"Buku ini bukannya buku yang pernah diberikan oleh tante Sisil ya?" Gumgam gw, gw pun mengambil buku tersebut dan mengecek buku itu dengan teliti saat sedang mengecek tiba tiba ada secarik kertas jatuh, gw mengambil kerta tersebut dan membaca kertas itu, tiba tiba Leo datang.
"Apa yang lo temuin Na?" Tanya Leo
"entah gw gak tau tiba tiba kertas ini jatuh dari buku ini" bilang gw
"yaudah simpan buku dan kertas itu baik baik jangan sampai hilang, benda itu bisa kita teliti nanti" bilang Leo
"dah tau" ketus gw, kami pun melanjutkan pencarian kami.
***
Hari sudah menjelang malam kamipun memutuskan untuk mengakhiri pencariannya dan dilanjutkan besok. Setelah makan malam kami memutuskan tidur di kamar masing masing, di saat semua orang sudah tidur gw malah masih membuka mata
Gw gak bisa tidur karna memikirkan kertas itu, ya gw tau kertas itu bukanlah sembarang kertas melainkan kertas itu berisi kode kode yang di mengerti oleh para gangster atau mafia yang sudah dipercaya oleh FBI dan bertujuan untuk memberitahukan anggota mereka kalau salah satu dari mereka dalam keadaan bahaya atau genting
Untunglah gw mempelajari kode tersebut jadi gw tau maksud kode itu, gw memutuskan membaca ulang kode itu untuk memahaminya, saat sedang memahami isi tersebut gw kaget banget dengan isinya bagaimana mungkin mereka masih hidup itu tak mungkin
"tidak mungkin mereka masih hidup bukannya mereka udh mati terbunuh oleh jalang itu?" gw terdiam sesaat
"apa gw cari informasi aja kali ya?" setelah memikirkan akhirnya gw memutuskan untuk mencari informasi tentang keluarga Shiran, setelah berjam jam mengecek keluarga Shiran ada yang mengganjal dengan informasi itu akhirnya gw memutuskan untuk mencari lebih banyak dan gw menemukan hal menarik
"Pantas saja ternyata mereka pintar juga ya" gw memanggil Prisila untuk datang ke kamar gw
"apaan weh manggil manggil kangen yaa" ucapnya dengan pd
"najong gw kangen ama lo, gw mau Tanya lu bukan anak kandung keluarga Shiran kan?" Tanya gw, gw liat dia sedikit kaget dan terdiam, dia menghela nafasnya
"ternyata lo mengetahuinya ya, lo bener bener hebat" ucapnya sambil tepuk tangan
"lama!!! Tinggal jawab doang" ngegas gw
"wes mbaknya ngegas melulu PMS ya" sumpah demi apa gemes gw liatnya ingin kali gw bunuh
Author : kan emang dia udh mati dodol
Liana : berisik kau Thor
Author : jahat kali lah kau ni, mau gw bikin lu mati hah!?
Liana : jangan thor nanti ceritanya sedikit gmn?? Kan kasian para Riders, yakan guys
Riders : iya tuh betul
Prisila : ini kapan mulai nya si weh jangan pada berantem napa
Author : oke karna author ini baik dan tdk sombong jadi ku maafkan dirimu itu
Liana & Prisila : Serahdah yg waras diem aja
Author : Ouuh jadi menurut kalian bedua gw gila iya!!??
Liana & Prisila : Eehh ka-KABOOOORR!!!!
Author : SINI KALIAAN BEDUA!!!!!!!
(oke abaikan yg di atas back story)
"jawab atau…" ancam gw
"hwaaa iya iya gw jawab gak usah gitu dong, iya gw bukan anak kandung mereka dan mereka masih hidup yang dibunuh oleh jalang itu bukan mereka melainkan orang suruhan mereka dan gw sendiri gw menawarkan diri karna balas budi gw terhadap mereka, kalau mereka gak ada waktu itu mungkin gw gak bakal liat dunia lagi walau sekarang gw udh begini, gw tau lu mau nanya mereka dimanakan? mereka ada di Korea Selatan si jalang itu tidak tau karna yang jalang tau mereka udh mati yang tau cuman keluarga besarnya itu, mereka mengubah marga mereka demi keselamatan mereka, lagi pula keluarga besarnya menyetujuin itu. Mereka juga membangun perusahaan lagi lo tau perusahaan besar nomor 15 itu?? lo pasti tau, gak mungkin lo gak tau, nah perusahaan itu milik mereka dan soal marga mereka kalau tak salah mereka mengubahnya menjadi Shain lo pasti paham betul tentang kode itu sebenarnya mereka sengaja menaruh kode itu di buku itu dengan cara menyuruh anak buahnya, mereka tau kalo lu bisa membantu mereka mengurus jalang itu gw harap lo mau bantu mereka" ucap Prisila
Gw sempat bimbang antara bantu gak bantu akhirnya gw memutuskan membantu mereka, kasihan juga mereka
"ok gw bantu dengan senang hati. Lo bisa kan bilang ke mereka kalau gw bakal bantu mereka, tapi agak lama gpp kan soalnya gw juga masih ngurus urusan gw di sini" ucap gw
"gampang gw kalo masalah itu gw bisa masuk kedalam mimpi mereka, kalau masalah lama atau gak lama itu gak masalah asal kan tu jalang mati" ucapnya
"buset kejem amat mbaknya"
"heh sadar mbaknya, situ juga kejem kalo ngebunuh emang gw gk pernah liat lo ngebunuh orang apa? Lagi pula kalo bukan karna acting udh gw bunuh kali tu jalang gregetan gw" ucapnya
"trus trus anak pertamanya gmn?" Tanya gw
"oh anak pertamanya itu masih kecil kalau gak salah umurnya sekarang 5 tahun kalau gak salah ya" ucapnya
"ooouh, ok dah sono gw mau bocan dulu hus hus!" usir gw
"hilih najong gw di usir, gw di sini dong di luar dingin boleh ya? ya ya?" pintanya
"terserah" jawab gw, akhirnya gw pun terlelap ke dalam mimpi
Autor POV
Keesokan harinya Liana sudah ada di dapur menyiapkan sarapan, setelah selesai menyiapkan sarapan Liana berniat membangunkan para sahabat sahabatnya
"Lah baru mau bangunin kalian" ucap Liana
"hehehe kita udh bangun dari tadi cuman males turun" jawab Tania
"yaudah sarapan dulu nanti setelah sarapan kita ngumpul ada yang pengen gw omongin sama kalian" ucap Liana
"SIAP BOSSQ" Jawab mereka semua, setelah itu mereka makan sarapan mereka
***
"mau omongin apa Na??" Tanya Alex
"jadi kan kemarin kita ngecek masion itu kan? Nah gw udh nemu petunjuk yg menarik niih, tapi gw nanya dulu sama kalian, kalian nemu apaa di sana??" Tanya Liana
"gw sama Alex cuman nemu kertas doang, nih kertasnya. Tapi kertasnya itu penuh dengan kode kode aneh yang kita gak ngerti" Tania memberikan kertas tersebut kepada Liana, Liana dengan senang hati menerimanya dia memang sedikit kaget ternya kode itu masih berlanjut
"kalo gw sama Billy juga sama, kita cuman nemu kertas tapi bedanya kertas itu ada teka tekinya dan juga petunjuknya cuman satu yaitu kalung yang di pakai oleh Liana" Luna juga memberikan kertas tersebut sambil menunjuk kalung Liana, semua kaget apa hubungannya dengan kalung Liana??
Liana tampak sedang berfikir, memang dia memakai kalung pemberian seseorang yang sebagai tanda berterima kasih karna sudah membatu orang tersebut, kalo kalian berfikir orang tersebut adalah nyonya Shain jawaban kalian tepat sekali, ya memang Liana pernah membatu wanita itu dulu karna dia sedang kesusahan dan sebagai gantinya Ny. Shain memberikan Kalung yg sangat cantik, kalung yang berbentuk diamond berwarna biru itu sangat cantik sekali jika di pakai oleh Liana bahkan Liana baru menyadarinya kalau kalung tersebut ada kode nya yg mengartikan nama pemilik kalung tersebut.
Liana terus memerhatikan kode dan teka teki itu kalau jika di sambungkan maka ada tulisan 'Kami tau kau akan membaca surat ini kau pasti tidak lupa denganku kan Nona Liana, kau pernah membantuku waktu itu bolehkah aku meminta bantuan dari mu lagi Nona?? Kalau boleh tolong kami, kami sedang dalam bahaya. Kami tidak ingin anak kami dalam bahaya dia mengincar anak kami, aku yakin kau pasti akan membantu kami, kami tunggu kedatangan kalian, kami berada di KorSel kalau kalian ingin kemari bilang padaku ini nomor ku Nona 0*********** terima kasih. Aku akan menunggu mu Nona'
"kenapa mereka memanggil mu 'Nona'??"Tanya Alex, Liana diam kembali dia sedang menyimak kode itu dan tiba tiba Liana berdiri dan berjalan menuju kamarnya
"Kita akan melanjutkannya nanti sebaiknya kalian pulang" ketus Liana, semua yg ada diruangan itu di buat bingung dengan omongan Liana bagaimana bisa mereka menundanya sedangkan mereka sudah menemukan caranya
"gw bingung knp Liana menundanya??" Tanya Billy
"mungkin Liana sedang tidak enak badan dan juga gw yakin Liana itu punya 1000 cara baik nya itu" bilang Tania
"kita serahkan saja pada Liana, Karna dialah yang mengetahui seluk beluk keluarga tersebut" sahut Luna
"yasudah bagaimana kalau kita ke café aja dari pada diem diem bae kan ya mending kita ngopi" seru Billy
"boljug tuh" Jawab Luna
"tapi Liana gak ikut??" Tanya Tania
"biarkan dia sendiri dulu, gw yakin dia gak bakal mau ikut" Jawab Alex, akhirnya mereka pergi ke café sedangkan Liana dia dikamar dengan Prisilla yg sepertinya sedang mengomeli Prisilla
Dikamar
"Prisilla!!!!....."
.
.
.
.
.
bersambuuung....