Chen Ming yang mendengar Jun Yexuan menyebutkan kata 'Qingqing' pun tidak tahan untuk mengangkat alis matanya, dan dalam hati berkata, 'Sok dekat sekali.'
Jun Yexuan berpura-pura tidak melihat detail eksepsi dari Chen Ming, lalu mendorong pintu dan berjalan memasuki ruangan.
Segera setelah Jun Yexuan masuk ruangan. dia langsung terkejut dengan gambaran yang menakjubkan di depan matanya.
Dia hanya bisa melihat bagian belakang tubuh Qiao Qing, di dalam ruangan tersebut ada rak buku selebar 7 meter, dengan tinggi sampai 3 meter yang berisi berbagai buku yang tertata rapi.
Jun Yexuan menatap semua buku itu dengan hati sedikit terkejut.
Di atas rak buku itu, hampir semuanya merupakan buku tentang ilmu kedokteran khususnya tentang kesehatan mental.
Qiao Qing meletakan buku kedokteran dari tangannya, lalu menatap Jun Yexuan, "Siapa yang menyuruhmu masuk?"
Jun Yexuan sepertinya tidak merasakan ada nada tidak senang dalam ucapan Qiao Qing saat dia masuk, dia lalu berjalan ke belakang gadis itu dan berhenti di depan rak buku tersebut.
Dia lalu mengangkat tangan dan mengambil satu novel misteri dari sekumpulan buku kedokteran, "Kamu juga menyukai penulis Feng Ci ya?"
Qiao Qing mendengar dalam perkataan Jun Yexuan ada kata 'juga', alis matanya sedikit naik tetapi tidak menjawab.
Jun Yexuan mengangkat kepalanya lagi dan melihat rak buku yang penuh dengan buku tersebut, "Apa kamu berencana menjadi dokter?"
Qiao Qing menutup bukunya dan menjawab, "Bukan urusanmu."
Jun Yexuan juga tidak keberatan dengan sikap Qiao Qing yang dingin, dia lalu melihat gadis itu berdiri dan ingin meninggalkan ruangan, kemudian dengan pelan dia meletakkan kembali buku yang tadi dibacanya.
Ketika membalikkan badan, Jun Yexuan melihat ada sebuah papan catur di sebelah Qiao Qing.
Jun Yexuan melihat dengan jelas catur tersebut, posisi catur putih dan hitamnya tampak tersebar memenuhi papan.
Kedua pihak sepertinya telah melakukan pertempuran yang sangat mengerikan, dan hasilnya seimbang, tidak ada yang menang dan kalah.
Catur hitam tersebut terlihat agresif, dan gaya bermainnya tampak berani untuk melawan.
Sementara bidak catur yang berwarna putih terlihat maju dan mundur ketika ada kesempatan, lalu membunuh musuh dengan cepat tanpa terlihat bayangannya.
Yang satunya lembut sementara satunya kasar, kedua pihak memiliki gaya bermain yang bertolak belakang, tetapi sepertinya dimainkan oleh satu orang.
Permainan catur seperti perang.
Jun Yexuan telah melihat ribuan permainan catur, dan ini adalah permainan catur pertama yang membuatnya takjub.
Hanya melihat hasil dari permainannya saja sudah bisa dibayangkan betapa indah dan cerdiknya cara bermain kedua belah pihak.
Jun Yexuan sedang menikmati cara permainan catur itu, saat tiba-tiba di atas catur tersebut ada satu tangan seputih giok sedang bergerak.
Kelima jari tangan Qiao Qing berada di atas papan catur, lalu menutupi bidak catur tersebut, "Apa yang kamu lihat?"
Jun Yexuan tidak menjawab dan malah bertanya lagi, "Kamu yang memainkannya?"
Bukan bertanya dengan siapa kamu bermain, tetapi bertanya apakah dia yang memainkan permainan tersebut?
Jun Yexuan juga pernah melakukan permainan catur di mana yang bermain adalah tangan kanannya, melawan tangan kirinya, dia memainkannya seperti itu karena sulit untuk menemukan lawan.
Ini adalah proses melawan diri sendiri, jadi bisa mencari kelemahan diri sendiri dan lebih fleksibel.
Selain bisa digunakan untuk bermain catur, hal seperti ini terasa seperti perang bisnis.
Tetapi cukup sulit kalau ingin mengetahui siapa yang akan menang dan kalah di antara dia dan orang yang bermain catur.
Memikirkan hal ini membuat tangan Jun Yexuan gatal dan ingin menyentuhnya.
Namun Qiao Qing menarik tangannya kembali dan masih tetap berkata, "Bukan urusanmu."
Setelah Qiao Qing menarik tangannya, Jun Yexuan melihat papan catur itu lagi, dan semua bidak catur itu menjadi berantakan dan tidak teratur.
Semua bidak catur yang berantakan ini seperti seorang pemula yang sedang belajar bermain catur.
Jun Yexuan mengedipkan mata, kalau dirinya tidak mengerti betapa bagusnya permainan catur yang tadi, dia tidak akan percaya apa yang telah terjadi barusan.
Jelas-jelas Qiao Qing tidak menyentuh anak catur itu sama sekali.
Memikirkan hal ini membuat satu kata tiba-tiba muncul di dalam benak Jun Yexuan, yakni kungfu kuno.
Tidak salah kalau Jun Yexuan merasa Qiao Qing adalah orang yang aneh, karena sebenarnya wanita ini memiliki terlalu banyak teka-teki.
Apalagi dia adalah putri dari Qiao Zibo.
Dia tampak berpikir sambil melihat Qiao Qing yang terlihat tidak senang, gadis itu lalu berdiri dan hendak meninggalkan ruangan.
Jun Yexuan pun mundur selangkah, tangannya tidak sengaja menekan sebuah tombol, dirinya juga tidak tahu menekan yang dimana.
Hanya terdengar suara 'Klik' seperti suara film kuno di mana pintu rahasia terbuka.
Kemudian Jun Yexuan mendengar rak buku di belakangnya bergerak.
Tatapan Qiao Qing yang dingin langsung berubah menjadi terkejut.
Jun Yexuan lalu melihat apa yang membuat wajah Qiao Qing berubah, dan kerah bajunya langsung menegang.
Kemudian ada tarikan yang membuat badan Jun Yexuan menghadap ke depan dan menimpa badan Qiao Qing hingga kembali ke kursinya, dan bibir tipisnya tidak sengaja menyentuh wajah Qiao Qing…