Chereads / PERTEMUAN AKHIR / Chapter 10 - Eps.10-MEMULAI

Chapter 10 - Eps.10-MEMULAI

•••

2039

"Wa, ayamnya mirip sekali dengan buatan Nyle. Lo, belajar dari mana?" Tanya gue ke Nyle-01.

Nyle-01 mengambil segelas air putih, lalu duduk di depan gue. Kami saling berhadapan di meja makan di dapur. "Sudah kubilang, kan, Dit, sebelumnya? kalau aku ini benar-benar Nyle."

"Berisik," Kata gue, sambil mengunyah.

Mana mungkin bisa se-enak ini. Terakhir kali gue makan ayam ini di tahun 2028 kalau tidak salah. Entah di tahin 2029, sebelum Nyle wafat tentunya. Mungkin alat berbentuk bola kasti yang menyimpan memori sangat membantu Nyle untuk menemukan resep rahasianya.

"Lalu, setelah gue makan apa lo akan menembakan pistol cahaya ke gue? yang seperti La lakukan kemarin? Entah tadi, entah kapapun itu gue tidak tau ini jam berapa."

"Maafkan La, aku gak mungkin ngelakuin itu, Dito."

"Lalu selanjutnya apa?"

"Kita nikmati segalanya disini, hanya kita, berdua," kata Nyle-01 meyakinkan gue.

"Hah?"

•••

2028

"Selamat malam, Ditofarnus." Ucap laki-laki tua berkacamata hitam.

"Oh, pak. Selamat malam. Mohon maaf saya hanya memakai handuk."

Orang yang datang itu adalah Pak Tonny, pemilik rumah sakit dimana Nyle bekerja. "Pak boleh tunggu sebentar? saya mandi dulu," Kata gue,

"Iya Dito silahkan saja."

"Nyle, sebentar ya," pinta gue.

Gue tidak sempat mengecek apa-apa ketika keluar dari WC. Dengan memakai handuk dan langsung bertemu atasan Nyle sangat tidak sopan rasanya. Gue masih tidak tau suara keras apa yang berasal dari ruang tamu tadi. Semoga bukan apa-apa.

Selepas gue beres mandi dan memakai pakaian, gue langsung bergegas ke ruang tamu, dengan rambut yang masih setengah basah. Di bawah Nyle terlihat sedang mengobrol dengan Pak Tonny, pemilik rumah sakit.

"Mohon maaf pak agak sedikit lama," kata gue dengan menjulurkan tangan untuk salam.

"Tak apa, Dito."

"Sebelumnya ada apa ya pak? Tiba-tiba sekali datang kemari."

"Begini Dito, tadi saya dan Nyle sudah berbicara sebentar. Dilihat pada kondisi seperti ini, dimana belakangan ini ada virus baru muncul yang membuat kita pihak medis harus bekerja dan bertempur lagi untuk meredakannya, kami ingin sekali Nyle untuk menyudahi masa cutinya untuk kembali bekerja," Jelas Pak Tonny.

"Nyle?" tanya gue.

"Iya, Dit, pikiranku juga sudah bulat tentang ini."

"Lero?" Tanya gue lagi.

"Mungkin, aku akan minta tolong bibi saja, Dit. Apa kamu keberatan?"

"Oh, iya, Nyle. Ngga, aku selalu mendukung keputusanmu, kok."

Banyak sekali kekhawatiran di kepala gue ini, tentang resiko yang Nyle akan hadapi, tentang Lero dan tentang keluarga ini. Namun, sebagai kepala keluarga, gue yakin sekali Nyle bisa menghadapi semua ini, dengan itu gue izinkan Nyle untuk kembali bekerja. Padahal waktu cuti Nyle masih tersisa banyak sekali.

Pada jam 19.00-an WIB obrolan kami dengan Pak Tonny berakhir. Pak Tonny memberikan jaminan tidak akan terjadi apa-apa kepada Nyle. Padahal, sebelum beliau memberikan jaminan, karena gue percaya sekali dengan istri gue, Nyle dipastikan tidak akan kenapa-napa.

Besoknya, jam 7 pagi, Bibi Nyle datang. Namanya Bi Sumi. Bibi datang dengan diantar suaminya kerumah. Dengan percakapan sederhana, gue menjelaskan kepada suami Bi Sumi bahwa istrinya akan mengasuh Lero mulai dari hari ini. Bi Sumi berpamitan kepada suaminya, setelah itu Lero di kenalkan dengan Bu Sumi.

Lero, yang kala itu di tahun 2028 baru berumur 3 bulan tidak menjerit ketakukan ketika di pangku oleh Bi Sumi. Sangat cepat beradaptasi, seperti Ibunya. Setelah meyakinkan Lero nyaman dengan Bi Sumi, Nyle bergegas untuk merapikan barang-barang-nya ke dalam tas. Dengan memakai kemeja dan jas yang biasa Nyle kenakan, dia siap untuk kembali bertarung melawan virus baru.

Lalu pada jam 9 pagi, Nyle pergi, dengan tatapan ketakutan.

•••