Chereads / PICK LOVE [INDONESIA] / Chapter 19 - FAKTANYA LO SUKA 'A' DAN LO BUTUH 'B'

Chapter 19 - FAKTANYA LO SUKA 'A' DAN LO BUTUH 'B'

"Lo jauhin gue?" tanya Salsha penasaran karena satu minggu ini Iqbal terus sibuk dengan dirinya sendiri. "Oh ya? Gue rasa gue enggak," jawab Iqbal sekenanya.

"Iya, yang gue rasakan lo jauhin gue. Dan, lo sibuk sendiri akhir-akhir ini," Iqbal tersenyum lebar sekarang. "Gue ada perlu beberapa hari ini, gue sibuk belajar," Salsha menganggukan kepalanya memahaminya.

"Gue pacaran sama Aldi sekarang, dari tiga hari yang lalu," ucap Salsha memberitahu Iqbal yang direspon senyum tipis. "Gimana Aldi menurut lo?" Salsha mengangkat bahunya tidak bisa mendiskripsikannya.

"Kaya biasa aja, enggak ada yang berubah. Masih romantis, perhatian, ya kaya biasa gimana gue sama dia sebelum kenal sama lo," Salsha menghela nafasnya lelah.

"Kenapa ya saat gue pikir gue bahagia sama apa yang gue punya justru keadaan membuat gue sadar kalau ternyata gue mau punya satu justru kehilangan dua-duanya," Iqbal menyatukan kedua alisnya membuat ekspresi. "Apa maksud lo?" Salsha mengangkat bahunya tidak mempeepanjang.

"Tania ngajakin gue ketemuan nanti," adu Salsha pada Iqbal, Iabal hanya mendengarnya saja. "Gue suka dengar lo mau akur sama Tania," Salsha menggelengkan kepalanya tidak satu pendapat.

"Gue rasa bukan itu yang mau Tania omongin," Iqbal menghentikan tangannya untuk berhenti menulis. "Maksud lo?" Salsha kembali menggelengkan kepalanya tidak bisa mempercayai pemikiran gilanya.

"Apa yang sebenarnya mau lo omongin, gue enggak paham sama jalan pembicaraan ini," Salsha menghela nafasnya lelah. "Gue juga enggak tahu, gue cuma ragu sama hubungan gue sama Aldi karena Aldi minta gue jauhi lo kalau gue mau jadian sama dia," Iqbal menajamkan matanya.

"Lo korbankan gue?" Salsha menganggukan kepalanya sangat polos. "Itu jalan satu-satunya," Iqbal menganggukan kepalanya berusaha membuang kekesalahannya.

"Apa lo bahagia pacaran sama Aldi?" Salsha menganggukan kepalanya lalu menggelengkan kepala setelahnya. "Apa-apaan jawaban ini," Iqbal tertawa saat Salsha menjawab keduanya. "Lo suka sama Aldi, dan lo nunggu Aldi jujur hampir dua tiga tahunan. Kenapa saat lo udah bisa pacaran sama lo, lo justru ragu sama perasaan lo sendiri?" Salsha menggelengkan kepalanya juga.

"Entahlah, gue rasa pacaran sama Aldi jadi hambar. Dan akhir-akhir ini dia juga menyalahi perjanjian juga. Aldi minta gue jauhi lo saat kita berdua pacaran, dan gue lakukan. Tapi dia terus ketemu sama Tania dengan alasan lagi ngasih pengertian ke Tania," Iqbal menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Gue enggak tahu mau bilang apa," Iqbal tertawa canggung. "Gue takut kalau lo udah jadi punya orang lain dan gue terus deketin lo. Gue enggak mau ada masalah sama orang yang udah punya pacar. Ini masalah hak paten dan harga diri gue. Sal, maaf. Gue enggak bisa bantu mulai sekarang," Salsha menatap Iqbal keberatan.

"Kenapa?" tanya Salsa penasaran. "Bukannya lo suka sama gue?" Iqbal menganggukan kepala menjawabmya. "Iya, sampai sekarang gue juga masih suka sama lo. Tapi, gue enggak bisa berjuang lebih keras lagi kaya biasanya. Lo udah punya Aldi, dan begitupun sebaliknya," Salsha menghela nafasnya pasrah.

Salsha bingung sekarang, dia merasakan keduanya. Dia senang karena apa yang dia inginkan sudah didapatkannya. Dan Salsha juga merasa kehilangan karena Salsha juga membutuhkan Iqbal.

"Gue juga merasakan kekosongan itu sekarang, biasanya lo terus-terusan main ke rumah gue setiap hari. Tapi sekarang enggak," keluh salsha melihat perubahan Iqbal. "Apa lo jaga jarak sama gue?" Iqbal menganggukan kepalanya tegas.

"Iya, sebagai cowok gue juga pasti akan jaga jarak sama cewek yang udah punya pacar. Kenapa? Karena gue sebagai cowok juga tahu gimana rasanya jadi cowok kalau ceweknya didekati sama cowok lain. Gue bakal marah dan emosi. Sekarang gue lagi belajar gimana jadi gue saat gue udah punya cewek, wajar si susah tapi seenggaknya gue bisa belajar menghormati perasaan sesama cowok," Senyum Salsha memudar sekarang namun setelahnya dia tersenyum tipis.

"Gue suka gaya lo," komentar Salsha setelahnya, Iqbal mengelus puncak rambut Salsha sebentar. "Lo masih lucu juga," Salsha tersenyum lebar setelahnya. Iqbal tersenyum seperti biasanya, rasanya Salsha tidak akan keberatan lagi jika Iqbal masih bisa tersenyum semanis ini setiap hari.

"Bal, kaya gini terus ya? Kayaknya gue butuh senyum lo setiap hari," Iqbal menggelengkan kepalanya saat Salsha berusaha menggodanya. "Inget Sal, lo punya Aldi. Jangan terlalu dekat sama gue, untuk sekarang gue benar-benar enggak mau cari masalah sama cewek yang punya pacar. Gue enggak mau melanggar prinsip gue sendiri," Iqbal kembali fokus mengerjakan tugasnya. Salsha masih diam, dia memperhatikan Iqbal sangat serius.

"Ada yang aneh yang lagi gue rasakan," Iqbal menghentikan gerakannya, dia melirik Salsha sebentar. "Jangan mempersulit keadaan Sal, tolong," Salsha dibuat terdiam seribu bahasa. Dia tidak bisa berbicara apapun sekarang, apa Iqbal menyuruhnya untuk menjauhinya?

"Bal," panggil Salsha, namun Iqbal menutup kedua matanya dan membuat tanda memohon dengan kedua telapak tangan menyatu menempel di keningnya. "Jangan paksa gue semakin suka sama lo dengan cara ini, cukup sampai sini aja gue jadi korban hubungan kalian berdua. Ayo berteman aja, gue lebih nyaman menyimpan perasaan gue sendiri daripada harus merusak hubungan orang lain apalagi lo udah nunggu hubungan ini bertahun-tahun sama Aldi jangan paksa gue Sal. Gue minta tolong banget sama lo," Salsha menggelengkan kepalanya tidak setuju. Ada yang sakit tapi Salsha tidak mengatakannya, dan ada yang lebih sakit tapi Iqbal membiarkannya.

°°°

"Ada apa?" Tania menggelengkan kepalanya sopan. "Apa kalian berdua pacaran?" Alis Salsha menyatu karena bingung. "Siapa sama siapa?" Tania memutar bola matanya malas.

"Apa lo punya dua cowok yang lo suka?" Salsha terdiam dengan ucapan Tania. "Apa hati lo punya dua sisi dan dua nama yang berbeda?" Salsha masih diam sjaa tidak membahasnya.

"Apa maksud lo," Tania terkekeh, dia melirik Salsha sinis. "Sal, gue enggak serakus itu buat suka sama cowok. Dan, gue enggak sebego itu buat bisa suka sama dua orang diwaktu yang sama," cibir Tania lagi, Salsha paham sekarang.

"Iya, gue pacaran sama Aldi," jawab Salsha dengan tegas, dia malas memepertegas ini. Tapi jika dengan Tania, Salsha harus melakukannya atau akan kehilangan cinta pertamanya.

"Kenapa lo enggak tahu diri? Aldi suka sama lo, dan lo paksa Aldi buat pacaran sama lo dan nyuruh Aldi jauhin gue? Pacaran apa kalau kaya gitu? Ini bukan cinta namanya," Salsha memutar bola matanya cukup marah.

"Apa lo pikir Aldi enggak maksa gue jauhin Iqbal juga? Jangan munafik dan jangan merasa kalau cuma lo yang merasa tersakiti," kesal Salsha mempertegasnya.

"Gue juga benci lihat lo suka sama Aldi dan ngerebut semua perhatian Aldi," Tania tertawa remeh. "Itu karena lo kurang menarik," Salsha mengepalkan tangannya menahan kesal.

"Gue benci bisa ketemu sama orang yang enggak tahu diri," kesal Salsha menujuk Tanja marah, Tania terkekeh melihatnya. "Gue lebih hina lagi bisa ketemu sama cewek murahan kaya lo. Faktanya lo suka sama Aldi dan lo butuh Iqbal, helow! Lo bukan bakteri yang bisa membelah diri lo jadi banyak. Jangan sok bersih!" hardik Tania lucu sekali.

"Lo pikir lo bersih?" Tania mengangkat satu alisnya mengejek Salsha. "Gue bersih karena gue suka sama orang yang enggak punya pacar, lebih kotor lo yang maksa orang buat diperjuangin lagi sedangkan lo punya pacar yang seharusnya lo jaga perasaannya?" Tania memastikan Salsha marah dengan lirikannya.

"Emang dasarnya lo murahan ya tetap aja murahan, jalang emang enggak bisa hidup sama satu cowok. Lo buktinya!"