Liana Azura adalah seorang gadis remaja yang berparas sangat cantik. Bagaimana tidak?
Gadis itu mempunyai mata berwarna biru azure, berbadan tinggi dan body goals, serta
rambut panjang sepunggung berwarna pirang.
Nama 'Liana' diambil dari nama kedua orang tuanya, sedangkan nama 'Azura' diambil
dari warna mata gadis itu yang berwarna biru azure.
Namun, orang tua Liana tidak tahu kalau anak mereka mempunyai indra keenam atau
indigo. Sejak kecil Liana selalu melihat 'mereka' di mana-mana dan 'mereka' selalu
meminta tolong kepada Liana. Inilah ceritanya.
"LIANAAA! BANGUN LO DASAR KEBO!" teriak seseorang dari depan kamarnya. Siapa
lagi kalau bukan sahabatnya yang bawel dengan suara menggelegar.
"BAWEL LO LUNA!" balas Liana kepada sahabatnya itu.
Luna Saraswati adalah nama sahabat Liana. Dia juga sama seperti Liana, tetapi bedanya,
Luna tidak memedulikan 'mereka'. Berbeda dengan Liana yang sangat memedulikan
'mereka'. Namun saat Liana ingin menolong 'mereka', selalu saja dihalang oleh Luna.
Katanya takut 'mereka' bohong atau semacamnya dan lagi, 'penjaga' Liana sangat
memproteksinya. Begitu pun 'penjaga'-nya Luna.
"JANGAN BANYAK BENGONG WOI LU GAK LIAT APA UDAH JAM BERAPA? DAH TAU
JAM PERTAMA ITU BAPAK BOTAK! GW GAK MAU YA, KALO DISURUH LARI LAPANGAN
10 KALI!" teriak Luna. Sekarang mereka naik ke kelas 11 SMA dan benar pelajaran
pertama mereka itu fisika yang mengajar gurunya killer. Satu sekolah bilangnya bapak
botak ya karena bapak tersebut botak kinclong wkwkwkwkwk (eh maap).
"IYA INI LAGI PAKE BAJU! DASAR MANUSIA GAK SABARAN!" balas Liana yang sudah
gemas dengan Luna yang super bawel.
"Lah, kalo gw manusia lo apaan bego?!" tanya Luna dengan cengiran khasnya,
sedangkan yang ditanya hanya cengo dan geleng-geleng kepala.
"Kenapa sahabat gw begini amat ya," gumam Liana.
***
Sesampainya di sekolah, mereka langsung diteriaki sama siswa-siswa di sana.
Bagaimana tidak? Mereka sangat terkenal di sekolah dengan kecantikan dan kepintaran
mereka.
Saat mereka selesai mengunci mobil, tiba-tiba siswi-siswi di sana berteriak histeris
seperti orang kesetanan. Luna dan Liana yang mendengarnya juga sudah tahu ya. Siapa
lagi kalau bukan Leo dkk. Luna yang melihat abangnya sedang genit ke siswi-siswi
langsung memutar bola matanya malas. Akhirnya, Luna memutuskan untuk masuk ke
kelas dengan menarik Liana. Sang empu pun kaget karena tarikan yang tiba-tiba dan
lumayan kencang.
"Anjir! Woi, biasa aja kali nariknya! Kaget gw!" kata Liana kepada Luna. Luna yang
mendengar ocehan sang empu memilih untuk diam dan terus menarik Liana ke dalam
kelas.
***
KRIIING!
Bel istirahat pun berbunyi. Luna dan Liana segera pergi ke kantin dan memesan
makanan. Setelah selesai memesan, mereka mencari meja, tetapi tidak ada yang kosong,
selain meja Rangga dkk. Dengan terpaksa akhirnya mereka memilih di situ. Saat sudah
sampai di mejanya, mereka meminta ijin kepada penghuni meja tersebut (dikira setan
kali ya wkwkwkwk).
"Permisi, boleh kita duduk di sini?" tanya Liana dan mereka pun menengok semua.
Luna hanya menatap datar, begitu pun Liana. Mereka berdua memang dijuluki Twins
Queen Ice karena mereka selalu menatap dingin, datar, dan tajam. Mereka juga selalu
bersama. Jadi jangan heran, kalau ada Liana pasti ada Luna, begitu pun sebaliknya.
"Boleh gak nih? Kalau gak boleh juga gapapa!" timpal Luna dengan jutek. Dia sudah
mulai bosan. Leo yang melihat adiknya mau pergi pun langsung menarik tangan adiknya
dan duduk di sebelahnya.
"Boleh kok, Dek. Siapa bilang gak boleh hmm?" jawab Leo.
Akhirnya Luna dan Liana duduk berhadapan. Di samping Liana ada abangnya, yaitu
Alex. Alex terus menatap adiknya yang terus cemberut. Merasa heran dengan adiknya,
Alex pun akhirnya memutuskan untuk bertanya
"Dek, kok lu cemberut gitu sih mukanya? Lo kenapa?" tanya Alex.
Liana yang mendengar pertanyaan abangnya langsung menjawab dengan cepat.
"Gapapa kok, Bang. Cuman lagi mikirin tugas aja."
Alex hanya mengangguk–angguk kepalanya yang berarti dia mengerti. Semua makan
dengan tenang, tiba-tiba….
BRAK!
"Anjir!"
"Setaaan!"
"Kodok nyemplung!"
"Whaaa!"
"Astagfirullah!"
"Innalilahi!"
"Hah? Siapa yang meninggal?" tanya Tania, orang yang menggebrak meja tadi.
Saat mereka sudah menstabilkan jantung mereka, mereka semua langsung menatap
tajam ke arah Tania, Tania yang menyadari ditatap seperti itu hanya tersenyum
menampakkan gigi putihnya, menutup kupingnya dan menghitung mundur.
3….
2….
1….
"TANIAAA!" teriak semuanya (kecuali Liana dan Luna), sedangkan Liana dan Luna
hanya geleng-geleng kepala dengan tingkah sahabatnya yang satu ini.
"Hehehe sorry guys soalnya kalian serius amat sih, jadi gw kagetin dah," kata Tania.
Semua orang yang ada di meja itu hanya cengo dengan tingkah Tania yang polos. Luna
dan Liana pergi dari meja tersebut bersama Tania.
"Kalian mau ke mana?" tanya Leo.
Mereka bertiga langsung menengok ke sumber suara.
"Mau ke perpus bentar. Kenapa?" jawab Luna.
"Oh, yaudah. Hati-hati," ucap Leo.
"Hmm." balas Luna dengan jutek. Leo yang mendapat jawaban sang adik hanya
menghelai napas kasar. Bagaimana tidak? Sejak kejadian 'itu' Luna dan Liana menjadi
dingin dan kejam,
Luna dan Liana menjadi DoubleLeader gangster. Liana menjadi ketua-1 sedangkan Luna
menjadi ketua-2. Mereka berdua pendiri gangster Angel Of Darkness, gangster ini
gangster terkejam nomor 1 di dunia dan gangster ini membantu aparat kepolisian, para
tentara, dan agent-agent. Di gangster Luna dijuluki Demons, sedangkan Liana dijuluki
Death Angel. Yang mengetahui ini hanya para sahabatnya dan abang-abangnya saja.
Orang tuanya? Tentu saja orang tuanya tidak mengetahuinya apalagi tentang Liana yang
mempunyai perusahaan dan menjadi CEO di umur 15 tahun. Liana mendirikan
perusahaannya dengan nama L'A GROUP COMPENY. Perusahaannya ini terkenal dan
menjadi perusahaan nomor 1 di dunia. Perusahaan ini berdiri sejak Liana umur 12
tahun dan saat dia umur 12 tahun dia sudah lulus S3 di London dengan semua jurusan.
Sangat jenius bukan?
Luna, Liana, dan Tania berjalan menuju ruangan pribadi Liana. Mereka tidak jadi ke
perpus karena takut ketahuan. Jadi mereka ke ruangan Liana (BTW, ini sekolah milik
Liana jadi di sekolah ini ada ruangan pribadi Liana). Saat mereka sudah masuk, mereka
langsung membicarakan misi mereka dengan serius dan merencanakan dengan matang.
"Jadi gimana? Mau nunggu mereka nyerang?" tanya Tania.
"Tunggu mereka nyerang baru kita beraksi," sahut Liana dengan senyum manisnya.
Mungkin bagi orang biasa itu senyum yang sangat manis, tapi bagi anggota AOD senyum
itu sangat mengerikan. Biasanya Liana memberikan senyum itu untuk musuhnya yang
akan menemui ajalnya. Saat mereka sedang menyusun rencana, tiba-tiba hp Liana
berdering.
"Hallo."
��...."
"Kenapa Azra?"
"...."
"Kok hp Azra bisa sama elu?" tanya Liana bingung.
"...."
"Gak usah pake bos bos kalo di luar markas. Santai aja ama gw. Jadi Azra kenapa?"
potong Liana.
"...."
"Lo di mana, Dek. Bilang gw lo di mana?!" kata Liana dengan nada khawatir.
.
.
.
.
.
bersambung.....