- tuan seperti nya bisa kita bahas lain waktu untuk masa ini. Kita harus ke kantor Tuan. Nanti kita terlambat." Ajak Lyra.
Steve mengiyakan hal itu, dan membayar pesanan mereka dan langsung menyetir mobilnya ke kantor.
"Suatu saat kamu akan mengingat nya Lyra. Aku akan membuat mu mengingat nya sedikit demi sedikit." Kata Steve dalam hati.