Chereads / Chika Fauzan love story / Chapter 6 - Sakit

Chapter 6 - Sakit

Sudah tiga bulan lamanya aku menikah dengan Fauzan dan selama itu juga hubungan kami mengalami pasang surut kami menamai hubungan ini pacaran halal dan tidak ada orang disekolah yang tau pernikahan kami. Hari ini seperti biasa aku duduk di bangku depan Fauzan bel masuk baru saja berbunyi tanda jam belajar hari ini dimulai. Hari rasanya badanku kurang fit dari bangun tidur tadi kepalaku berkunang kunang tapi aku tidak memberi tahu Fauzan supaya dia tidak khawatir.

" Good Morning everybody" tiba tiba suara Mr. Ronald guru bahasa inggris kami membuyarkan lamunanku

" Good Morning sir " jawab kami serempak

" Ok hari ini kalian akan dibagi tugas untuk berkelompok membuat drama dalam bahasa inggris, satu kelompok terdiri dari 4 orang jadi bangku depan berkelompok dengan belakangnya begitu seterusnya. Untuk tema bebas dan prakteknya dimulai untuk pertemuan selanjutnya. Sekarang silahkan kalian berdiskusi dengan pasangan kelompok masing masing.. Jangan ada keributan okay..!! "

Penjelasan panjang lebar dari pak Ronald tadi membuat seisi kelas heboh walaupun tadi udah diperingatkan supaya ga ribut tetep aja yang namanya anak kelas IPS pastinya ya tetep aja ribut apalagi manusia satu dibelakangku ini daritadi masa kursi yang aku duduki ditendang tendang ya walaupun bukan nendang beneran sich cuma kode aja biar aku sama Rara hadap belakang buat ngerjain tugas sekalian modus

" Chi...Ra... mau tema apa? " tanya Fauzan memulai kerja kelompok kami

" Aku ngikut aja " jawabku tak semangat

" Gimana kalo tema alam " sahut Rara

" Atau hubungan di kalangan remaja " sahut Radit teman sebangku Fauzan

" Kamu kenapa Chi kok kayak ga semangat gitu sich " tanya Fauzan bingung sambil mengernyitkan alisnya

" Huft...pusing aja tiba tiba " jawabku seadanya

" Kamu sakit ? " tanya Fauzan dengan nada khawatir

Aku hanya menggelengkan kepala

" Trus??? "

" hufft...Aku males kalo udah pelajaran bahasa inggris mendingan kasih 50 soal ekonometri daripada belajar bahasa inggris apalagi sampai harus bikin drama segala " jawabku dengan kepala menunduk di bangku

Fauzan menggenggam tanganku yang ada dibawah meja seolah menyalurkan semangat kepadaku dan tersenyum tipis saat aku menatapnya lalu dia menuliskan I โ™ก U di telapak tanganku membuat wajahku memanas dan semburat merah pun muncul, ingin kutarik tanganku tapi dia mengeratkan genggamannya dan aku hanya bisa pasrah antara bahagia dan malu bercampur jadi satu

Pelajaran bahasa inggris yang buat aku tambah drop udah selesai dan sekarang waktunya pelajaran favoritku ekonometri, entah kenapa aku suka banget sama pelajaran ini walaupun sekarang pening dikepalaku masih terasa dan perutku terasa begah entahlah ada apa denganku hari ini mungkin asam lambungku sedang naik.

" Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh " sapa pak Fahmi mengawali pertemuan hari ini

" Waalaikumussalam warohmatullohi wabarokatuh " jawab kami serempak

" Ok...hari ini silahkan masukkan buku kalian masing masing dan siapkan kertas ulangan..saya kasih waktu sepuluh menit buat belajar " terangnya yang membuat semua siswa syok seketika

" yaaahhhhhhh...kok ulangan dadakan sih pak " jawab temen temenku serempak

Drrtt...drrt...

Kuambil hp dari bawah meja karena ada notifikasi wa masuk

Bee๐Ÿ๐Ÿ :

Mau aku anter pulang yang? keliatannya kamu tambah pucet mukanya

Me :

Aku gapapa kok bee...insyaAllah baik baik aja

Waktu sepuluh menit yang diberikan pak Fahmi sudah habis dan kami pun hanya diberi sepuluh soal aja tapi dengan jawaban hampir dua lembar wkwkwkwk. Walaupun aku dalam kondisi yang kurang fit hari ini aku masih bisa mengerjakan soal soal yang diberikan tak sampe tiga puluh menit aku sudah menyeleasaikan semua soal yang diberikan dan seperti biasanya aku tidak hanya mengerjakan sendiri karena jawabanku sudah aku salin di beberapa kertas kecil buat contekan temen temenku ( yang ini jangan ditiru ya readers wkwkwk nyontek ga baik )

" Bagi yang sudah selesai mengerjakan semuanya bisa meninggalkan kelas " Kata pak Fahmi dibalik meja guru

Aku sebenarnya ingin melangkah keluar tapi entahlah pusing dikepalaku semakin menjadi dan keringat dingin mulai bercucuran perutku semakin sakit hingga aku sedikit meremasnya untuk mengurangi rasa sakitnya.

" Chi...kamu baik baik aja? " tanya Rara dengan nada khawatir

" Hmmm " aku hanya bisa menjawab dengan gumaman entahlah bibirku tak sanggup bicara menahan sakit diperut

" kita ke uks ya " katanya lagi dan aku menggeleng lemah, ga mungkin aku biarkan dia meninggalkan ulangannya

" ok...tunggu bentar aku selesaiin dua soal habis itu aku antar kamu ke uks " katanya lagi dan aku hanya mengangguk

Drrtt...drrttt...

Bee๐Ÿ๐Ÿ :

Yang knapa? jangan bikin aki khawatir please..ke uks ya aku anter atau pergi sama Rara

Me :

Jangan..selesaiin kerjaan kamu, bentar lagi Rara anter ke uks. Aku masih bisa tahan

Bee๐Ÿ๐Ÿ :

Aku udah selesai sayang...aku anter sekarang ya

Me :

Biar Rara aja aku ga mau bikin yang lain curiga bee..please

Bee ๐Ÿ๐Ÿ :

Ok..kamu bikin aku kayak suami ga guna tau ga. Dasar kepala batu๐Ÿ˜’

Me :

Ish...aku lagi sakit bee malah marah, jangan marah dong sayang i love you

" ayo Chi aku anter ke uks tapi aku kumpulin ulangannya dulu ya sekalian ijin sama pak Fahmi " kata Rara menghentikan aktivitasku dengan Fauzan

" iya..sekalian nitip lembar jawaban punyaku " balasku lirih

Setelah mengumpulkan jawaban aku dan Rara bergegas menuju ruang uks, badanku butuh diistirahatkan sekarang.

" Chi...aku ke toilet bentar ya, aku tinggal bentar gpp kan?"

" iya pergi aja gpp sekalian ambilin obatku di tasku bisa ga Ra? "

" Iya nanti sekalian aku ambilin "

" Makasih Ra "

Tak sampe berselang lima menit Fauzan datang dengan membawa teh hangat dan roti isi untukku

" Kamu kenapa sich yang batu banget dibilangin? Kenapa ga mau dianter pulang coba? "

" Jangan ngomel ihhh...aku sakit ga malah diperhatiin tambah diomelin "

" Kamu ga tau aja seberapa khawatirnya aku sama kamu "

Aku tersenyum mendengar ucapan Fauzan barusan " aku gapapa jangan berlebihan okay..aku sayang kamu "sambil memeluk pinggangnya dan menyandarkan kepalaku di bahunya

Fauzan menyuruh ku minum obat yang diambilnya dari tas ku setelah itu menyuruhku istirahat tetap membiarkan aku memeluknya sedangkan dia mengelus punggungku.

Kami ngobrol sampai aku lupa akan sakitku sesekali tertawa mendendengar gombalan receh Fauzan sampai rasa kantuk menyerang mataku.

Entah berapa lama aku tertidur dengan posisi masih bersandar di bahu Fauzan dan masih memeluk pinggangnya

"Enghhhh " aku melenguh dan perlahan membuka mataku

" Sssttt tidur aja lagi yang "

" Udah jam berapa sekarang? " Eh...ada yang liat aku tidur peluk kamu ga? "

" Barusan bel istirahat, knapa emang kalo ada yang lihat kamu peluk aku? "

" Ish... ya gapapa sih tapi kan malu kali ketahuan orang lain temen sekolah kan ga tau kalo kita udah nikah "

Belum sempat Fauzan menjawab apa yang aku katakan. Kami dikagetkan dengan salam dari depan pintu

" Assalamualaikum "

.

.

.

.