Chapter 14 - Dibenci Olehnya

Bao Qin tidak bisa tidur karena cemas. Ketika bangun keesokan paginya, di matanya ada dua buah lingkaran hitam yang besar.

Dia benar-benar kesulitan.

Xiao Xixi mengajukan permintaan.

"Aku mau makan mie untuk sarapan."

Semalam dia menyebutkan mie panjang umur. Hari ini saat mengingatnya, dia pun agak ngidam.

Bao Qin memasak mie untuknya dengan wajah memelas.

Setelah makan dan minum, Xiao Xixi berbaring di kursi dan menginstruksikan Bao Qin untuk membuka lemari.

"Di tingkat paling bawah, dekat pojok sebelah kiri, ada satu kantong bermotif potongan-potongan bunga kecil dengan latar biru. Benar, benar, yang itu. Bawa kemari."

Bao Qin membawa kantong itu ke depannya.

Dia membawa kantong ini dari Sekte Xuan. Dalamnya diisi dengan benda campur-aduk, semua itu disiapkan oleh gurunya untuknya. Gurunya berkata kalau mungkin dia bisa menggunakannya setelah turun gunung.

Xiao Xixi membuka kantong itu dan memilih-milih isinya, akhirnya dia mengeluarkan sebuah ginseng.

Ginseng itu dibungkus dengan kain merah, atasnya juga dililit dengan pita merah.

"Beri hadiah ini saja."

Bao Qin sangat terkejut melihat ginseng itu.

Walaupun dia tidak terlalu berwawasan, namun dia juga dapat melihat bahwa itu adalah ginseng yang berumur ratusan tahun. Kualitasnya sangat tinggi. Itu adalah barang berharga yang tidak bisa dibeli walaupun mempunyai uang.

"Dari mana Anda mendapatkan ginseng sebagus ini?"

Xiao Xixi menguap, "Guru yang memberikannya kepadaku. Aku juga tidak tahu dia mendapatkannya dari mana. Menghadiahkan benda ini tidak masalah, kan?"

"Tidak masalah, tentu saja tidak masalah!"

Bao Qin cepat-cepat mencari sebuah kotak brokat yang indah dan halus lalu meletakkan ginseng itu dengan hati-hati ke dalamnya.

Sepanjang sore, Bao Qin mendesak Xiao Xixi ke depan meja rias dan mendandaninya dengan teliti dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Setelah Bao Qin selesai, Xiao Xixi melihat dirinya sendiri di cermin.

Rasanya sangat asing, sepertinya dia telah berganti wajah.

Bao Qin berkata dengan penuh percaya diri, "Dengan penampilan nona saat ini, pasti bisa membuat Yang Mulia Pangeran sangat terpesona!"

Roknya terlalu panjang, sangat tidak nyaman untuk dipakai berjalan.

Xiao Xixi berjalan perlahan-lahan keluar dari Aula Qingge dengan dipegangi oleh Bao Qin.

Saat melihatnya, Luo Qinghan agak kaget.

Melihat pangeran yang terus menatapnya, Xiao Xixi pun merasa sangat tidak enak.

"Apakah agak aneh kalau aku berpenampilan seperti ini?"

"Tidak aneh."

Bukan hanya tidak aneh, tetapi juga sangat cantik.

Bisa dipilih untuk masuk ke Istana Timur menunjukkan bahwa penampilan Xiao Xixi sangat istimewa tanpa perlu diragukan lagi. Tetapi biasanya dia selalu bermalas-malasan dan terlihat sangat suram, juga tidak suka berdandan. Karena itu sangat mudah bagi orang-orang untuk mengabaikan penampilannya.

Saat ini dia mengenakan gaun panjang indah berwarna merah muda lembut, pinggangnya ramping, rambut panjangnya halus seperti awan.

Wajahnya mungil dan halus dengan mata yang besar dan cerah, serta bulu mata yang panjang tebal bagaikan dua buah kipas kecil. Kulitnya halus dan seputih salju dengan sedikit warna merah muda yang samar-samar.

Terutama saat sedang ditatap olehnya, Luo Qinghan tanpa sadar akan tertarik oleh matanya.

Bola matanya jernih dan berkilauan, bagaikan danau yang sekali lihat langsung tampak dasarnya, bersih dan murni.

Di dalam istana seharusnya tidak ada mata seperti itu.

Luo Qinghan tidak bisa menahan diri dan mengangkat tangannya, lalu dia menyentuh lembut sudut alis pada ujung mata Xiao Xixi.

Itu adalah tindakan yang agak ambigu.

Namun di wajah sang pangeran tidak terlihat sedikit pun kelembutan, nada bicaranya juga tetap dingin.

"Kelak jangan menatapku dengan sorot mata seperti ini lagi."

Xiao Xixi, "???"

Ada masalah apa dengan sorot matanya?

Tetapi Luo Qinghan tidak berkata lebih banyak. Dia menarik tangannya dan berkata datar, "Ayo pergi."

Melihat punggungnya yang perlahan-lahan menjauh, dengan terlambat Xiao Xixi pun berpikir, apakah tadi dia telah dibenci oleh sang pangeran?

Tapi mengapa?

Tadi dia tidak melakukan apa-apa!

Bao Qin mendesaknya dengan suara pelan, "Nona, Yang Mulia Pangeran sudah berjalan jauh. Kita harus agak cepat mengikutinya."

...