Chereads / Lactating / Chapter 5 - Tugas Pertama

Chapter 5 - Tugas Pertama

Tangisan Keanu tak kunjung berhenti meski Valerry sudah mencoba untuk menyusui bayi tampan itu. Entah karena posisinya yang kurang nyaman, atau karena suatu hal lainnya. Valerry benar-benar tidak tau dan ia sama sekali buta tentang semua ini.

Sedangkan Azura yang sejak tadi berdiri di depan Valerry yang juga sedang menjalankan tugasnya pun tak tahu harus bagaimana untuk menghadapi putra Alarix itu.

"Kenapa dia masih menangis?" Valerry menatap wajah Keanu dengan keringat yang mengalir di pelipis. Bukankah ia sudah melakukan tugasnya, lalu kenapa bayi dalam dekapannya itu tetap menangis seperti ini. Keluh Valerry frustasi.

Azura menggeleng dan menyarankan Valerry untuk menyusui Keanu kembali.

Valerry mengangguk patuh, kemudian menyodorkan putingnya kembali ke mulut Keanu, dan tanpa perlu menunggu jeda lama, bayi itu langsung meraup dada Valerry dengan hisapan khas bayi pada umumnya.

Tapi belum menginjak dua menit, bayi itu kembali menangis saat Keanu tak merasakan sesuatu untuk ia telan.

Astaga!! Sepertinya Valerry menyadari kenapa bayi ini menangis kencang dan tidak mau diam.

"Gawat!!"

Azura menatap Valerry dengan pandangan bertanya, yang kemudian di tanggapi dengan ringisan dan gelengan kecil dari Valerry.

"Sepertinya, ASI-nya habis." Cicit Valerry. Menunduk dan mencoba menenangkan Keanu yang masih menangis dalam dekapannya. Ia bahkan belum mengancingkan kembali bajunya hingga payudaranya tetap di biarkan menggantung di luar tanpa perlu perlindungan apapun.

Azura menghela napas berat mendengarnya. Dan tanpa di duga, pintu kamar itu terbuka begitu saja. Memperlihatkan sosok lelaki bertubuh tinggi tegap tampak menatap mereka dengan tajam dan sorot pandangan penuh selidik.

Kenzo Melangkah mendekat ke arah dua wanita itu dan menatapnya bergantian. Namun saat mata itu memandang Keanu yang menangis, mata jelaga itu tanpa sengaja melihat sesuatu yang terlihat menggiurkan meski wajah tampannya tetap memperlihatkan wajah datar khas seorang Alarix.

Menyadari kemana arah pandang Kenzo sekarang, Valerry dengan sigap langsung menangkup payudaranya dengan sebelah tangan. Dan wajah wanita itu memerah seketika.

Bagaimana mungkin ia sampai melupakan hal yang sangat pribadi seperti ini. "Arrghhh." erang Valerry dalam hati.

"Kenapa Keanu masih menangis?" Pertanyaan itu penuh dengan kalimat menuntut.

Azura tak berani menjawab, dan wanita yang biasanya memperlihatkan senyuman itu menunduk saat Kenzo kembali mempertanyakan hal yang sama.

"ASInya habis," dan jawaban itu sukses membuat alis Kenzo bertaut menjadi satu barisan panjang. "Maaf," hanya itu yang bisa Valerry katakan.

"Keluar!" Kata perintah itu seperti petir di siang bolong. Valerry menatap Kemzo dengan pandangan penuh permintaan maaf, namun sebelum Valerry mengeluarkan beberapa kalimat, Kenzo telah lebih dulu melanjutkan ucapannya, "Azura!!"

Entah kenapa Valerry langsung menghela napas lega ketika lelaki yang berdiri di depannya itu menyuruh Azura untuk keluar. Dan saat Azura keluar dari kamar tersebut, hening tiba-tiba menyergap. Dan Valerry merasa akan ada sesuatu yang sanggup membuat degup jantungnya berdetak menggila karenanya.

Kenzo mendekat dan ikut duduk di samping Valerry. Lelaki itu menatap wajah bayi dalam dekapan Valerry yang masih menangis namun tidak sekencang sebelumnya. Bayi itu sesekali mengeluarkan isakkan dan kembali mencari-cari puting Valerry untuk ia hisap.

"Beri dia Asi." perintah Kenzo tegas. Hingga mampu membuat Valerry terhenyak mendengarnya.

"Se-sekarang?"

"Hn."

"Tapi, bisakah kau keluar dulu."

Tak ada tanggapan apapun dari Kenzo. Lelaki itu masih duduk di samping Valerry dengan pandangan tak lepas dari putranya, Keanu. Bayi laki-laki itu masih mencari sesuatu yang sengaja Valerry sembunyikan di balik telapak tangannya. Dan ketika Keanu tak kunjung menemukan apa yang bayi itu inginkan, suara tangisan itu kembali mengudara dengan sangat kencang.

"Lakukan!!"

Dengan sangat berat dan rasa malu yang menjalar sempurna di dalam diri Valerry, wanita murah muda itu melepaskan telapak tangannya dan membiarkan sebelah payudaranya menggantung sempurna di hadapan dua lelaki yang berbeda generasi tersebut.

Dan entah kesialan apa yang Valerry dapatkan, ketika payudaranya terbuka dan terpampang di hadapan Keanu, bayi itu seperti enggan melumat payudaranya untuk ia minum. Bahkan bayi kecil itu hanya memegang dada Valerry dan sesekali menepuk tepuknya dengan pelan. Dan hal itu sukses membuat wajah Valerry merona seperti kepiting rebus. Ketika Valerry mencoba kembali menutup payudaranya, Keanu, bayi mungil tapi tampan itu kembali berteriak nyaring seperti meminta Valerry untuk membiarkan dada itu tetap berada di hadapannya.

Malu!! Ya. Tidak pernah sekalipun Valerry merasa malu seperti ini. Apalagi ada seorang lelaki yang tidak memiliki hubungan apapun dengannya melihat sesuatu yang tidak seharusnya Valerry perlihatkan.

Siall!!

Kali ini Valerry benar-benar tidak berkutik. Kenapa para Alarix begitu dominan dan Valerry tak pernah bisa menolak kemauan mereka meski hanya sekejap.

Hingga beberapa menit berlalu, Keanu kembali menghisap puting Valerry. Membuat Valerry melenguh sekaligus terkejut dengan hisapan yang cukup kencang.

"Pelan-pelan, sayang."

Valerry meringis di buatnya. Bayi dalam dekapannya itu benar-benar menghisap putingnya dengan sangat kuat. Hingga Valerry harus mengigit bibir agar tidak menggeram dan membuat Keanu terusik dengan aktifitasnya.

Wajah Kean terlihat lebih puas dari sebelumnya. Dan bayi itu terlihat tenang dari beberapa menit yang lalu. Tau karena sekarang Valerry lebih rileks dari pertama kali melakukannya, mungkin itulah penyebab bayi itu lebih tenang karena ASI yang ia dapat lebih banyak dari saat pertama kali.

Dan Valerry benar-benar senang saat menatap wajah bayi itu yang terlihat sangat menggemaskan. Dengan pelan Valerry mengusap usap pipi lembut itu dengan ujung jarinya. Menelusuri wajah Keanu dengan senyum tipis yang tiba-tiba saja menghiasi wajah Vakerry. Dan hal itu tidak luput dari pandangan Kenzo yang sejak tadi melihat interaksi yang Velarry lakukan.

Lelaki yang memiliki nama belakang Alarix itu menatap bagaimana Valerry memberi perhatian pada Kean, dan yang lebih membuat Kenzo terherannya lagi, wanita yang sedang memberi ASI pada bayinya itu terlihat tampak tenang dengan apa yang di lakukan nya.

Setelah beberapa menit berlalu dan Kean tak menunjukkan pergerakan berarti, Valerry akhirnya bisa bernapas lega di buatnya. Bayi itu tertidur pulas di pangkuannya dengan mulut tak lepas dari puting susunya. Dan saat Valerry mencoba melepaskan mulut mungil itu dari dadanya dan menutup payudaranya, tiba-tiba saja suara lelaki yang sejak tadi melihat interaksi Valerry dan Kean menginterupsi pergerakan Valerry.

"Jangan di tutupi."

Hahhh... Apa katanya tadi? Batin Valerry menjerit keras.

"Ke-kenapa?" tanya Valerry penasaran. "Bukankah Baby Key sudah tidur." tolak Valerry pelan. Namun sekali lagi, ketika mata bening itu berpandangan dengan mata segelap malam milik Kenzo Alarix, Valerry baru menyadari, jika sekali lagi ia tak bisa menolak perintah itu.

Malu!! Jelas Valerry rasakan. Wajahnya sudah memerah dan entah kenapa tubuhnya memanas dengan sendirinya. Dengan perlahan Valerry melepaskan payudaranya dan meletakkan Keanu ke dalam box bayi dengan pelan.

"Duduk." kata itu terdengar biasa saja, namun di telinga Valerry, satu kata itu terdengar seperti perintah mutlak untuknya.

Dengan ragu Valerry duduk dengan tangan mencangkup payudaranya. Setidaknya, Valerry masih bisa menutupi payudaranya meski ia tidak di perbolehkan untuk menyimpannya ke dalam bra miliknya.

"Buka tanganmu." Valerry mengernyit ragu mendengarnya. Wanita itu menggeleng keras dan mencoba untuk melawan perintah Kenzo sebisa yang ia mampu. "Jangan membantah!!"

Gemetar dalam tubuh Valerry menonaktifkan seluruh Indra tubuhnya. Mata jelaga itu menatap tajam tepat di bola matanya yang bening. "Ta-tapi..." Valerry tak sanggup melanjutkan kalimatnya saat tiba-tiba saja Kenzo sudah berdiri tepat di hadapannya.

"Valle." rahang kokoh itu mengeras. Pertanda jika Kenzo tidak suka di bantah dan di tolak. "Buka!!" tegasnya sekali lagi.

Hembusan napas panjang langsung Valerry keluarkan. Dengan sangat terpaksa, wanita bersurai panjang itu membiarkan payudaranya terlihat sempurna di depan Kenzo. Wajah pria Alarix itu tidak terlihat seperti laki-laki pada umumnya saat melihat bagian tubuh wanita. Kenzo menatapnya sekilas dengan wajah datar seperti biasanya, dan sialnya, Valerry merasa kesal saat wajah itu tak menunjukkan ekspresi apapun saat payudaranya bergelantung sempurna di hadapannya.

Kenzo bergerak mendekat ke arah Valerry. Dan Valerry semakin terkejut saat Kenzo berlutut di hadapannya dengan pandangan yang tak bisa Valerry terjemahkan.

"Kenapa?" Dan lagi-lagi, pertanyaan Valerry seperti angin lalu bagi lelaki yang berlutut di depannya itu.

"Hanya sedikit, eh?" dan kalimat itu seperti petir tak kasat mata untuk Valerry dengar. "Kenapa keluar sedikit?" tanya Kenzo lagi. Dan kali ini sorot matanya terpaku pada dada Valerry yang tiba-tiba terasa dingin di permukaan dadanya.

Valerry menelan ludah dengan susah payah. Ia ingin sekali menjawab pertanyaan itu tapi entah kenapa yang bisa ia lakukan hanya membuka mulut tanpa mengeluarkan satu kalimat pun.

Dan detik itu pula, telapak tangan itu menyentuh payudara Valerry Hingga mampu membuat Valerry bergidik. Terkejut!!.

Ya, siapapun orangnya, pasti akan mengalami reaksi seperti itu jika payudaramu di pegang oleh seorang lelaki yang tidak memiliki hubungan di dalamnya.

"Apa kau tau apa yang akan kulakukan saat puting susumu tidak menghasilkan ASI?"

Valerry tak berkutik di tempatnya. Mata itu masih menatap Kenzo dengan pandangan yang sulit untuk di jabarkan. Valerry seperti keledai tak berotak. Membiarkan Kenzo, lelaki yang baru saja di kenalnya memainkan puting payudaranya dengan pijitan-pijitan yang sanggup membuat Valerry meriang di buatnya.

"A-apa?"

Seringaian itu muncul begitu saja dari wajah tampan Kenzo.

"Seperti ini."

Dan tanpa komando dan jeda untuk Valerry berpikir, Kemzo sudah lebih dulu menelan dada Valerry dalam hisapan panjang. Mengulum dada Valerry sama persis seperti yang Kean lakukan padanya. Hingga membuat Valerry meringis lirih menerima perlakuan dari mulut tampan dan datar tersebut.

"Ouccchhhh..." Valerry menggeram saat Kenzo mengigit ujung putingnya dengan gigi-giginya. Meski tidak keras, namun tetap saja Valerry bisa merasakan sesuatu dalam tubuhnya yang tiba-tiba bergairah. "Argghh..." kali ini tidak hanya sebuah gigitan, Kenzo dan lidahnya menari-nari di atas puting Valerry yang menegang sempurna. "Ber-hen-ti." Erang Valerry pada akhirnya.

Kenzo mengabaikan perintah Valerry, lelaki itu memejamkan matanya dan kembali menikmati puting susu Valerry seperti yang putranya lakukan beberapa menit yang lalu. Meresapi setiap tetes ASI yang mengalir ke tenggorokannya dengan perlahan. Saat ASI itu tak lagi mengalir, Kenzo kembali menghisapnya, dan lagi-lagi membuat Valerry meringis karenanya.

"Astaga!!" Valerry benar-benar tidak bisa menahan diri untuk tidak memukul bahu Kemzo saat isapan panjang yang sengaja lelaki itu lakukan padanya. Mata pria itu terbuka dan tepat tertuju pada manik Emerald Valerry yang bening. Seperti mengatakan jika ia tidak suka di ganggu dengan kegiatan yang sedang ia lakukan di payudara miliknya.

Brengsek. Maki Valerry dalam hati

Dan lima menit pun berlalu, isapan yang Kenzo lakukan pun berhenti begitu saja. Menyisakan kelegaan yang lolos dari napas panjang yang Valerry hembuskan.

"Lebih deras dari yang tadi." ucap Kenzo. Saat melihat beberapa tetes susu yang keluar dari puting Valerry.

Tanpa butuh persetujuan atau memberi beberapa kalimat untuk Valerry, Kenzo Alarix dengan semua kemauan yang ia miliki, lelaki berparas tampan itu langsung menjilat puting Valerry tepat di hadapannya. Dan kemudian mengelap permukaan bibirnya sendiri dengan punggung tangan yang menyisakan beberapa tetes susu. Kemudian dengan pelan memasukkan payudara itu ke dalam bra Valerry dan mengancing kemeja Valerry.

"Akan terus kulakukan hal yang sama jika Asi mu tak kunjung memuaskan Kean." Katanya. Wajah datar sarat ekspresi itu langsung berlalu meninggalkan Valerry yang masih diam terpaku dengan apa yang baru saja Kenzo lakukan pada puting susunya.

Dan seketika itu pula Valerry seperti di telan bumi. Apa katanya tadi? Melakukan hal yang sama pada payudaranya.

Shitt!!

"Memangnya dia bayi!!" seru Saat dengan tangan terkepal erat menahan emosi. "Lelaki itu pasti bercanda."

Valerry disini untuk membantu Kean untuk memberinya ASI, kenapa lelaki datar itu jauh lebih dominan pada puting susunya daripada anaknya sendiri.

SINTING!!

Dan lihat apa yang terjadi pada payudara Valerry sekarang. Membengkak!!

Tidak hanya si kecil Alarix yang memainkan dadanya, Bahkan sang Ayah pun ikut melahapnya, sama persisi seperti yang Kean lakukan.

Dengan cepat Valerry menata kembali payudaranya ke tempatnya semula.

TBC!!

.

Ada tanggapan untuk chap ini??