-Rooftoop -
"Kita mau kemana?" tanya Via mengikuti tarikan tangan sSiv menyusuri tangga
"Tempat biasa" sahut Stiv
"Roof top? tanya Via memastikan
"Lo masih inget tempat ini?" tanya Via dengan senyum manisnya
"Inget lah, lo mau ngomong apa?" tanya Stiv ketika sudah sampai di rooftop, kini ia memandang mata biru itu lekat-lekat
"E…. gu..gue mau tanya soal ini!"sahut Via cepat, kemudian ia membukakkan bukunya dan menunjukkan sebuah soal
"Oh.. ini" sahut Stiv mengambil alih buku itu
"Sini duduk disini, panas di situ" sahut Stiv lagi. Ia dan Via duduk di sebuah kursi kayu panjang yang berada di sana
Roof toop adalah tempat favorit Via yang ia kenalkan pada Stiv dulu, dulu banget sebelum ia bergabung dengan gengnya Shandy. Saat sedih, pengen nangis kejer, mereka selalu datang kesini. Mereka bebas berteriak se keras apapun tanpa ada suara yang mengganggunya, meluapkan kesedihan disini saat sendirian,maupun bareng-bareng. Dan hanya berdua Via dengan Stiv. Karena tempat ini jarang banget di datangi oleh murid lain.
**************
"Eh lo mau kemana bos?" sahut Lutfi melihat Shandy berlari menjauh dari kantin
"Biar gue yang nyusulin dia" tukas Vito berlari menyusul Shandy
"Lo mau kemana Shan?" tanya Vito ketika langkahnya sudah menyamai Shandy
"Nyari Stiv" ujar Shandy
"Buat apaan?" tanya Vito lagi
"Udah lo diem aja!" sahut Shandy berjalan mengarah ke kelas Stiv
"Si Via kemana?" tanya Shandy saat berada di depan kelas itu
"Nggak tahu kak" sahut salah satu mereka. Kemudian Shandy melihat cewek di dalam kelas itu yang ia duga teman akrabnya Via.
"Eh lo ngapain masuk segala!" ujar Vito ikut masuk ke kelas 11 IPA 3
"Si Via kemana?" tanya Shandy pada Syila
Syila sedikit tercengang, melamun sebentar. Terlebih melihat Vito yang berada di kelasnya saat ini. Cowok yang diam-diam ia kagumi,demi apapun ia sekarang ada di kelasnya!
"Woy!" ujar Shandy menepuk tangannya tepat di wajah Syila
"Eh… nggak tahu kak" sahut Syila cepat, masih memperhatikan wajah tampan Vito yang sedang celingak-celinguk mengamati isi kelasnya
"Lo ngelihatin apapan sih!" sahut Shandy yang melirik sorot mata Syila dan mengikuti arah pandangnya. Tiba-tiba Syila di kejutkan dengan Vito yang tepat di hadapannya.
"Hai manis!" sapa Vito
"Hai kak" sahut Syila senyum melambaikan tangannya
"Aelah, cari mangsa nggak usah di sini juga woy!" ujar Shandy menarik lengan Vito menjauh dari gadis itu.
"Biasanya Via kalo pas nggak sama lo dia kemana?" tanya Shandy
"Ke taman!" jawab Syila
"Nggak ada disnana, tempat lain?" tanya Shandy lagi
"Oh…ke roof top kali, dia biasa kesana kalo sendirian" sahut Syila mengingat-ingat
"Sendirian? Ke roof top? Ngapain?" deretan pertanyaan dari mulut Vito
"Biasanya juga sama temen sekelas gue juga kok" tukas Syila lagi
"Sama siapa?" tanya Vito penasaran
"Steaven" sahut Syila
"Eh lo mau kemana Shan?" ujar Vito meihat Shandy langsung berlari ke luar kelas
"Gue cabut dulu ya cantik, daah!" sahut Vito sambil mencubit pelan pipi tembem Syila. Seketika itu Syila di buat terbang melayang jauh tak terbayang bisa melihat langsung wajah tampan Vito tepat di hadapannya, apalagi baru saja ia mencubit pipinya. " duhhhh mimpi apa gue semalem" gumam Syila girang
****************
Sesampainya di rooftop , Shandy melihat Via dan juga Stiv deket banget, ketawa ketiwi. " akrab banget" kata itu yang mampu ia ucapkan sekarang
"Ehahh…hah…hah…" Vito termehek-mehek ngos-ngosan di samping Shandy sekarang
"Cepet banget lo larinya" sahut Vito masih menunduk,menopang tubuhnya dengan tangan memegangi lututnya
"Lo ngelihatin apaan sih?" ujar Vito melihat arah mata Shandy
"Ngapain mereka berdua-duaan di sini?" ujar Vito lagi, ketika ia melihat Via dan Stiv yang duduk di seberang sana
"PD banget mereka mesra-mesraan di sini" tukas Shandy memandang tak suka ke arah Stiv dan Via
"Lo.. lo cemburu bos?" tanya Vito mengoreksi raut wajah garang Shandy. Shandy tidak menggubris omongan Vito, ia langsung berlari meninggalkan Vito yang masih berdiri mematung menyaksikan ke akraban Stiv dan Via di sana.
*************
"Eh Stiv, lo sedeket apasih sama si Via Via itu?" Tanya Vito melempar tasnya ke dalam mobil
"Sedeket nadi" canda Stiv
"Idih, lebay !" sahut Shandy sinis
"Etdyah lo kenape bos?" sahut Lutfi
"Jangan-jangan ni anak cemburu lagi" ujar Varel dengan senyum miring andalannya
"Nggak bakalan anjir!" jawab Shandy cepat, langsung masuk ke mobilnya
"Santai bro nggak usah nge gas juga " ujar Stiv ketika sudah berada tepat di samping Shandy
Seketika itu, Shandy menancapkan gasnya dan langsung mengambil kecepatan tinggi. Mengebut dengan membabi buta bersama emosinya
"Wooo, emosi bet tuh bocah hahaha" tukas Vito melihat mobil sport Shandy melesat pergi jauh dari hadapannya
**************
"Bik, kak Soy sudah pulang? tanya Shandy menelfon telefon rumah
"Sudah den, tapi ini pergi lagi" jawab bi Lia
"Tapi disini ada orang-orang banyak banget den, pakai baju item-item" ujar bi Lia lagi
"Siapa bang?" tanya Stiv
"Nggak tahu! Yaudah Shandy pulang sekarang bi" tukas Shandy menutup telfonnya dan kembali menancapkan gas dengan kecepatan tinggi.
Sesampainya di rumah, Shandy dan Stiv di kejutkan dengan laki-laki , badannya tinggi besar berbaris rapi di halaman rumahnya. Shandy dan Stiv sama-sama mengernyitkan dahinya. Barisan itu tidak sampai di depan halaman saja, tapi ada juga yang di teras sampai ruang tamu, koridor halaman belakang juga ada.
"Kalian ngapain di rumah gue?" tanya Shandy pada salah satu mereka namun tidak ada di antara mereka yang menjawab.
"Bentar gue telfon aunty" ujar Stiv
"Aunty kemana,kok nggak ada di rumah?" tanya Stiv
"Aunty sama Sonya ke London,ngurusin cabang perusahaan yang ada disini" jawab aunty
"Terus ini siapa orang item-item di rumah?" tanya Stiv lagi
"Itu bodyguard suruhan Aunty" jawab Aunty
"Body guard bang!" bisik Stiv pada Shandy. Shandy langsung merampas hp Stiv
"Apa-apaan sih, pake bodyguard segala?" umpat Shandy
"Nggak ada penolakan, udah nggak usah bantah! Atau kamu mau sekolah di sini, ngurusin perusahaan yang ada disini, pilih mana?" tukas aunty memberi pilihan
"Ck!" umpat Shandy langsung memutus sambungan telfon itu sepihak.
"Gue ke atas duluan, nih hp lo!" ujar Shandy berjalan menyusuri tangga.