Chereads / Lactating / Chapter 3 - Yang pertama kali

Chapter 3 - Yang pertama kali

VOTE, KOMENTAR & SHARE

cerita ini ya.

HAPPY READING!!

****

Valerry tidak tau lagi harus bagaimana untuk memulai sesuatu yang tidak ia inginkan seperti ini. Perjanjian kontrak itu terlihat sangat menyeramkan baginya. Bayangkan saja, dia harus menyusui seorang bayi yang masih berusia lima bulan, sedangkan payudaranya belum tentu bisa mengeluarkan ASI.

Sial!!

Jika ia gagal, maka uang yang ada di depan matanya pasti menghilang dalam sekejap mata. Pun dengan rumah yang sedang ia tempati ini.

"Ahhhh..." Valerry menghela napas panjang. Mengutuk sikap Ayahnya yang begitu ceroboh hingga menghasilkan setumpuk hutang yang sekarang di bebankan padanya. "Apa yang harus kulakukan." Gumam Valerry. Memejamkan mata dengan deru napas tersengal menahan amarah yang siap ia ledakan.

Valerry bangkit dari tidur tengkurap nya. Berjalan ke arah cermin yang menampilkan seluruh tubuhnya. Mata emeraldnya langsung tertuju pada payudaranya. Memegangnya sekilas dan membayangkan akan seperti apa jadinya saat ia mulai mengerjakan pekerjaannya nanti.

Uang yang akan ia terima nanti bahkan lebih dari cukup untuk membayar seluruh hutang dan bisa memenuhi kebutuhannya setahun penuh, tapi itu pun jika payudaranya bisa mengeluarkan ASI, tapi jika tidak, maka terkutuk lah hidup yang ia jalani sekarang.

Valerry sudah tidak bisa lagi mundur dari perjanjian mengerikan itu. Ia bahkan tidak tau siapa bayi itu dan bagaimana keluarganya. Wanita yang tadi ia temui hanyalah salah satu pengasuh bayi tersebut. Yang hanya memenuhi segala jenis kebutuhan bayi berusia lima bulan dengan beberapa prosedur yang ada.

Dan saat Valerry mengingat kembali percakapan dengan wanita yang ia ketahui bernama Azura itu, entah kenapa bulu roma nya langsung meremang begitu saja.

"Astaga!!" Valerry memekik dan ia langsung teringat jika besok adalah waktu untuk ia memulai aktifitas dengan dokter yang menjadi tempat konsultasinya.

****

Valerry mengigit ujung kukunya saat waktu sudah menunjukkan pukul delapan lebih dua puluh menit. Sisa sepuluh menit lagi, bahwa wanita yang bernama Azura itu akan menghampirinya dan mengajaknya untuk berkonsultasi tentang hormon dan segala jenis yang berkaitan tentang cara memproduksi ASI.

Inara yang sejak tadi berdiri di sampingnya justru melihat ada raut ketakutan di wajah Valerry. Dan wanita itu sangat yakin, jika sahabatnya itu pastilah sedang dalam kondisi yang tidak baik. Mengingat bagaimana pekerjaan yang akan di lakukan nya nanti.

Tentu saja. Siapa yang akan melakukan hal di luar akal sehat seperti ini jika tidak dalam posisi terjepit dan sangat membutuhkan uang secepatnya.

Dan semua ini pun tidak lepas dari keputusan yang Valerry buat. Jika saja ia tidak memberikan informasi dengan iming-iming gaji menggiurkan, maka bisa di pastikan jika Valerry akan lebih memilih kerja dengan menghabiskan seluruh waktunya dan akan tumbang saat seluruh tubuhnya mulai melemah.

Haaahhhh... Inara menghela napas dalam. Tak bisa memberi bantuan secara material, ia malah menjerumuskan Valerry pada pekerjaan yang tidak terduga seperti ini.

"Selamat pagi,"

Tiba-tiba saja sapaan itu menyentak ke dua wanita itu dalam lamunannya masing-masing. Valerry tampak tersenyum sekilas saat pandangan matanya tertuju pada wajah Azura yang tampak menawan dengan tampilan sederhana tapi terlihat sempurna. Wanita itu menjabat tangan Valerry dan Inara secara bergantian, tak lupa untuk segera masuk ke dalam mobil yang sudah terparkir di sana.

Valerry mengangguk dan mengikuti langkah Azura pelan. Hembusan napas panjang sudah Valerry lakukan beberapa kali demi meredam detak jantungnya yang tiba-tiba menggila.

Harusnya ia sudah menyiapkan diri untuk hari ini. Tapi nyatanya, ekspetasinya tak bisa ia jangkau. Karena jujur saja, semua ini terlihat sangat mustahil baginya.

"Jadi, apa yang akan kulakukan di sana?" tanya Valerry kemudian. Melirik Azura yang berkutat dengan beberapa kertas di pangkuannya. "Jika ASI tidak keluar dalam jangka lima hari, apa yang akan terjadi?"

Inara yang duduk di depan kemudi hanya bisa mendengar dengan baik. Ia tidak terlalu mengerti dan dia sendiri belum membahas ini dengan Valerry setelah pertemuan mereka kemarin.

Azura menutup buku dan kemudian menatap Valerry dengan alis bertaut, "bukankah dalam perjanjian sudah di terangkan alternatif lainnya?"

Valerry menatap Inara dengan pandangan bertanya. Seolah mengatakan, memangnya ada?

Dan Inara mengangkat bahunya tanda tak jika tidak tau soal itu.

"Apa kamu tidak membaca sampai selesai?" Valerry menggeleng lemah. Ia hanya membaca garis besarnya saja dan tidak tahu jika masih ada beberapa poin yang ia lewatkan.

Tapi sebelum ia kembali mengeluarkan kalimat tanya, mesin mobil yang ia tumpangi tiba-tiba saja berhenti.

"Sepertinya kita sudah sampai." Ujar Azura. Membuka pintu mobil dan kemudian di ikuti Valerry dan Inara yang berjalan di belakang Azura dengan pemikiran yang susah sekali untuk di jabarkan.

Setelah sampai di sebuah pintu berwarna putih, Azura langsung mengetuk pintu tersebut dan tanpa menunggu seruan dari balik pintu tersebut, wanita dengan kemeja berwarna hitam itu langsung masuk begitu saja.

Valerry dan Inara kembali mengekor. Menelisik setiap dekor yang ada di dalam ruangan tersebut. Rapi dan terlihat sangat nyaman.

"Jadi, siapa yang akan di terapi?" Suara itu seperti mengusik ketenangan yang baru saja Valerry rasakan. "Apakah di antara mereka berdua?" tanya wanita itu lagi. Sosok wanita yang terlihat tidak jauh beda usianya dengan Valerry. Wanita itu memiliki Surai merah dengan kacamata yang senada dengan warna rambutnya.

"Dimana Dokter Anna?" tanya Azura. Mencari-cari keberadaan Dokter Anna, "dan apa yang kau lakukan disini, Karin?"

Azura menatap wanita itu dengan ekspresi datar yang tidak pernah

Valerry lihat sebelumnya.

"Sepertinya ada urusan." jawabnya sambil lalu. Namun sebelum wanita itu benar-benar pergi, ia kembali memberi kalimat yang cukup membuat Valerry semakin resah, "jika kau tidak bisa mengeluarkan ASI, maka menyerah saja."

Tapi bukan itu point terpenting bagi Valerry saat ini. Apapun akan Valerry lakukan demi setetes ASI dari payudaranya. Ia sudah tidak punya pilihan lain, selain melakukan pekerjaan seperti ini. Setidaknya, Valerry hanya memproduksi ASI untuk bayi berusia lima bulan selama setengah tahun lamanya. Dan setelah itu, kehidupan Valerry akan kembali baik-baik saja.

"Selamat siang," wanita dengan bentuk badan yang sangat luar biasa sexy itu sanggup membuat Valerry dan Inara terperangah. Dua wanita itu melotot takjub saat berhadapan dengan seorang wanita yang usianya hampir sama dengan Azura, namun badan wanita itu terlihat jauh lebih sintal. "Siapa diantara dua wanita ini yang akam menjadi ibu Asuh Keanu Alarix?"

Azura menatap Valerry dan wanita musim semi itu tersenyum simpul menanggapi pertanyaan itu.

"Ohhhh... Gadis yang cantik."

Valerry tersenyum dan rona merah di pipinya muncul begitu saja saat pujian sederhana itu lolos dari dokter Anna.

"Jadi, apa kau siap?"

Valerry melirik Inara sekilas. Dan wanita itu mengangguk singkat dan sorot mata wanita Francess itu menyirat

.

TBC

.

.

.

Ada tanggapan untuk chap ini??