VOTE, KOMENTAR & SHARE
cerita ini.
HAPPY READING!!
***
Sial. Valerry benar-benar tidak membaca isi kontrak itu dengan baik. Dan lihat akibat dari sikap cerobohnya itu sekarang.
Wanita yang terlahir di musim semi itu mengacak acak rambutnya frustasi. Menggeram dan sesekali menghela napas panjang demi meredam emosi yang siap meledak karena ulahnya sendiri.
"Bastard sialan!!" maki Valerry entah kepada siapa. Wanita itu langsung menelungkup kan seluruh tubuhnya keranjang empuk dengan tarikan napas panjang. "Kalau sudah begini, mana mungkin aku bisa mundur." Erangnya frustasi.
Setelah membaca kembali isi kontrak itu, Valerry benar-benar menggelengkan kepalanya tak percaya. Entah karena dirinya yang takut atau malah ada sesuatu dalam dirinya yang tiba-tiba meremang saat ingatannya itu kembali melintas.
Sialan!! Kenapa yang ia ingat hanyalah perlakuan tak senonoh dari lelaki sialan itu di payudara miliknya.
Dan yang lebih sialnya lagi, Valerry harus terkurung di rumah megah dan luas ini. Apakah tidak cukup dengan isi kontrak itu saja. "Kenapa aku harus tinggal satu atap dengan pria datar itu juga."
Andai saja ayahnya tidak terlilit hutang, maka kejadian ini pasti tidak akan menimpanya. Dan andai saja rumah penuh kenangan itu tidak akan di sita, maka dengan tegas Valerry akan menolak pekerjaan ini. Tapi, jika pekerjaan itu hanya menjadi babysiter dari si bayi mungil, Valerry tidak butuh waktu lama untuk mengangguk saat itu juga.
Namun sialnya, Valerry harus menjadi ladang air susu untuk si mungil sekaligus pria tampan tapi menyebalkan.
Lalu, apa jadinya ia jika seandainya ASI dalam payudaranya tetap tidak terlalu mengeluarkan susu lebih banyak dari sekarang. Apa lelaki seperti Kenzo Alarix itu akan ikut melahap puting susunya seperti yang sudah lelaki itu lakukan malam ini.
Lagi-lagi Valerry meringis dan merinding di buatnya. Ia bahkan tidak bisa menatap wajah Kenzo dengan tatan dan sikap normal seperti saat pertama kali mereka bertemu, Valerry bahkan menjadi sedikit salah tingkah saat ingatan itu menyeruak ke dalam otak kecilnya.
"Apa yang harus aku lakukan!!"
Dan sebelum Valerry benar-benar memejamkan matanya untuk masuk ke dalam mimpi, suara ketukan pintu itu membuatnya mendengus.
"Siapa?"
"Tolong buka pintunya, nona Valerry," suara Azura mengalun di balik pintu kamar Valerry. Wanita yang terlahir di musim semi itu berjalan dengan hentakan kaki dan gerutuan kecil dari bibir mungilnya.
"Ada apa?"
"Baby Kean menangis. Sepertinya dia haus." terang Azura.
"Lagi?" Azura mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan itu.
Dengan langkah pelan Valerry mengikuti Azura. Masih satu jam yang lalu Valerry baru selesai memberi bayi itu ASI, dan sekarang bayi mungil itu menginginkannya lagi??
Rakus!! Benar-benar bayi yang rakus. Rutuk Valerry dalam hati.
Setibanya di kamar tersebut, Valerry sudah di hadapkan pada sosok lelaki yang terlihat sedang menggendong Kean dengan beberapa kalimat yang tidak terlalu Valerry dengar. Tapi ada beberapa kata yang wanita itu tanggap saat Kenzo dengan pelan menyuruh bayi itu untuk diam.
Untuk pertama kalinya Valerry melihat raut muka Kenzo yang berekspresi hangat seperti itu. Lelaki yang masih setia menggendong anaknya itu tak luput dari pandangan Valerry. Wanita emerald itu menekuk alisnya saat mendapati jelaga mata Kenzo menatapnya.
Dengan ragu Valerry melangkah mendekat dan mengambil alih gendongan Keanu ke dalam dekapannya. Bayi tampan itu langsung mengendus endus permukaan dada Valerry dan menepuk - nepuknya dengan pelan. Mengerti dengan apa yang Keanu inginkan, Valerry langsung menghela napas panjang.
"Rakus sekali," gumamnya dengan decakan kecil. "Kita ganti sebelahnya, ya."
Dan sebelum Valerry benar-benar melepas payudaranya dari balik kemeja dan bra miliknya, wanita itu melirik kearah Kenzo sekilas. Berharap jika lelaki itu mengerti akan tatapannya untuk segera pergi dan meninggalkannya sendiri hanya ditemani Azura.
Tapi sialnya, Kenzo Alarix ini berlaga seperti orang bodoh dan malah duduk di sofa panjang dengan menyalakan televisi dengan saluran berita tentang penurunan saham yang tidak di mengerti Valerry.
Menatap penuh permohonan pada Azura, wanita itu pun langsung menggeleng dengan senyum tipis saat tak bisa membantu Valerry untuk membuat majikannya itu keluar dari ruangan.
"Buatkan aku jus tomat."
Dan tak perlu lagi menyebut siapa yang akan membuatkannya, Azura dengan cakap berlalu pergi meninggalkan Valerry dengan pandangan memohon untuk tetap menemaninya.
Dan sialnya, Azura mengabaikan permintaannya dan berlalu pergi begitu saja.
"Terkutuk lah para Alarix." Valerry membatin dengan segenap kekesalan yang ia miliki. Ingin sekali ia mengumpat jika saja tidak ada Kean disini.
"Baiklah. Minum dan segeralah tidur."
Dan alternatif yang Valerry dapati saat melihat ranjang yang cukup muat untuk menampung dirinya, wanita itu akhirnya membaringkan diri di atas ranjang bayi itu.
Bergerak miring menghadap Keanu dan mengeluarkan satu payudaranya yang siap untuk bayi mungil itu nikmati. Namun kesialannya kandas begitu saja saat Keanu menolak asi sebelah kanan miliknya dan lelaki kecil itu menangis, lagi.
"Kenapa?" tanya Valerry sedikit bingung. "Tidak mau?" Sahut Valerry lagi saat bayi itu kembali menggeleng - geleng kan kepalanya ketika Valerry menyodorkan puting susunya ke mulut Keanu.
Niat hati ingin memunggungi Kenzo agar pria itu tak melihatnya memberi ASI pada si kecil, tapi ternyata bayi dalam dekapannya itu lebih suka mempertontonkan seluruh dadanya pada Ayahnya.
Sial!! Apakah seluruh keluarga Alarix memiliki sifat semena-mena seperti ini??
Dan sialnya lagi, mau tak mau, Valerry mengubah posisi tidurnya menghadap ke arah Kenzo dan kembali mengeluarkan dadanya untuk segera di lahap oleh Keanu.
Aaahhhhhhk...
Entah kenapa sensasi menggelitik ini masih Valerry rasakan meski bayi ini sudah sering menghisapnya dalam malam ini. Masih bisa merasakan jika hisapan yang Keanu lakukan di puting susunya mampu membuat Valerry mengernyit. Ingatkan!! Bahwa sesudah Keanu meminum asi eksklusif darinya, lelaki datar itu itupun ikut andil melahap payudaranya seperti yang Keanu lakukan.
Bajingan!!
Semoga saja ASI nya tidak berkurang dan Keanu tidak rewel untuk malam ini.
Rileks, Vall. Rileks.
Wanita bersurai panjang itu berusaha menormalkan dan merileksasikan diri lalu mencoba mengenyahkan seluruh keluh kesahnya untuk tetap tenang agar ASInya bisa Keanu nikmati. Ia harus fokus, seperti apa yang Dokter Anna katakan, jika ingin Asi tetap terjaga dengan baik, maka Valerry harus tetap tenang, rileks dan tidak stres.
Sementara di sana, Kenzo masih tetap pada posisinya semula. Duduk dengan pandangan mengarah lurus ke televisi.
Melihat itu, Valerry langsung menghela napas panjang. 'Syukurlah lelaki itu tidak melihat ke sini,' batin Valerry bersorak.
Tapi itu hanya beberapa menit saja. Karena setelah itu, Kenzo beranjak berdiri dari tempatnya. Melangkah menghampirinya dan lelaki itu berdiri tepat di hadapan Valerry yang masih di hisap putingnya oleh Keanu.
"Apa dia sudah tidur?" Kenzo tak menunjukkan ekspresi apapun saat mata itu kembali melihat adegan yang seharusnya tidak ia liat. Lelaki mana pun pasti akan menyingkir jika berhadapan dengan seorang wanita yang tampak sedang mempertontonkan sebelah payudaranya meski itu demi tuntutan pekerjaan yang sudah di sepakati bersama.
Valerry menggelengkan kepalanya pelan, "sudah. Tapi akan terbangun jika terlepas." jawabnya
Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, ketika Azura kembali ke dalam kamar untuk memberi Jus tomat keinginan Kenzo, wanita itu langsung pergi begitu saja. Alih-alih menghampiri Valerry dan menanyakan keadaan tubuhnya yang mulai mengantuk.
"Hoaammm..." Valerry menguap dengan waktu yang sudah sangat malam ini. Sejak kemarin, Valerry jarang sekali tidur dengan pulas. Isi otaknya selalu di penuhi dengan pekerjaan yang ia lakoni sekarang. Dan liat apa yang terjadi disini, masih tidur miring dengan sebelah dada terbuka dan hisapan kecil masih ia rasakan pada puting susunya. Meski bayi kecil itu sudah memejamkan mata, namun Valerry masih bisa merasakan hisapan dari dadanya meski pelan.
Melihat bagaimana Keanu yang tertidur tenang dalam dekapannya, entah kenapa ada perasaan sesak yang tiba-tiba saja menyeruak. Valerry seperti melihat pantulan dirinya pada Keanu. Di tinggal pergi oleh Ibunya, meski usianya sudah remaja, namun tetap saja melihat Ibunya berbaring di peristirahatan terakhir masih menimbulkan perasaan sedih dan sedikit tidak rela.
Sedangkan Keanu, bayi yang masih berusia lima bulan ini tidak lebih beruntung darinya. Masih kecil dan masih membutuhkan kasih sayang seorang Ibu, Valerry merasa jika harta tidak akan pernah sanggup membeli kehangatan dari sosok yang bernama Ibu.
****
Valerry merenggangkan seluruh otot tubuhnya yang tiba-tiba terasa kaku dan pegal di area punggungnya. Wanita itu mengkerjap kerjapkan kelopak matanya demi menghalau silau sinar matahari dari balik tirai.
Ketika emerald itu terbuka sempurna, Valerry langsung terlonjak terkejut di buatnya.
"Kamar?" Tanya Valerry pada dirinya sendiri. Mendapati bahwa ia berada di dalam ranjang yang berbeda dari semalam. "Siapa yang memindahkan ku?"
Saat Valerry mengingat kembali apa yang terjadi semalam, sepertinya dia masih tidur bersama Kean dan bayi mungil itu masih dengan hisapan di puting susunya. Bahkan saat Valerry mencoba melepaskan payudaranya, bayi kecil itu seperti sedang merengek agar Valerry tidak menarik dadanya menjauh. Dan Setelah itu hawa mengantuk dari kelopak matanya melenyapkan semua menit tanpa di sadari nya.
"Tidak mungkin lelaki tanpa ekspresi itu yang mindahkanku kesini, kan?" gumam Valerry pada akhirnya.
Tapi sebelum pemikiran itu semakin bercabang semakin jauh, ketukan dari arah pintu kamarnya membuat Valerry beranjak berdiri dan membuka pintu tersebut.
"Selamat pagi, Nona Valerry." sapa Azura. Tak lupa seulas senyum terpatri di wajahnya. "Apa tidurmu nyenyak?"
Valerry mengangguk singkat, "apa kau tau siapa yang memindahkan ku kesini?"
"Tuan muda Kenzo yang memindahkanmu semalam." Terang Azura. Dan kali ini ekspresi yang Valerry tunjukan tidak lebih dari seorang yang baru mendapat kesialan beruntun. "Sarapan pagi sudah siap. Tolong segera turun dan baby Kean sudah menunggumu."
Setelah itu Azura pergi begitu saja dari hadapan Valerry. Meninggalkan wajah pias Valerry saat mendengar jawaban yang Azura berikan. Padahal beberapa menit yang lalu Valerry berharap jika bukan Kenzo yang membawanya ke kamar tidurnya.
Tapi nyatanya???
"Arrghhh... Sial!!" Dan setelah itu Valerry teringat, "jika Kenzo yang membawa ku kemari, bukankah dia juga yang membenarkan letak payudaraku saat anaknya..." Double shit, Valerry mencak-mencak dengan gerutuan seputar bagaimana keadaan payudara miliknya yang kembali di sentuh oleh Kenzo saat dirinya sedang tidur bersama Keanu.
Dan setelah itu ia bergegas pergi ke kamar mandi, membersihkan dirinya secepat yang ia bisa, namun sekali lagi Valerry merasakan ada sesuatu yang asing pada salah satu dadanya. Ia menatap cermin besar di sana dengan alis bertaut. Menatap warna merah yang mulai berubah warna di samping puncak dadanya.
"Rumah sebagus dan semegah ini ternyata banyak serangga!!" gerutu Valerry. Mengusap usap permukaan dadanya pelan sebelum melanjutkan aktifitas mandinya dan melanjutkan pekerjaan untuk memberi bayi mungil dan tampan minuman tersehat di dunia.
Ohhhh... Tak lupa Valerry harus membersihkan puting susunya dengan air hangat dan sesekali memijatnya agar ASI yang di keluarkanya nanti bisa melepas dahaga dari si mungil Kean.
Jika tidak, maka terkutuk lah Kenzo Alarix yang akan kembali meraup ujung putingnya untuk ia hisap kembali. Dan ketika hal itu terjadi, Valerry tidak akan sanggup untuk tidak merasa tergelitik geli dengan aksi penuh sensasi yang Kenzo berikan.
Ini adalah pengalaman pertama baginya. Pengalaman yang sangat tidak masuk akal selama dua puluh lima tahun Valerry menarik napas.
•
•
TBC
.
Ingin UP cepat??
Cukup VOTE lalu KOMENTAR.
Oke??
≧∇≦