Chapter 10 - Sangat Sibuk

Selir Li tersenyum kecil, "Kalau memang Yang Mulia Pangeran sangat sibuk, mengapa dua malam yang lalu dia masih sempat pergi ke Menara Lengxiang?"

Setelah mengatakannya dia bahkan sengaja melirik Xiao Xixi.

Xiao Xixi sedang makan sambil menunduk, dia sama sekali tidak menerima isyarat mata apa pun dari Selir Li.

Selir Li sangat marah.

Si tolol ini! 

Dia agak menaikkan volume suaranya, "Adik Xiao, apakah kamu mendengarkan kami berbicara?"

Xiao Xixi mengangkat kepalanya dari kue dan buah-buahan lalu melihat sekelilingnya dengan pandangan kosong.

Melihatnya, Selir Li pun tersenyum lembut, "Sepertinya Adik Xiao tidak mendengarkan."

Sebenarnya Xiao Xixi juga bukannya tidak mendengar sepenuhnya, dia masih mendengarkan garis besarnya. Tapi dia tidak mengerti mengapa wanita-wanita ini tiba-tiba memanggilnya? Apa mereka berharap agar dia juga bisa bergabung ke dalam pembicaraan ini?

Benar juga. Dia telah memakan kue dan buah-buahan dari Selir Bai, maka dia pun harus membantu meramaikan tempat itu, kan?

Xiao Xixi mengingat dengan seksama.

Sepertinya mereka tadi menyinggung Yang Mulia Pangeran, juga menyebutkan kalau dia mempunyai kesibukan.

Hmmm…

Xiao Xixi bertanya dengan serius, "Siapa itu kesibukan? Mengapa Yang Mulia Pangeran mempunyainya?"

Selir Bai, "…"

Selir Li, "…"

Para selir, "…"

Bao Qin hampir saja berlutut kepadanya.

Oh nonaku, lihat perkataan macam apa yang Anda ucapkan ini?!

Setelah kesunyian yang cukup lama.

Selir Bai dengan susah payah membuka mulutnya untuk memecah keheningan.

"Hari ini anginnya agak kencang."

Selir Chen menimpali dengan antusias, "Ya, anginnya terlalu kencang. Aku tadi tidak mendengar apa-apa."

Selir Li langsung mengalihkan topik pembicaraan.

"Katanya Yang Mulia Pangeran hampir terluka saat berburu."

Topik ini langsung menarik perhatian semua orang.

Mereka tidak sabar untuk menghapus kata-kata kacau tadi dari ingatan mereka, secara serempak mereka pun masuk ke dalam topik pembicaraan 'pangeran hampir terluka' itu.

"Apa kalian tahu apa yang sebenarnya terjadi?"

"Kudengar kudanya terkejut dan menjatuhkan Yang Mulia Pangeran."

"Yang Mulia Pangeran bisa selamat dan aman seperti itu, memang dia memiliki keberuntungan yang besar."

...

Selanjutnya semua orang pun memberikan berbagai macam sanjungan kepada sang pangeran.

Xiao Xixi tidak bisa masuk ke dalam pembicaraan, maka dia pun melanjutkan makan sambil menundukkan kepalanya dengan bahagia.

Pada saat itu, dari luar terdengar suara seruan kasim.

"Yang Mulia Pangeran tiba!"

Para selir tidak menyangka kalau pangeran akan datang, mereka pun kegirangan.

Mereka memeriksa penampilan mereka secepat mungkin dan memastikan bahwa mereka tampil cantik dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Luo Qinghan melangkah memasuki paviliun Cuiming.

Hari ini dia mengenakan jubah biru berlengan lebar. Saat tertiup angin, pakaiannya berkibar-kibar. Ditambah dengan wajahnya yang dingin dan tampan itu, dia memiliki semacam aura halus yang bagaikan dewa, begitu indah dan tidak seperti manusia biasa.

Selir Bai dan Selir Li membawa para selir maju untuk memberi hormat.

"Memberi hormat kepada Yang Mulia Pangeran."

Ada lebih dari selusin wanita cantik di halaman belakang istana Luo Qinghan, berbagai macam tipe dan karakter semuanya ada.

Namun di tengah ini semua, dia bagaikan Biksu Tong yang tampan yang tersesat ke gua siluman wanita.

(Biksu Tong : Tokoh biksu dalam karya sastra klasik 'Perjalanan ke Barat')

Semakin dia duduk dengan tenang, dia semakin membuat orang ingin melepaskan pakaiannya.

Luo Qinghan bertanya dengan datar, "Kalian tadi sedang membicarakan apa?"

Selain Xiao Xixi, semua selir secara serempak menjadi tegang.

Kami sedang membicarakan apa?

Kami sedang membicarakan mengapa Anda harus sangat sibuk?

"Ehem!"

Selir Bai berdehem pelan lalu berkata dengan lembut, "Kami tadi sedang membicarakan mengenai Yang Mulia Pangeran yang hampir saja terluka saat sedang berburu."

Nada bicara Selir Li penuh dengan kepedulian, "Kami sangat mencemaskan keselamatan Yang Mulia."

Selir lainnya mengangguk setuju.

"Benar, benar. Yang Mulia harus menjaga diri baik-baik."

Selir Bai berdehem lagi, sepertinya dia merasa sangat tidak nyaman.

Luo Qinghan memandangnya, "Kamu sakit lagi?"

...