"Selain cantik, dia juga tajir gila. Paket lengkap bgt"
bug
*suara menutup pintu mobil*
"Huhhhh" buang nafas Haneul yang panjang ketika dia sudah masuk didalam mobil.
"Nona tidak apa-apa?" tanya sang supir dan Haneul mengangguk.
"Iya santai aja" jawab Haneul.
Hari ini memang tidak ada yang spesial, tapi entah kenapa rasanya begitu berat dan Haneul merasa sangat lelah.
Beruntung saja dia punya obat-obatan yang menjaganya tetap waras, bayangkan kalau tidak. Haneul sudah persis seperti orang gila.
Haneul masih merasakan yang sama, dia masih merasakan orang-orang akan menjahatinya, orang-orang menatapnya setiap dia bergerak bahkan 1 jaripun, tak jarang juga bisikan-bisikan itu yang mendatanginya membuat Haneul reflek berperilaku aneh ketika bisikan itu datang.
Terkadang ia juga berhalusinasi yang tidak-tidak tadi ketika sekolah.
"Haneul, kamu pasti bisa lewatin ini. Belum biasa aja, pasti bisa kok" batinnya menyemangati diri sendiri.
Haneul juga lelah diposisi ini, sebenarnya kata dokter penyemangat dari lingkungan sekitar dan keluarga itu sangat penting dan pasti proses sembuhnya cepat walau mungkin tidak bisa total. Tapi itu tidak berlaku dalam lingkungan Haneul.
Apalagi keluarganya sendiri, yang toxic juga Haneul itu broken home.
Dia tinggal bersama ayah kandung dan ibu tiri.
Haneul juga punya 1 adik laki-laki, itu terbilang kandung sih karena masih 1 ayah walau beda ibu.
Maka itu Haneul harus berjuang sendiri, walau sulit dan lama.
Hanya ibu kandung Haneul yang mendukungnya, walau dari atas awan sana.
Haneul juga mau dia seperti orang awam, kemudian bekerja dan hidup sendiri lepas dari keluarga yang sangat ia tak suka itu.
~~~
Haneul baru saja sudah mandi dan notif ponselnya sudah muncul banyak disana.
Jarang-jarang notifnya muncul seramai ini.
Haneul membereskan pakaian dan handuknya kemudian duduk dimeja belajarnya dengan ponsel itu.
"Ah, ternyata grup kelas"
XI OTKP
??: selamat datang Kim Haneul, saya bapak Chanyeol selaku wali kelas kamu. Semoga betah ya disini, sekali lagi selamat datang
18.03
Haneul: ah iya, makasih pak
18.34
Pak Chanyeol: iya nak, eh astaga yang lain cuma read aja ga ikut sapa? Walau kalian udah ketemuan tadi di kelas disini juga disapa dong.... Astaga maafkan anak-anak yang tidak ada adabnya ini
18.34
Haneul:santai pak, dikelas udah pada nge hai juga kok wkwkwkwk
18.34
Pak Chanyeol:oh begitu ternyata, okedehh selamat beristirahat
18.34
Haneul:iya makasih pak
18.34
Haneul hanya tersenyum kecut membacanya, ia iri. Terkadang, sebenarnya ia juga mau merasakan rasanya berteman, bersosialisasi dengan banyak orang dan bisa menyatu. Bahkan gurunya pun bisa menyatu dengan anak-anak muridnya.
Tapi anak muridnya sendiri alias Haneul, tidak bisa.
Padahal mereka yang seumuran.
Kemudian Haneul keluar dari bagian itu dan masuk ke grup lain yang ramai sedari tadi.
Welcome anak sombong
???: NAMA GRUPNYA HAHAH GW SUKA SAVAGE LO.
18.02
???: Iya soalnya gw lupa nama lo, sorry ya jadi manggilnya sombong:((((
18.02
???: WKWKWK alesanny ada aja, pdhl namanya bercahaya gitu tapi sifatnya gelap gitu gak sih makanya gampang kelupa ups
18.02
???: Harusnya si suram, jangan sombong. terlalu bagus
18.02
???: HEH WKWK, biarin aja baru latihan ini.
18.02
???: Cantik boleh, nama oke, tapi sifat kek dajjal. Heum,, skip.
18.02
???: WKKWWK WOI CUKUP, kasian anak orang nanti gila baru dateng digituin
18.02
???: Heh mulut dijaga, dia masih anak baru butuh adaptasi sama mulut dajjal kayak kalian semua.
18.02
???: Kalo dia kapan-kapan nanya disini, jangan dicuekin. Jawab kalo tau, dia anak baru pasti masih banyak bingung sama sekolah kita
18.02
???: iya wakil kelaskuuuuuuu bawel bgt si kita juga tau itumah.
18.02
???: Eh liat ga di grup sebelah, si suram, make 'wkwkwk' weh. WOW SAYA TERCENGANG SEORANG LANGIT SURAM MEMAKAI WKWKWK? mau sok asik apa cari muka sama pak Chanyeol? Idih jiji
18.02
???: Bodoh, salah grup. Apus
18.02
???: Oh salah grup, dah lah biarin gak usah hapus daripada nanti dia kepo terus nyoba segala cara biar tau chattan gw mending gw kasih gratis gini
18.02
???: Ya suka² lu aja lah
18.02
Lagi-lagi Haneul hanya bisa tersenyum kecut membaca isi pesan itu semua.
Sudah benar, dia lebih baik tak bergaul pada siapapun yang akan menjadi penuh drama.
Hidup begini saja sudah drama, gimana kalau ia berbaur? Itu pikir Haneul.
Perempuan-perempuan kelas ini tidak sesuai dengan kemauan pertemanan yang seperti Haneul mau.
Lebih tepatnya tidak ada yang sefrekuensi dengan Haneul, ya itu.
Kemudian Haneul kaget bukan main ketika ia menatap jendela kamarnya yang masih terbuka.
"AHHHH!" teriaknya sembari mengumpat dibalik selimut.
Kemudian kembali merasa bodoh sendiri, halusinasi itu datang lagi.
"Astaga Haneulll" ucapnya sembari memukul kepalanya karena kesal.
Halusinasi itu datang lagi.
"Ah ya, jamnya obat" Haneul langsung bangkit dari kasur dan menyiapkan obat-obatannya kemudian meminumnya.
~~~
Haneul kembali bersekolah, dia berjalan menunduk dengan topi masker hitam serta earphonenya itu dan berjalan cepat.
Dia hanya memerhatikan langkah kakinya dan sedang terus mencoba berpikir positif walau nyatanya sangat berat.
"Widihh, anak sombong masuk guys"
"Lu pikir lo begitu keren lay?"
"Lay?"
"Jablay"
"HAHAHAHHAHA"
Beruntunglah Haneul memakai earphone jadi tidak mendengar mereka walau dia tahu pasti mereka sedang mengolok-olok Haneul.
Sampai dimejanya Haneul menaruh kepalanya diatas meja sambil memejamkan matanya.
Dia masih kesusahan mengontrol kambuhnya walau sudah meminum obat, padahal obatnya bekerja berjam-jam tapi rasanya ketika sampai disini hanya bekerja beberapa detik saja.
Mungkin karena Haneul sudah lama di rumah sakit dan tidak pernah keluar rumah sakit lagi sejak dari awal itu.
Ya, penyesuaian.
Haneul juga ingin minum obatnya yang banyak walau diluar dosis yang penting tidak membuat Haneul sakit begini. Tapi itu tidak bagus buat jantungnya karena menjadi bekerja 4 kali lebih cepat apalagi Haneul memiliki penyakit jantung yang dituruni ayahnya.
Juga dia tidak bisa minum obat banyak yang sampai tidak sesuai dosis karena kalau obat-obatnya habis duluan sebelum jadwal ayahnya tidak akan membelikannya.
Menurut ayahnya dia sudah mengeluarkan uang sangat banyak apalagi semua serba mahal untuk Haneul. Jadi ya beli obat hanya sesuai jadwal dan Haneul juga tidak pernah mendapat uang jajan pribadi.
"Heh!" seru orang sembari memukul meja Haneul.
Haneul bangun, kemudian menatap orang itu dengan datar.
"Apa?"
"Woah gila, lo kenapa nyebalin banget?" pernyataan itu membuat Haneul bingung.
"Menyebalkan bagaimana? Saya hanya membalas panggilan anda lalu? Apa yang menyebalkan? Anda sakit?"
Plak!
1 tamparan melayang dari perempuan itu pada Haneul.
"Tampang lo, bisa ga ngeselin ga? Ramah sama orang, senyum kek nyapa kek, gak usah caper sama pak Chanyeol doang. Di chat sama pak Chanyeol aja ramah giliran sama kita-kita tampang lo rasanya ga enak banget diliat" ocehnya.
Haneul hanya diam dingin menatap ujung mejanya, kemudian menatap perempuan itu lagi yang sedang berdiri sambil berkacak pinggang.
"Urusannya sama lo apa? Tampang punya gw kenapa lo yang ribet? Kenapa lo yang marah lo yang gak suka? Kalo gak suka kalo marah ya gak usah liat gak usah peduli dan cuek aja sama gw. Kok ribet lo?" ucap Haneul dengan bingung.
Keributan macam apa ini.
Orang itu semakin memanas, "Ya lo sopan santunnya dimana? Gw ini lebih senior daripada lo—" kata-katanya terpotong karena Mark yang tiba-tiba berbicara ditengah kami.
"Apaansi ini ribut-ribut? Mulut dajjal lu tuh diem dulu bisa ga? Ga di grup ga disini gak jelas aja perlakuan lu. Udah sono balik ke meja" ucap Mark dengan nada yang cukup kesal.
Orang itu menurutinya dan balik ke mejanya.
"Apaansi bukan urusan lo juga Mark" ocehnya yang sudah terduduk di meja.
Kebetulan posisinya duduk orang itu didepan meja Mark.
"Dari dulu juga yang lo ributin gak jelas, gw udah tau disini siapa yang salah dan siapa yang gak jelas. Udah diem" dingin Mark sambil melepas jaketnya dan anak itu hanya terdiam.
Haneul hanya mengernyitkan keningnya menatap perempuan itu, kemudian kembali fokus pada ponselnya sambil melepas topi serta masker.
Haneul bingung sendiri, ribut hanya karena hal begitu saja? Dia gila? Dia yang cari perhatian kah apa bagaimana? Aneh-aneh saja anak jaman sekarang.
"Liat lo nanti" benak perempuan itu, yang bernama Yuna.
Iya, itu dia yang barusan ribut sama Haneul.