He Wanqing terbengong dan menganggukkan kepala, "Kalau begitu kenapa kamu tidak melapor ke polisi?"
Ekspresi wajah Mu Jinghang langsung menegang, untung saja wajah hitamnya itu mampu menutupi eksepsi wajahnya.
"Aku sudah melapor ke polisi, tetapi ketika polisi menangkap perampok itu, dia sudah menghabiskan uang itu! Jadi polisi hanya menangkapnya dan memasukkannya ke penjara, sementara semua uangku tidak bisa kembali!"
He Wanqing sangat kasihan melihat Mu Jinghang, "Kamu kasihan sekali."
"Iya, jadi begitu!" Akting Mu Jinghang terlalu bagus, dia hampir saja akan menangis.
"Bibi, kalau Bibi suka beramal, apakah Bibi bisa menampungku untuk sementara? Nanti saat aku mendapatkan uang, aku pasti akan membalas kebaikan Bibi!"
He Wanqing masih belum angkat bicara, namun bibir Qiao Qing dengan dingin berkata, "Keluarkan orang ini sekarang."
Ha?
Ekspresi wajah Mu Jinghang menjadi kaku, apakah ada yang salah?
Berdasarkan dokumen yang didapatkannya, ibu dan putri ini seharusnya sangat gampang dibohongi.
He Wanqing dengan wajah tidak mengerti, bertanya kepada Qiao Qing, "Sayang, kenapa kamu mau mengusirnya? Lihat anak ini, kasihan sekali. Dia orang asing yang tidak tahu apa-apa, tapi harus menghadapi masalah seperti ini, tapi tetap bersikeras tidak mau memberitahu orang tuanya, dia pasti anak yang baik."
Qiao Qing tidak mengatakan apapun dan menatap ibunya, dia hanya menghela napas lalu berbalik badan dan pergi ke lantai atas.
He Wanqing mengira Qiao Qing setuju, jadi dia pun melambaikan tangan, "Ayo masuk, kamar tamu masih belum dibersihkan, kamu pergi ke… oh?"
He Wanqing berhenti dan menghadap Jun Yexuan, dia lalu bertanya, "Bibi masih belum tahu siapa namamu."
Jun Yexuan mengalihkan tatapannya dari Qiao Qian, dia lalu tersenyum dan berkata, "Namaku Yexuan, Bi."
Qiao Qing melangkahkan kakinya di anak tangga, kepalanya sama sekali tidak menoleh hingga dia akhirnya menghilang di sudut dinding.
Mendengar Jun Yexuan memalsukan namanya, Mu Jinghang juga menghilangkan marganya, "Bibi, namaku Jing Hang."
He Wanqing tidak terlalu memedulikan masalah yang ada di Jing Du, jadi dia tidak terlalu mengerti hubungan kedua nama ini.
Dia tidak berpikir terlalu banyak, dan langsung berkata kepada Mu Jinghang, "Kamu mandi dulu di kamar mandinya Xiao Xuan, nanti aku ambilkan baju ayahnya Qingqing untukmu."
Mendengar He Wanqing memanggil Jun Yexuan dengan sebutan 'Xiao Xuan' membuat Mu Jinghang hampir saja tertawa, tetapi dia dapat merasakan tatapan tajam penuh peringatan dari belakangnya, "Baik Bibi."
Sepanjang jalan naik ke lantai atas, Jun Yexuan ingin rasanya menendang Mu Jinghang sejauh mungkin.
Setelah sampai ke dalam kamar, wajah Jun Yexuan langsung berubah suram, "Kamu sekarang berubah jadi begitu buruk?"
Mu Jinghang yang hampir mengalirkan air matanya pun berkata, "Aku juga tidak menginginkannya. Kakak ketiga, sebenarnya aku hanya ingin berpura-pura terlihat seperti gembel saja.
Siapa sangka di perjalanan ada perkumpulan pengemis, mereka mengira aku adalah orang yang akan merebut makanan mereka, lalu mereka semua mulai memukulku!
Kemudian pada saat kabur, aku tidak sengaja menabrak kandang anjing dan dikejar oleh anjing besar itu!
Untungnya sepatuku adalah sepatu kulit asli yang keras, aku jadi bisa selamat. Kakak Ketiga, aku hampir saja tidak bisa bertemu denganmu!"
Selesai berkata demikian, Mu Jinghang melangkah ke depan dan meminta dihibur.
Namun Jun Yexuan malah meremehkan, dan mundur selangkah, "Jangan mendekatiku, aku takut kamu masih belum sadar sepenuhnya, pergi dan mandi sana!"
Mu Jinghang pun terdiam dan tidak mengatakan apapun, "....."
***
Di dalam kamar.
Qiao Qing sedang mengetik di depan komputer, jarinya berada di atas keyboard.
Setelah bunyi suara ketukan di atas keyboard, dia terlihat fokus melihat data di layar komputer dengan tatapan dingin.
Pada saat Qiao Qing sedang mengambil gelas untuk minum air, tatapan matanya langsung berubah, dan jarinya dengan lembut mengetuk meja bagian atas, "Masuk!"
Qiao Qing berkata dengan lembut, lalu ada satu bayang orang masuk dari jendela yang terbuka.
Dengan tangan di belakang, Qi Feng muncul dan tampak tersenyum, "Nona Qiao, kamu sekarang semakin sensitif dan peka ya."
Qiao Qing tidak mau melihatnya menjilat, jadi dengan dingin dia bertanya, "Mana kalungku?"
Qi Feng terbatuk sebentar, "Nona Qiao, kalungmu sekarang ada di tangan ketua kami."
Qiao Qing menyipitkan mata ketika dia mendengar kata-kata itu, sementara Qi Feng tampak menelan air ludah, dan dengan cepat mengulurkan tangan untuk memberikan kotak perhiasan ke meja yang ada di depannya.
"Tetapi, sebagai balasannya, ketua kami menyuruhku memberikan ini."
Tatapan Qiao Qing menunduk, dan melihat kotak perhiasan yang sangat indah itu…
***