Chapter 19 - Melindunginya

Karena peristiwa anggur beracun itu, Luo Qinghan semalaman tidak bisa tidur.

Dia harus menyelidiki dari mana asalnya anggur beracun itu, juga harus menutup mulut semua orang yang berada di sana. Hal ini tidak boleh sampai tersebar keluar untuk menghindari skandal sesama saudara di keluarga kerajaan saling membunuh untuk memperebutkan kedudukan putra mahkota.

Adapun pangeran tertua Luo Yechen, sebagai orang yang terlibat langsung dalam kasus ini, dia diminta dengan hormat untuk kembali ke kediamannya.

Sebelum kebenarannya ditemukan, Luo Yechen tidak bisa meninggalkan kediamannya selangkah pun.

Saat Luo Qinghan selesai mengurus semua ini, di luar langit sudah terang benderang.

Kakek Chang membujuknya agar beristirahat sebentar.

Luo Qinghan memijat pelipisnya, suaranya agak serak karena kurang tidur.

"Bagaimana keadaan Selir Xiao?"

"Tabib berkata bahwa penyelamatannya tepat waktu. Selir Xiao sudah tidak apa-apa. Selanjutnya, cukup dengan beristirahat selama beberapa waktu maka dia akan sembuh."

Luo Qinghan kemudian memutuskan untuk menjenguk Selir Xiao.

Agar tidak mengganggu istirahat Selir Xiao, Luo Qinghan melarang Kakek Chang bersuara. Mereka pun masuk begitu saja dengan diam-diam ke dalam Aula Qingge.

Ketika sampai di depan pintu kamar, dia pun mendengar Xiao Xixi sedang mengucapkan perkataan itu…

"Aku sudah tahu kalau anggur itu beracun, tapi aku tetap meminumnya. Bukan salah pangeran."

Langkah Luo Qinghan terhenti.

Raut wajah Kakek Chang yang mengikuti di belakangnya pun agak berubah. Dia melambaikan tangan, para dayang dan kasim di belakangnya langsung paham dan mundur.

Di dalam kamar, Xiao Xixi sedang memberi penjelasan kepada Bao Qin.

"Tadi malam aku melihat aura pangeran tertua menjadi hitam, ada awan gelap yang menutupinya. Jelas itu adalah gambaran kesialan. Terutama ketika dia mengulurkan anggur, aku melihat awan gelap di puncak kepalanya sangat hitam sampai nyaris meneteskan air. Intuisiku berkata kalau mungkin ada masalah dengan anggur itu. Aku mengambil anggur itu lalu mencium baunya, dan memang benar-benar tercium bau racun di sana."

Wajah Bao Qin kebingungan, "Mengapa hamba tidak melihat ada awan gelap di kepala pangeran tertua?"

"Itu karena mata surgawimu belum terbuka. Karena nasibku tidak biasa, saat baru lahir mata surgawiku langsung terbuka. Dengan memandang sekilas saja aku sudah bisa melihat hal-hal ini."

Melihat Bao Qin yang masih kurang paham, Xiao Xixi pun menjelaskan lagi.

"Coba pikirkan, kalau semalam pangeran benar-benar meminum anggur beracun itu, terlepas dari apakah pangeran tewas atau tidak, kejahatan meracuni pangeran akan jatuh kepada pangeran tertua. Kalaupun tidak mati, masa depannya tetap akan berada dalam bahaya. Bukankah ini nasib yang sangat sial?"

Bao Qin pun mengerti, ternyata itu artinya ditutupi oleh awan gelap!

Dia bergumam, "Dia juga pantas mendapatkannya, siapa suruh dia meracuni pangeran?!"

Xiao Xixi menggeleng-gelengkan kepalanya, "Hal ini tidak sesederhana yang kamu pikirkan. Sebodoh apa pun pangeran tertua, dia tetap tidak mungkin meracuni putra mahkota di depan umum. Dia juga bukannya tidak ingin hidup lagi."

"Maksud Anda adalah, pangeran tertua dijebak orang?"

"Mungkin saja."

Bao Qin mengerutkan keningnya. Konspirasi dan trik-trik ini sungguh di luar pemahamannya yang hanyalah seorang dayang biasa.

Dia malah bertanya, "Kalau Anda sudah tahu bahwa anggur itu beracun, mengapa tetap meminumnya?"

Di luar pintu.

Luo Qinghan mengernyit, ada kebingungan yang sama di dalam hatinya.

Kalau tahu beracun mengapa meminumnya?

Dia pun mendengar wanita di dalam ruangan berbicara dengan nada santai seperti biasanya.

"Aku harus melindunginya."

"Fisikku sangat istimewa, racun biasa tidak akan bisa melukaiku. Namun pangeran tidak sama, dia hanyalah orang biasa. Kalau dia meminum anggur beracun itu, walau tidak mati dia tetap akan kehilangan setengah hidupnya."

"Aku tidak bisa membiarkannya terluka, aku harus melindungi keselamatannya."

Bao Qin masih tidak mengerti, "Anda bisa langsung memberitahu pangeran kalau anggurnya beracun."

"Pangeran tidak akan mempercayaiku."

"Bagaimana mungkin? Anda adalah orangnya Yang Mulia Pangeran. Anda tidak akan mencelakainya."

Xiao Xixi menggeleng, "Kamu tidak mengerti."

Di dalam istana, jangankan pasangan, bahkan orang tua dan saudara juga bisa membunuh.

Sebagai seorang putra mahkota, Luo Qinghan adalah musuh bersama semua pangeran.

Dia adalah target dari semua sisi.

Dia tidak bisa mempercayai siapa pun.