Hai...hai...
Aku balik lagi dengan cerita ini.
Happy Reading
♡♡♡
Sore ini aku janjian sama Adam dan Shinta di cafe langganan kami untuk menyelesaikan masalah percintaan alay mereka. Shinta yang datang dengan wajah ditekuk dan bibir manyun sedangkan Adam dengan gaya sok cool, mereka berdua sama sama diam tanpa ada niat untuk berbicara sama sekali.
" Ekhem....kalo pada diem lebih baik aku pergi dech " kataku memecah keheningan antara mereka sambil beranjak berdiri.
" jangan lah...gak sakno ambek aku ta? ujar Adam dengan puppy eyesnya. kutoyor kepala Adam supaya agak bener dikit tuh otaknya. udah seharusnya kan dia sebagai laki mengambil inisiatif untuk meminta maaf bagaimana pun dan apapun keadaannya perempuan selalu benar ya kan...iya in lah hahhahaha
" Yangggg...plus percaya dong aku ga ada selingkuhan suer deh...cek aja ga ada yang aku balas chat dari mereka. Mereka aja tuch yang kecentilan " bujuk Adam pada Shinta
"....."
" Jangan ngambek terus dong pleaseeeee, aku harus ngapain yang biar kamu nggak marah lagi sama aku "
"..."
" yanggggg " sambil berusaha menggenggam tangan Shinta tapi ditepis dengan cepat
" Bukan mahram yaaaa ga usah pegang pegang " dan aku hanya memutar bolamata malas mendengar mereka debat " yaudah nonton...makan... bertiga " jawab Shinta ketus
" Aku ogah jadi obat nyamuk " jawabku jutek
" Makanya cari pacar jangan keterusan jomblo " jawab mereka bersamaan
" Ga mau pacaran kalo ada yang mau halalin mah ayok aja dan itu baru cowok keren" kataku sambil menyeruput minuman ku
" Serius mau dihalalin berarti kalo aku jadiin pacar ga mau dong..." Kata Fauzan tiba tiba datang ke meja kami membuat ku kaget
" Eh...?!?!" aku sampe speecless ga bisa ngomong apa apa sejak kapan dia datang kayak jaelangkung ga diundang bikin kaget pula
" Okelah hari Minggu aku bakal datang kerumahmu buat lamar kamu Boleh? " Kata Fauzan lagi dengan akspresi datar pula makin buat aku menganga ga percaya ini cowok pacar bukan deket belum udah main lamar aja
" Ekhem....kayaknya ada yang bakal ngeduluin kita dech yang " kata Shinta heboh yang membuat mukaku memerah seperti kepiting rebus dan segera kutoyor kepalanya biar ga rese
" btw... aku boleh gabung ga? " tanya Fauzan
" boleh dong....boleh banget calon kakak ipar " dasar ya mak lampir satu ini emang punya mulut kayak petasan banting ga ada berhentinya. Akhirnya kami berempat pun menghabiskan waktu nongkrong ngobrol terlebih aku dan Fauzan yang mencoba untuk mencairkan rasa canggung antara kami, setelah nongkrong kami pun berlanjut buat nonton film bareng bukan nonton di bioskop tapi nonton dirumah Adam karena Ayah membuat satu tempat khusus buat nonton film dirumah tempatnya didesain sangat bagus sampai sampai semua anggota keluarga betah disana.aku naik motor bersama Fauzan dan Shinta sama Adam.
Sepanjang perjalanan ke rumah Adam kami hanya diam karena aku ga pernah dibonceng cowok selain Adam Bang Radit ayah atau Abi. Hanya butuh waktu 15 menit kami sudah sampai di rumah Adam dan betapa terkejutnya aku ketika aku lihat mobil Abi bertengger manis di halaman rumah Adam.
Fauzan yang menyadari kepanikanku tetep tenang seolah dia sudah siap dengan resiko apa pun juga dan Adam yang sempat panik sepertiku berusaha untuk santai pasalnya orang tua ku tak akan suka kalau anak gadisnya dekat dengan pria yang bukan mahram. Mereka tidak mau anak-anaknya mendekati zina. Aku hanya bisa pasrah atas keadaan ini entahlah apa pun yang akan terjadi maka terjadilah, benar dugaan ku setibanya di ruang tamu kami langsung diberondong dengan pertanyaan dari Abi. Aku dan Fauzan duduk di ruang tamu bersama Abi dan Ayah sedangkan Adam dan Shinta si biang kerok udah entah kemana,resek emang tuh dua manusia.
" Siapa nama kamu? dan apa hubungan kalian sampai kalian berani jalan bersama? " tanya Abi to the point
" Nama saya Fauzan Faturrahman Ramadhan Om, saya menyukai anak Om dan Chika tidak mau pacaran yang mendekati zina maka dari itu insyaAllah hari Minggu nanti saya dan kedua orang tua saya akan mengkhitbah anak Om " jawab Fauzan tegas dan mantap
" Khitbah? " tanya abi dengan alis terangkat " Saya tau memang kamu dari keluarga berada tapi mau kamu kasih makan apa anak saya? Apa minta sama orang tua kamu? "
" Alhamdulillah saya sudah punya penghasilan sendiri Om, selain saya membantu mengurus perusahaan sepulang sekolah saya juga punya usaha distro memang dulu awal modalnya dari papa setelah berjalan lancar semua peminjaman modal sudah saya kembalikan sama papa, dan sekarang distro sudah murni menjadi usaha pribadi saya."
" Apa kamu serius dengan niat kamu? Kalian masih sangat muda ? Nikah bukan urusan main main yang bisa seenaknya kalian terikat jika suatu saat ada sedikit masalah ujung ujungnya berpisah " jelas abi panjang lebar
" InsyaAllah saya serius dan tidak akan main main. Saya juga tidak mau mendekati zina dengan pacaran, kalau saya mampu saya akan langsung menghalalkan Om sesuai dengan anjuran Nabi Muhammad SAW dalam salah satu hadist
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ منكُم الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ، وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
"Hai sekalian pemuda, barangsiapa di antara kalian sudah memiliki kemampuan, segeralah menikah, karena menikah dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang belum sanggup menikah, berpuasalah, karena puasa akan menjadi benteng baginya." (HR Muttafaq 'alaih).
" dengan modal apalagi kamu percaya diri mengkhitbah anak saya? kalo masalah harta itu bukan jaminan anak saya bisa bahagia sama kamu "
" insyaAllah dengan iman islam saya dengan niat tulus dari lubuk hati terdalam mengkhitbah anak om untuk menghindari zina dan sebelum saya mengutarakan niat saya ini sudah beberapa kali saya sholat istikharah untuk meminta petunjuk dan alhamdulillah semakin kesini semakin mantap niat saya "
" Ok saya tunggu kedatanganmu dan orang tuamu hari minggu dan sekarang kalau kalian mau nonton silahkan tapi ingat belum muhrim jaga batasan "
" Baik Om...permisi "
Setelah intrograsi singkat dari Abi dan Ayah aku dan Fauzan menuju ruang nonton yang ada dirumah Adam dan ternyata mereka sedang asyik nonton tidak hanya berdua karena si kembar Salwa dan Najwa juga sedang asyik nonton.
" ecieeee...ada yang mau dikhitbah nih sold out bentar lagi " ledek mereka ber empat kompak banget kalo urusan ledek meledek
" apaan seeehhhhh " kataku sambil manyun niatnya mau lempar mereka pake bantal sofa tapi karena kakiku yang tersandung ujung karpet membuat keseimbanganku goyang hampir saja aku nyungsep jika tidak langsung ditarik sama lengan Fauzan. dan hal itu malah bikin aku tambah diledek habis habisan mukaku udah kayak kepiting rebus sedang Fauzan terkekeh karena sifat manjaku yang hanya kutunjukkan pada anggota keluargaku.
Jam sudah menunjukkan pukul 8.30 malem Adam pamit mau anter Shita pulang dan Fauzan juga berpamitan untuk pulang. acara malam ini benar-benar tidak aku percaya, dalam sekejap hidupku akan berubah menikah di usia muda semoga keputusan kami mendapat Ridho dari Allah SWT amin.