Chereads / My prince my bad boy / Chapter 19 - CHAPTER 19

Chapter 19 - CHAPTER 19

-Pembalasan Via-

"Siapa nih orang, berani banget!" sahut Lutfi berjalan mendekat. Langkahnya terhenti,ketika pengendara itu melepas helmnya dan turun dari motor.

Shandy and the geng cukup di buat bengong, menganga tak percaya melihat Via dengan rambut terurai di balik helm itu. Kesempatan itu Via gunakan untuk menghajar Shandy yang sedang berdiri mematung.

"BUGHH!!!" Tendangan kaki Via mendarat tepat di wajah mulus Shandy. Shandy kehilangan keseimbangan,ia pun langsung pingsan terperosok ke tanah itu. Banyak teman-temanya melihat kejadian sangat langka itu, berkerumun di dekat parkiran.

"Itu balesan gue, karena lo udah macem-macem sama Dita!" bisik Via berjongkok di depan tubuh Shandy yang terkulai tak berdaya

Kemudian ia dengan ninjanya berlalu pergi dari tempat itu. Lutfi, Fito, Stiv juga Varel bengong dan sama-sama menggelengkan kepalanya melihat kejadian barusan.

"Emang si bos ngapain Dita?, Dita siapa sih?" tanya Lutfi

"Entah,nggak maksud gue" sahut Vito

"Yaudah ini gimana, kita bawa pulang ke rumahnya aja sekarang" tukas Lutfi

"Eh,jangan di rumah! Ada bodyguard gue yang ngejagain rumah. Bisa berabe kalo mereka ngadu kalo kita bolos sekolah" cegah Stiv

"Hah, bodyguard? Sejak kapan lo punya bodyguard?" tanya Lutfi

"Udah-udah, sekarang bawa Shandy ke mobil, kita urus di rumah gue!" sahut Vito. Kemudian Lutfi dan Varel menopang Shandy berjalan menuju mobilnya. Mobil mereka langsung melesat keluar pagar sebelum bel masuk berbunyi.

Sesampainya di rumah fito….

Shandy di dudukkan di kursi putar milik Vito, si Lutfi malah memutar-mutar kursi itu hingga Shandy hampir terjatuh terperosok ke lantai untuk kedua kalinya.

"Nggak usah belagu lo, kalo dia udah sadar bisa jadi sincan goreng lo!" sahut Varel

"Hahahahahah"  Vito dan Stiv tertawa bersamaan melihat wajah Shandy dan sedikit lebam luka di pipinya

"Bisa-bisanya si Shandy di tumbangin sama cewek ke Via" ledek Varel

"Lut, ambil kotak obat di lemari terus lo obatin nih luka Shandy" suruh Vito

Lutfi kemudian mengobati luka Shandy dengan alcohol dan bitadine. Ia sengaja memerban seluruh kepala Shandy setelah menaruh plester kecil di luka itu.

"Skandal! Gila lo Lut, lo buat si Shandy kayak mumi hahahaha" sahut Vito diikuti gelat tawa yang lainnya

"Kita foto dulu" tukas Lutfi memposisikan kameranya selfie bersama muminya  Shandy hahaha.

"Cekrek….cekrekk!...cekrek!" suara jebretan yang Lutfi ambil di hpnya

Tidak lama itu Shandy pun tersadar dari pingsannya.

"Hah, apa-apaan nih muka gue!" teriak Shandy meraba-raba mukanya yang penuh perban. Hahaha

"Kaca mana kaca!" teriak Shandy lagi. Stiv, Varel, Lutfi juga Vito sebisa mungkin menahan ketawanya, Vito langsung mengambil kacanya di kamarnya dan di arahkan tepat di hadapan Shandy.

"Aaaa!!" teriak Shandy berusaha melepas semua perban yang  menggulung di kepalanya.

Si lutfi tidak dapat menahan ketawanya. Ia ketawa terbahak-bahak ketika melihat Shandy dengan brutal melepas perban-perban yang ia pasang.

Selesai menyingkirkan perban panjang di kepalanya, ia megernyitkan dahinya melihat plester di pipinya.

"Apa lagi nih!" pekik Shandy langsung membuka paksa plester itu

"Aauu!" pekik Shandy meringis kesakitan saat plester itu terlepas dari wajahnya

"Astaga wajah tampan gue!" gerutu shandy melihat wajahnya di cermin

"Awas aja, gue nggak mungkin kalah sama tuh cewek" sahut Shandy beranjak berdiri

"Lo mau ngapain lagi bos?" tanya Lutfi

"Lihat aja, apa yang bakal gue lakuin sama tuh cewek!" ujar Shandy menyungging senyumnya miring.

************

Ke esokan harinya, Shandy sengaja memakai lamborgini birunya sendirian tanpa Stiv. Ia dan gengnya sudah berdiri di depan mobilnya masing-masing tepat di parkiran sekolah.

"Gimana kalau kita kerjain tuh cewek?" ujar Shandy

"Lo mau ngerjain dia yang bagaimana,apa ide lo bos?" tanya Lutfi

"Kita pura-pura jadi hantu,terus kita takut-takutin tuh dia sampai dia nangis kejer" tukas Shandy

"Atau kalau nggak,kita taruh kaya serangga mainan ke dalam tasnya sampai dia njerit histeris kalau perlu pingsan sekalian" sahut Shandy lagi

"Kita bukan bocah TK yang punya ide konyol seperti itu" sahut Varel acuh

" Ayolah, please kalian bantu gue!" rayu Shandy dan pada akhirnya sampai bel masuk berbunyi tak ada satu pun temannya yang menyetujui ide konyolnya.

"KRING…!!"

"Udah bel,buruan ke kelas!" ujar Vito berjalan duluan

11 IPA 2

"Eh Vi,emang kemaren lo beneran tuh nendang kak Shandy pake kaki lo di parkiran?" tanya Niha

"Kok tahu?" jawab Via sekenanya

"Beritanya udah samapai kemana-mana kali, nih tuh tuh lihat!" ujat Zira melihatkan video skandal kejadian itu ada di FB,WA dan akun sosmed lainnya.

"Waaahh Vi, ini gimana dong" tukas Dita mulai khawatir kalau Via bakalan di panggil BK

"Tenang aja,lagian dia yang salah dan dia berhak dapetin itu semua" ujar Via menenangkan

Benar yang Dita takutin, Suripto datang ke kelasnya!

"Yang namanya Livia ikut bapak sekarang ke kantor" ucap Suripto lantang

Dan ini kali pertama Via sebagai murid teladna masuk ke ruangan beliau.

" Gue nggak papa, gue ke kantor dulu ya" ujar Via pada Dita dan Syila yang sedari sudah was-was.

Ruang BK

Di ruangan itu sudah ada cowok berbadan tinggi duduk di hadapan pak Suripto dan ada bu Linda juga

"Silahkan duduk Via" tukas bu Linda

"Lihat,apa yang bakal terjadi sama lo setelah ini" bisik Shandy di sebelahnya dengan senyum miring kemenangan

"Sudah tahukan,kenapa kalian bapak panggil kesini?" tanya Suripto

"Via kenapa dengan secara tiba-tiba kamu nendang muka Shandy sampai pingsan?" tanya Suripto lagi

Kemudian Via menjelaskan kronologi kejadian sama persis yang Dita  ceritakan padanya kemarin sore. Tapi disisi lain Suripto malah seakan memojokkan Via dengan sebuah tayangan video di depannya.

"Ini rekaman CCTV dan jelas terekam di situ, tampak si Shandy yang tampak memesan cateringnya Dita. Dan di sini nggak terjadi apa-apa" sahut Suripto

"Dasar licik!" gumam Via, dia masih yakin dengan semua yang Dita ceritakan, Dita tidak mungkin membohonginya. Ia pun berfikir keras,dan ia mengingat wajah Dita yang kotor karena tumpaham makanan itu cukup membuatnya percaya sekarang kalau dita tidak mungkin mengarang cerita.

"Sebentar pak, itu terjadi di tempat persis bangunan itu sudah lama sekali tidak terpakai, tepatnya di bekas kayak bar terus ada tempat billiardnya gitu. Dan nggak mungkin dong pak di situ ada CCTV" ujar Via

"Bisa aja ini seetingan dia di tempat yang memang sama tapi itu bukan Dita, iya kita memang tidak tahu itu Dita atau bukan karena di situ dia tampak membelakangi kamera CCTV, tapi saya yakin itu bukan Dita, dia pasti men seeting dengan perempuan lain pak" ujar Via

"Gue mah smart, nggak bodoh kayak lo, haha" bisik Via pada Shandy dengan senyum kemenangan. Dan Shandy sekarang berada di titik yang salah karena sudah ber urusan dengan master fisika dengan segala kecerdasannya.

"Dan kemarin sore, Dita memakai kaos putih, kenapa di situ tampak perempuan memakai kemeja abu-abu?" tanya Via sedikit melirik Shandy dan menyungging senyum miringnya

"Seperti yang bapak dan ibu tahu kan, rambut Dita itu sedikit bergelombang,terus kenapa di situ lurus banget kayak di smooting gitu?" ujar Via lagi tambah memojokkan Shandy

"Duuhh gimana nih,gue salah milih mangsa!" sahut shandy pelan.Untung saja ada telefon dari aunty Chelsea yang menyelamatkannya kali ini

"Sebentar pak,saya mau ngangkat telfon dulu" izin Shandy

"Bilang aja mau kabur!" cibir Via

"Nggak bisa nanti saja, selesaikan masalahmu ini dulu" cegah Suripto

"Ini soal bisnis perusahaan pak, bapak tahukan siapa saya? dan bapak juga tidak lupakan kalau dana infestasi pembangunan terbesar di sekolah ini dari keluarga saya? " sahut Shandy

"Oh oke" tukas Suripto membiarkan Shandy mengangkat telfon itu. Karena ia juga tahu muridnya satu ini adalah pembisnis muda sebuah perusahaan international.

"Kok bapak biarin dia kabur sih pak!" pekik Via tidak terima, ia memandang Shandy dengan tatapan benci, namun Shandy malah menjulurkan lidahnya mengejek.

"Sudah-sudah mendingan kamu kembali ke kelasmu. Nanti istirahat kita bahas lagi" tukas Suripto

"Huhhh,oke pak" tukas Via sebal