" Assalakualaikum " sapaan dari beberapa orang yang membuatku kaget dan langsung melepaskan pelukan tanganku di pinggang Fauzan yang membuatnya sedikit tersinggung
" Waalaikumussalam warohmatullah " jawabku dan Fauzan berasamaan
Terlihat Fatim Rara dan yang lain masuk ke dalam UKS dengan senyum jail " lanjutin aja kali chiii kita kita ga liat kok suer deh " kata Fatim sambil tersenyum dan yang lain udah terkikik geli
Aku hanya mengerucutkan bibirku sebal menutupi perasaan malu canggung dan sedikit kesal karena Fauzan tidak berkomentar apapun dan malah berdiri dari ranjang dan refleks aku meraih tangannya " mau kemana bee ? "
" mau ke kantin bentar " jawabnya datar dan saat akan melepaskan tanganku aku mempererat genggaman tanganku padanya dengan tatapan sendu. Fauzan menghembuskan nafas pelan dia tak bisa lama marah denganku " mau nitip apa ? "
" terserah kamu apa aja , jangan yang berat berat " dan setelah itu dia melangkah keluar UKS menuju kantin
" Ekheemmmm dunia serasa milik berdua yang lain kontrak ya chi " ledek Mia dan aku hanya mengangguk dan tersenyum kecil " iyalah seneng ada yang perhatiin "
" Ssssss " suara desisanku menahan rasa sakit diperutku semakin nyaring aku sudah tidak sanggup menahannya lagi daritadi rasanya perih begah tapi ga terlalu aku rasakan dan sekarang rasanya bertambah sakit.
" Chi...kamu gapapa? " tanya Rara khawatir " obatnya ga ada ditasmu dan kenapa kamu ga bilang Fauzan kalo kesakitan jangan dipaksa lagi
" gapapa Ra tadi udah dikasih sama Fauzan juga sih udah aku minum juga tapi ga tau kenapa belum mendingan juga malah semakin perih,padahal setelah minum obat tadi sempet tertidur bentar " jawabku meyakinkan teman temanku
" yaudah kamu istirahat aja dulu Chi biar enakan...trus katanya kalian mau ke kantin dulu biar aku temenin Chichi sampai Fauzan dateng " kata Rara pada kami semua
" yaudah kita semua duluan ke kantin ya Chi " kata Mia mewakili yang lain dan kubalas dengan senyum dan anggukan kepala.
Setelah semua pergi Rara menyuruhku untuk istirahat lagi tapi perutku semakin terasa tidak nyaman rasanya perih begah entahlah dan mulutku semakin pahit. Sambil berusaha memejamkan mata mengurangi rasa sakit diperutku sambil sedikit memeras perut. Sebenarnya aku sering mengalami sakit seperti ini tiap kali aku telat makan dan terlalu lelah tanpa minum vitamin
Bel tanda berakhirnya istirahat sudah berbunyi tapi Fauzan belum juga kembali kualihkan pandanganku pada Rara yang duduk di kursi sebelah ranjang " balik ke kelas aja Ra nanti kamu ketinggalan pelajaran. "
" kamu gimana? Sendirian dong disini? " tanyanya khawatir
" gapapa bentar lagi Fauzan juga balik kok kalo sakitnya udah ga tertahan biar aku minta jemput nanti "
" beneran udah ga sakit? "
" iya beneran...udah sana gih buruan...maaf ya gara gara nemenin aku jadinya kamu ga ke kantin "
" santai elah sai...ya udah aku ke kelas dulu assalamualaikum "
" waalaikumussalam "
Setelah kepergian Rara kekelas aku sendirian di UKS entahlah dimana Fauzan berada aku tak tau, aku berbaring miring dan sedikit memijat perutku supaya rasa sakitnya tidak terlalu berasa sakit
.
.
.
Author POV
Fauzan baru saja akan pergi ke kantin tapi dia mengingat tidak ada yang menjual makanan lembut disana lalu dia melangkahkan kaki ke parkiran untuk membeli bubur ayam langganannya yang berada diluar lingkungan sekolah.
Setelah tiga puluh menit Fauzan keluar area sekolah dia kembali lalu memarkirkan motornya di parkiran Fauzan berjalan di koridor sekolah langsung menuju ke ruang UKS. Sesampainya didepan pintu UKS dia melihat istri cantiknya meringkuk di brangkar dengan langkah perlahan didekati brangkar supaya tidak membangunkan Chika yang tertidur
" Yang...kamu kenapa ? " tanyanya langsung menghampiri istrinya dan langsung terkejut dengan air mata istrinya yang sudah membanjiri pipi mulusnya dan keringat dingin yang ada di keningnya
Karena tidak ada jawaban dari Chika membuat Fauzan semakin panik karena tidak ingin terjadi hal hal yang tidak diinginkan Fauzan langsung menghubungi kakeknya
" Assalamualaikum kek, maaf boleh Fauzan minta antar pak Pur buat antar ke rumah sakit sekarang ? "
"...."
" Istri Fauzan sakit disekolah "
"...."
" Yaudah suruh pak Pur siap siap di parkiran, Fauzan kesana sekarang. Terima kasih kek assalamualaikum "
Setelah selesai menelfon sang kakek Fauzan bergegas berjalan ke arah parkiran guru sambil menggendong Chika yang sudah tidak sadarkan diri. Melihat mobil kakeknya Fauzan langsung saja menghampiri
" Mbak Chika kenapa mas ? " tanya pak Pur sambil membuka pintu belakang mobil
" Pingsan pak, ayo kerumah sakit sekarang pak. Cepetan ! "
" Iya mas "
Segera setelah Fauzan masuk mobil pak Pur menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi tapi tidak ugal-ugalan
" Yang... bertahan please kita bentar lagi nyampe rumah sakit " gumamnya sambil menghapus keringat dingin yang terus keluar dari wajah cantik istrinya
Pak Pur yang melihat interaksi anak majikannya itu hanya memandang sendu tak biasanya anak majikannya itu terlihat begitu khawatir dengan seseorang tapi melihat itu dia merasa lega anak majikannya benar benar menyayangi istrinya dan tidak main-main dengan pernikahannya. Setelah 15 menit membelah jalanan akhirnya mereka tiba di rumah sakit langsung saja Fauzan keluar dari mobil langsung menggendong istrinya ke ruang UGD.
.
.
.
Fauzan pov
Lima belas menit sudah Chika berada di ruang UGD dan aku menunggu istri cantikku diluar dengan perasaan yang campur aduk tapi tak kunjung pintu ruangan itu terbuka. Aku duduk di bangku tunggu rumah sakit dengan menutup mukaku istighfar dan dzikir tak lepas dari mulutku agar tidak terjadi apa apa dengan istri cantikku
Lima menit kemudian pintu ruangan terbuka dan terlihat dokter cantik bersneli. Aku langsung berdiri menghampirinya
" Gimana keadaan Chika Tan? " dengan wajah khawatir Fauzan bertanya kebetulan yang menangani adalah tantenya Renata.
" Menurut data diagnosis gejala tipus tapi tunggu hasil lab dulu Zan, untuk kepastiannya " kata dokter Renata
" Chika udah sadar belum Tan? "
" Udah, temui gih istri kamu.. oiya keluarga udah kamu kabari belum ? " tanya tante Renata " kalau belum biar mama kamu tante yang kasih tau kamu urus aja Chika "
" Belum Tan, tadi aku cuma kabarin kakek aja soalnya kita masih disekolah tadi "
" Yaudah kalo gitu biar tante aja yang kabari orang tua kalian Tante balik dulu, nanti sama suster biar dipindah ke rawat inap VVIP udah Tante urus semua kamu jaga dia baik baik. ok "
" Makasih Tan "
Aku membuka pintu ruangan bercat putih itu terlihat wanitaku sedang menutup mata, kudekati ranjang kecil dimana dia tidur sekarang kuulurkan tangan untuk membenarkan anak rambutnya yang agak berantakan wajah pucatnya membuat hatiku nyeri sebuah kegagalan diriku yang tidak bisa menjaganya
" Bee "
" Hmmm...masih sakit? tanyaku lembut dan dia hanya menggelengkan kepalanya
" Knapa sedih gitu ? " tanyanya polos aku hanya menggeleng lalu kukecup kening dan kedua matanya menyalurkan rasa sayang yang kupunya
" Assalamualaikum, mas kamar mba Chika sudah siap bisa pindah sekarang "
Perkataan suster barusan mengagetkanku " waalaikum salam iya sus, makasih silahkah " aku mengelus kepala Chika dengan sayang " aku ikuti dari belakang ya sekalian mau Adam biar bawain tas kita kesini tadi kan belum diberesin " kataku yang dibalas anggukan kepalanya