Chapter 21 - Mendekatlah Kemari

Sebagai pangeran, sejak dilahirkan Luo Qinghan sudah ditakdirkan untuk menjadi sosok yang superior.

Di mata orang biasa, orang yang terlahir mulia seperti dia bagaimana mungkin membutuhkan perlindungan dari orang lain?

Kalau memang harus melindungi, justru dia yang seharusnya melindungi orang lain.

Tidak pernah ada orang yang berkata akan melindunginya.

Xiao Xixi adalah yang pertama.

Di saat dia mengatakannya, Luo Qinghan merasa hatinya bagaikan tergores dengan lembut.

Dia tidak membenci perasaan semacam itu, namun agak terasa seperti sesuatu yang baru.

Luo Qinghan bertanya, "Tadi kamu mengatakan kalau fisikmu sangat istimewa, racun biasa tidak bisa melukaimu. Apa maksudnya?"

Xiao Xixi menggerak-gerakkan jarinya kepada pangeran untuk memanggilnya sambil berkata dengan misterius, "Ini adalah rahasiaku, aku tidak bisa memberitahu orang lain. Tapi kalau Yang Mulia ingin mengetahuinya, aku bisa memberitahu Anda secara diam-diam. Mendekatlah kemari, jangan sampai orang lain mendengarnya."

Luo Qinghan membungkukkan tubuhnya dan mendekat.

Xiao Xixi berbisik di telinganya.

"Waktu kecil aku sangat rakus, lalu aku tanpa sengaja memakan semacam makanan beracun dan hampir mati. Untuk menyelamatkanku, guru memakai metode racun melawan racun sehingga nyawaku pun terselamatkan. Di saat yang sama pertahanan tubuhku terhadap racun juga meningkat banyak. Racun biasa tidak ada efeknya untukku. Racun seperti yang dipakai kemarin malam itu akan membuatku lemah selama beberapa saat, tapi tidak akan mencelakakan nyawa."

Saat ini mereka berdua sangat dekat. Aroma unik yang samar dari tubuh si gadis muda masuk ke hidung Luo Qinghan.

Dia dapat merasakan hawa panas yang terhembus keluar saat Xiao Xixi berbicara.

Sedikit gatal, juga sedikit kebas.

Perasaan ini agak memabukkan.

Kakek Chang sudah membalikkan punggungnya dengan cerdik dan melihat pemandangan di luar jendela dengan serius.

Luo Qinghan mengikuti postur Xiao Xixi dan berbisik di telinganya.

"Ternyata sejak kecil kamu sudah rakus begini. Tidak peduli enak atau tidak enak, semua masuk ke mulutmu. Apa kamu tidak takut kalau suatu hari nanti kamu benar-benar akan kehilangan nyawamu karena makan?"

Xiao Xixi berkata dengan yakin, "Cepat atau lambat manusia akan mati. Toh semua pasti akan mati, mengapa aku tidak makan dulu baru mati? Setidaknya masih bisa menjadi hantu yang kenyang."

"Tidak masuk akal."

Bao Qin masuk sambil membawa sarapan. Melihat Xiao Xixi dan pangeran yang begitu dekat, langkahnya pun terhenti karena kaget. Dia cepat-cepat berbalik dan hendak pergi sambil berpura-pura tidak melihat apa-apa.

Xiao Xixi terlebih dahulu melihatnya, dia pun bergegas memanggilnya.

"Mengapa kamu lari? Apakah sarapannya sudah siap? Cepat bawa kemari, aku hampir mati kelaparan."

Setelah itu dia bertanya kepada Luo Qinghan, "Yang Mulia mestinya belum sarapan, kan? Bagaimana kalau makan bersama?"

Dulu dia mengundang Luo Qinghan untuk makan hot pot namun ditolak dengan dingin.

Kali ini Luo Qinghan tidak menolak lagi. Dia mengangkat pakaiannya dan duduk di samping tempat tidur. Kakek Chang melayaninya untuk mencuci tangan.

Sarapannya adalah bubur putih, selain itu ada tiga lauk dan satu sup. Semuanya adalah hidangan dengan rasa yang sangat ringan.

Xiao Xixi mempunyai selera yang kuat dan menyukai makanan pedas. Namun dia tidak pilih-pilih makanan, dia juga bisa makan makanan yang ringan.

Dia benar-benar sangat lapar. Tanpa memedulikan tata cara dan kesopanan, dia pun mengambil mangkuk dan sumpit lalu mulai makan.

Melihatnya makan dengan lahap, Luo Qinghan pun tidak tahan dan ikut makan bubur semangkuk lebih banyak.

Kakek Chang sangat terkejut melihatnya.

Biasanya pangeran makan dengan sangat terkendali. Apa pun makanannya, dia selalu hanya makan satu mangkuk, tidak lebih.

Kakek Chang khawatir tubuhnya tidak sehat karena makan terlalu sedikit. Dia pernah menasihatinya agar makan lebih banyak, tetapi pangeran selalu menolaknya.

Tidak disangka hari ini sang pangeran membuat pengecualian. Ini adalah sesuatu yang langka!

Saat memikirkannya, Kakek Chang pun diam-diam memandang Xiao Xixi lebih lama. Akhir-akhir ini Yang Mulia Pangeran semakin memperhatikan Selir Xiao ini. Kalau situasi ini terus berlanjut, mungkin Selir Xiao akan disayang.

Karakter pangeran selalu dingin, dia belum pernah melihat orang atau benda yang disukainya. Kakek Chang tidak bisa membayangkan, kalau pangeran jatuh cinta kepada seseorang, akan bagaimana keadaannya?