" Saahhhhhh " seruan dari saksi dan tamu undangan yang datang di acara ijab kabulku dengan Fauzan. aku berada di dalam kamar sendiri sedangkan Fauzan mengucapkan ijab kabul di ruang tamu yang diubah menjadi tempat ijab kabul.
Hari terpenting bagi hidupku dan mulai sekarang tanggung jawab atasku setelah ijab qobul barusan sudah berpindah dari orang tuaku kepada suamiku. Hari ini tidak ada resepsi setelah akad hanya ada makan makan bersama keluarga dan tetangga terdekatku dan untuk sahabatku disekolah tidak ada yang tau, kami sengaja tidak memberitahukan perihal pernikahan ini disekolah karena selain peraturan kami juga ga mau jadi bahan gosip disekolah. Suara pintu terbuka membuat degub jantungku berjalan dengan cepat. Fauzan berdiri didepan pintu kamar dengan basofi putih sepasang dengan kebaya yang aku kenakan.
" Assalamualaikum bidadari surga "
" waalaikum salam " jawabku pelan
" ga ada uang jatoh lok dibawah ngapain coba liat bawah terus " gila ya biasanya ni cowok datar aja gitu bawaannya sekarang kenapa bisa manis banget bikin pipi panas sama salting aja kan akunya. Fauzan berlutut ala pangeran di depanku menggenggam tanganku setelah itu membuka kotak beludru berbentuk hati berisikan sepasang cincin yang sangat indah dia memasangkan satu cincin di jari manisku setelah itu mengangsurkan tangan dan cincin pasangannya kepadaku. aku memasangkan cincin dijari manisnya lalu mencium punggung dan telapak tangannya sebagai tanda baktiku sebagai istri.
Fauzan mencium keningku lama dan akupun refleks menutup mata wow respon yang sangat bagus dari mataku bikin muka ku panas dan pipiku merah merona untung aja aku memakai make up jadi ga ketahuan kalo blusing " trima kasih sudah menerimaku jadi suamiku selamat datang dalam kehidupanku istriku "
Setelah mengecup keningku Fauzan membawaku keluar dari kamar untuk menandatangani dokumen pernikahan dan foto bersama keluarga karena bukan acara yang besar dan hanya mengundang tetangga keluarga dekat saja tapi tetap saja acara berlangsung meriah aku senang keluargaku bisa berkumpul di acara bahagiaku.
♥♥♥
Tepat pukul 12 siang acara selesai keluarga Fauzan dan tetangga pamit undur diri tinggal keluargaku dan keluarga Adam yang masih disini bantuin umi beberes rumah. sekarang aku sudah berada di dalam kamarku belum mandi baru membersihkan riasanku sedangkan Fauzan masih membersihkan diri di kamar mandi. Suara pintu terbuka membuat lamunanku buyar Fauzan keluar dari kamar mandi dan pemandangan ini pertama kali bagiku tanpa kusadari membuat pipiku memerah
" Udah sana mandi gih biar seger " Fauzan menarik tanganku sehingga kami berdiri berhadapan entah kenapa aku tidak berani menatap wajah nya jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya tanpa kuduga sebelumnya Fauzan langsung melingkarkan tangannya di pinggangku membuat rona merah di wajahku tidak bisa disembunyikan " kenapa ...kok diem aja "
" Hah....!? " Belum selesai aku menjawab sebuah ciuman mendarat dibibirku dan aku langsung membulat kan mataku dan berusaha mendorong Fauzan " ciuman pertama aku.... ih kamu ...." jawabku tak terima
" Kita udah nikah yang masak aku ga boleh cium kamu sih " tanyanya sambil mengeratkan pelukannya dipinggangku membuat aku tak bisa bergerak kemanapun, kepalaku hanya menunduk supaya bisa menyembunyikan wajahku yang sudah memerah karena malu " yang...." Panggilnya sambil berusaha mengangkat daguku dengan jari telunjuk dan ibu jarinya
Aku yang tak kuasa menahan malu langsung saja kulingkarkan tanganku dipinggangnya dan menenggelamkan wajahku di dadanya " malu....." Jawabku lirih sambil terus memeluknya dan disambut dengan kekehan Fauzan
Entah sudah berapa lama aku memeluknya dan tanpa sadar kami berjalan ke arah kamar mandi... entahlah aku juga tidak tau kapan kaki kami mulai melangkah hingga sampai disini sampai Fauzan menunduk dan membisikkan sesuatu padaku
" Yang...."
" Hmmm"
" Mau lanjut pelukan di kamar mandi apa kamu mandi sendiri "
" HAH !!" aku mendongak tanpa sadar dan mulai memperhatikan sekitar setelah sadar sepenuhnya bahwa kami didepan kamar mandi langsung aku mendorongnya " aku mandi sendiri " jawabku cepat langsung masuk ke kamar mandi dan menguncinya setelah sampai di dalam aku bersandar dibalik pintu mulai mengatur degup jantungku yang berdebar kencang sambil tersenyum dan masih kudengar tawa Fauzan dibalik pintu
Hampir tiga puluh menit aku membersihkan diri di kamar mandi setelah selesai baru aku tersadar kalau tidak membawa baju ganti ke kamar mandi, kupanggil Fauzan tapi tidak ada jawaban setelah itu kuberanikan mengintip ke kamar ternyata ga ada orang secepat kilat aku berlari ke arah lemari untuk mengambil baju karena aku hanya menggunakan bathrobe selutut. Aku ambil baju dan dalaman secepatnya tapi sial waktu ambil dalaman pintu kamar terbuka membuat jantungku berdebar kencang otakku ingin secepatnya berlari ke kamar mandi tapi tubuhku kaku
Fauzan menutup pintu dan menguncinya setelah itu berjalan santai kearah ku, walaupun jantung berdetak kencang tapi aku masih pura pura tak menyadari keberadaannya aku tetap mengambil baju dan perlengkapan yang lain setelah aku selesai dan ingin kembali ke kamar mandi ternyata Fauzan udah tepat dibelakang ku
" Ini masih siang lho yang...kalo penampilan kamu kayak gini aku bisa khilaf beneran " katanya sambil mengunci pergerakan ku di lemari
" Ap..apaan sih gara gara kamu tadi aku ga bawa baju ganti sekarang minggir deh aku mau ganti baju " jawabku terbata sambil berusaha mendorongnya tapi dia tidak bergerak sama sekali
" Kamu tau gak yang kalo aku cinta banget sama kamu " katanya sambil melingkarkan kedua tangannya di pinggangku lalu mencium keningku dan akupun refleks menutup mata meresapi kehangatan ciumannya " terima kasih udah mau terima aku jadi suami kamu " katanya sambil memelukku dengan erat
Entah siapa yang memulai atau memang suasananya juga mendukung ciuman ciuman kecil m mendarat di bibirku perlahan menjadi lebih intens walaupun agak kaku karena kami sama-sama belum pernah melakukan sebelumnya hanya insting dan fakta bahwa kami sudah menikah yang membuat aku tak khawatir karena apa yang kami lakukan sudah halal bahkan bernilai pahala. Fauzan melepaskan ciumannya setelah kami hampir kehabisan nafas
" Aku bisa gila karena kamu, jangan pernah ninggalin aku karena separuh jiwaku adalah kamu " katanya sambil mengelus bibirku dengan ibu jarinya dan entah keberanian dari mana langsung kulingkarkan tanganku kelehernya dan ciuman itu kembali terjadi ciuman yang sudah menjadi candu kami berdua makanya banyak teman teman ku yang tidak bisa mengendalikan diri mereka. Otakku benar benar kosong ciuman Fauzan benar benar membuat aku mabuk kepayang karena tidak hanya sekedar ciuman tapi tangannya juga bergerilya di tubuhku dan entah kapan dia sudah membuka tali bathrobe
" Enggghhhh " desahan kecil keluar dari bibirku membuat Fauzan semakin bersemangat mengeksplor ciumannya
Karena kami sama-sama hampir kehabisan nafas dia melepaskan ciumannya " stop sampai sini...aku ga mau bikin kamu ga bisa jalan karena besok kita masih sekolah " katanya dengan nafas tersengal sambil membantuku merapikan penampilan ku yang udah ga karuan.
Mendengar itu wajahku memanas dan Fauzan menarikku kedalam pelukannya kurasakan degub jantungnya berdetak kencang tak karuan sama sepertiku lalu kulingkarkan tanganku dipinggangnya kami berpelukan erat sampai aku tertidur.
*****
Aku menggeliat ketika ada tetesan air yang menetes di wajahku
" Enggghhhh "
" Ashar mau lewat sayang... sholat bareng yuk "
" HAH " aku kaget setengah mati karena tiba tiba ada Fauzan di dalam kamarku dan dia baru saja selesai mandi " knapa kamu berani masuk kamarku ? " tanyaku sarkas
Fauzan mengerutkan keningnya bingung " yang...lupa kalo kita udah nikah tadi pagi? " Jawabnya sambil tersenyum geli
Aku terdiam lalu mengingat ingat kejadian hari ini " Astagfirullah... Maaf...aku lupa...hehehehe " jawabku sambil nyengir tak berdosa
" Udah inget? " Fauzan melotot kearah ku
" Maaf...ya kan aku baru bangun tidur belum terbiasa " jawabku malu " yaudah aku wudhu dulu habis itu sholat bareng " aku beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi...tapi
CUP
" Yaaaannggggggg " teriak Fauzan sambil tersenyum
Sampai di dalam kamar mandi aku tak bisa berhenti tersenyum entah keberanian dari mana tadi sebelum pergi ke kamar mandi kukecup pipi kanannya.
Setelah selesai cuci muka dan mengambil wudhu aku keluar dari kamar mandi dan Fauzan sudah siap dengan sajadah dan perlengkapan sholat. Kami sholat ashar berjamaah setelah selesai sholat dia mengulurkan tangannya, aku mencium tangannya dengan takdzim lalu dia mencium keningku lama kali ini setelah itu berbisik kepadaku
" Sejak kapan kamu belajar nakal " tanyanya sambil tersenyum
" Sejak jadi istrinya Fauzan Faturrahman Ramadhan " jawabku sambil tertawa
Tok tok tok
" Assalamualaikum dek "
" Ya Umi " jawabku sambil berjalan untuk membuka pintu kamar
" Udah sholat ashar ? "
" Udah..knapa Umi ? Ayo siapin minum buat suami kamu tadi Umi juga udah bikin cemilan "
" Siap Umi...aku pamit sama Fauzan dulu nanti aku nyusul Umi kedapur " jawabku sambil mengedipkan sebelah mata sedang Umi hanya menggeleng kan kepala lalu pergi ke dapur
Setelah aku menutup pintu kamar kulihat Fauzan sedang sibuk merapikan barang-barang nya memasukkan ke dalam lemari tugas yang seharusnya menjadi tanggung jawabku untuk membereskan semua pakaian dan barang-barang yang lain.
" Sini biar aku aja yang masukin ke lemari " Fauzan menangkap tanganku yang mau mengambil alih pekerjaannya setelah itu melingkarkan tanganku di pinggangnya
" Biarin aku aja kamu kebawah aja bantuin Umi " jawabnya lembut " Aku udah gede...OK ! Ini kerjaan ringan dan satu lagi kami istriku bukan asisten yang bisa aku suruh ini itu "
Kali ini kueratkan pelukanku dipinggangnya dan kurebahkan kepalaku di bahunya tempat ternyaman untukku bersandar " I love you Zan... I love you imam dunia akhiratku..."