Chereads / Ketua Kelas / Chapter 3 - DUA

Chapter 3 - DUA

Nabila terus memandangi robekan-robekan novel itu dikamarnya. Air matanya mengalir lagi. Dia sangat menyayangi novel itu karena itu pemberian dari almarhum adiknya.

"Risa maafin kaka" lirih Nabila.

Nabila memeluk novel itu sambil menangis. Dia merasa tidak becus untuk menjaga kenang-kenangan dari adiknya itu.

Ponsel Nabila berdering Nabila segera mengambil ponselnya ternyata Dalvin yang menelfonnya segera Nabila mengangkatnya.

"Hallo" suara diseberang sana.

"Iya ada apa Vin?" .

"Gue minta maaf udah bikin novel lo robek"

"Gue udah maafin lo kok Vin, santai aja"

"Makasih"

Sambungan terputus Nabila membuang ponselnya asal. Dia membaringkan tubuhnya diatas ranjangnya dan kemudian tertidur.

Dalvin memasuki ruang kelasnya dengan gaya so coolnya. Terlihat olehnya Nabila yang sedang mencatat entah mencatat apaan, terlintas pikiran jail di otak Dalvin.

Dalvin berlari ke arah meja Nabila kemudian mendorong meja Nabila hingga catatan Nabila berantakan.

"Dalviiiinnnn" teriak Nabila.

"Sorry Nab gue sengaja" ujar Dalvin.

Nabila mengepalkan tangannya kemudian berjalan menghampiri Dalvin yang duduk santai sambil bermain game diponselnya.

"Gara-gara lo catatan gue berantakan" ujar Nabila

Dalvin diam tak menoleh sedikitpun kearah Nabila itu membuat Nabila bertambah geram. Nabila menarik earphone yang tersumpal ditelinga Dalvin sampai pemiliknya ikut mendongak.

"Ehh Nabila sayang" ujar Dalvin memamerkan senyumah khasnya.

"Jangan panggil gue sayang, jijik gue dengernya" ujar Nabila.

"Terus apa dong? Bebep? Cintaku? Atau-"

"Dalvin gue serius" teriak Nabila

"Belum juga jadian udah minta diseriusin aja" celetuk Dalvin.

Nabila memejamkan matanya rapat-rapat sambil menarik nafas panjang.

"Ngapain merem gitu? Jangan-jangan lo lagi bayangin yang-"

Nabila yang mendengar itu membulatkan matanya.

"Ehh enak aja gue gak gitu kali, lo tuh mesum" ujar Nabila.

Dalvin menaikkan sebelah alisnya.

"Mesum? Lo kali yang mesum, maksud gue tadi lo tuh ngebayangin muka ganteng gue bukan yang macem-macem" ujar Dalvin.

Pipi Nabila memanas dan memerah karena malu, dengan mudahnya dia terjebak oleh Dalvin.

Hahahaa malu kan lo. Batin Dalvin.

Nabila membalikkan badannya meninggalkan Dalvin yang tersenyum kemenangan.

"Lo tenang aja Nab nanti gue mesumin tapi nunggu halal" teriak Dalvin.

"Berisik lo curut" ujar Nabila kesal.

Nabila dan Fitra berjalan memasuki kantin yang cukup ramai, segera mereka duduk dibangku yang masih kosong dan memesan makanan.

Sedang asik Nabila memakan baksonya tiba-tiba saja ada yang duduk disampingnya.

"Ehh curut ngapain lo kesini?" ujar Fitra

"Yang pasti bukan ngapelin lo" jawab Dalvin.

"Nabila sayang" panggil Dalvin.

Nabila terus memakan baksonya tanpa mau menoleh kearah Dalvin. Dia masih kesal dengan Dalvin gara-gara tadi pagi.

Dalvin mendengus kesal karena diabaikan.

"Hahaaa mampus lo dikacangin" ledek Fitra.

"Ehh nenek lampir diem lo, ketawa lo bikin gue merinding" ujar Dalvin.

"Lah kok gitu?" tanya Fitra polos.

"Iyalah ketawa lo mirip tante kunti tau" ledek Dalvin kemudian pergi dari kantin sebelum Fitra mengamuk.

"Dasaarrr bayi dugong, lo tuhh bapaknya tuyuuulll" teriak Fitra yang kini sudah menjadi pusat perhatian dikantin.

Nabila menutup wajahnya karena malu akibat ulah sahabatnya itu.

"Fitt jangan malu-maluin napa" ujar Nabila.

"Hehee iya maap ya semuanya gue keceplosan" ujar Fitra kepada seluruh penghuni kantinnya.

Penghuni kantin hanya menggelengkan kepalanya sedangkan Nabila bertambah malu. Rasanya dia ingin tiba-tiba menghilang dari sini.

Fitra yang membuat ulah santai-santai saja dan kembali memakan baksonya tidak merasa malu sedikitpun.

"Lo kenapa sih Nab?" tanya Fitra.

"Malu tau, lo sih teriak-teriak" ujar Nabila.

"Maaf deh Nab, gue bener-bener keceplosan gara-gara curut got pacar lo" ujar Fitra.

Nabila membulatkan matanya.

"Ehh dia bukan pacar gue kali, amit-amitdah gue pacaran sama cowok pecicilan kaya dia" ujar Nabila.

"Jangan gitu Nab nanti lo suka lagi sama Dalvin" celetuk Fitra.

"Apaan sihh udahlah gue mau ke kelas".

Nabila pergi meninggalkan Fitra yang masih memakan baksonya itu.

"Ck. Ngambekan lo" ujar Fitra.

"Nabila tungguin gue" teriak Fitra yang akan beranjak menyusul Nabila. Baru saja dia berlari suara ibu kantin menghentikan larinya.

"Neng Fitra belum bayar Bakso sama esnya, kata neng Nabila juga neng Fitra yang bayar" ujar Ibu kantin.

"Ehh kurang ajar si Nabila".

"Utang dulu aja buu" teriak Fitra kemudian dia berlari dengan cepat keluar kantin.

Ibu kantin itu menggeleng-gelengkan kepalanya .

"Cantik-cantik suka ngutang" gumam ibu kantin.

"Nabila woyy" teriak Fitra ketika memasuki kelasnya.

"Ehh bedug berisik" ujar Dalvin.

"Suka-suka gue curut" balas Fitra.

"Nabila lo jahat amat ninggalin gue dikantin terus pake acara gue yang bayar segala" cerocos Fitra.

"Sekali-kali kek lo bayarin gue Fit" ujar Nabila.

"Iyadeh iyaa".

"Udah bayar kan?" tanya Nabila.

Fitra memamerkab cengiran polosnya.

"Gue ngutang Nab" ujar Fitra.

"Buaahahahahaaa jual bedug sono buat bayar utang" celetuk Dalvin.

Nabila hanya geleng-geleng kepalanya.

"Diem lo curut berisik" kesal Fitra.