Semakin panas Api, semakin putih warnanya
Waspadalah terhadap amarah dalam diam
Terhadap senyum yang menyembunyikan pedang
…..
Desa Rimba Utara
Desa para bandit dan maling
Jaka, Junior Maja, orang pertama dari rimba utara yang mampu masuk ke Atas Awan.
'Desa para Bandit dan pencuri. Begitu kata orang-orang'
'Bang Maja, impianku ini sangat sederhana, aku hanya ingin membuktikan bahwa putra rimba utara bisa jadi pendekar terhormat!, Membantu orang lemah dan melawan penindasan!'
Kata-kata Jaka tak pernah bisa Maja lupakan. Berbeda dengannya, dari sejak awal masuk perguruan, murid lain sudah memandang sinis Jaka.
Terlebih semenjak Jaka mengalami stagnansi dalam kultivasinya, cemoohan padanya semakin menjadi-jadi.
Jaka tidak memiliki banyak teman. Seperti Maja, Setiap cemoohan dibalasnya dengan senyum.
Maja tidak menyangka ketika 50 tahun lalu Jaka memutuskan keluar dari perguruan.
'Aku memberinya contoh yang salah, Seharusnya kuajarkan dia untuk menghajar orang yang mencemoohnya' itulah yang Maja rasakan saat Jaka Pergi
….
'Kuharap kau baik-baik Saja Jaka' Walau kemungkinannya kecil, Maja berharap juniornya itu baik-baik saja.
Seketika Maja dan Nakobon merasakan seseorang menatap mereka.
'Dari arah Utara!!'
Terlihat seseorang dengan jubah hitam berdiri menatap Maja dari atap salah satu rumah, sadar Maja melihatnya, Orang tersebut loncat melarikan diri!.
"Nakobon!!"
Dengan sigap Nakobon meloncat turun dari dinding. Kakinya disambut dengan genangan darah. Namun begitu, Nakobon seolah tidak peduli. Matanya melotot mengeluarkan cahaya keemasan.
Dengan cepat ia melesat mengejar orang berjubah hitam tersebut. Terlihat mayat-mayat tergeletak di sepanjang jalan.
Amarah Maja semakin besar, Matanya menyala kebiruan.
Sesampainya di pusat Desa, sosok berjubah hitam itu tiba tiba berhenti!
Nakobon merespon dengan menghentikan langkahnya, Rambut hitamnya berubah menjadi Api berwarna emas. Begitu pula dengan ekor dan 4 kakinya.
"HeeHaw!!!" teriak nakobon beringas
"Tunjukkan Wajahmu!!!" Ucap Maja dengan nada penuh amarah
Seketika sosok tersebut berbalik dan melepas tudung yang menutupi wajahnya.
Wajah dari sosok tersebut membuat Maja dan Nakobon terkejut seolah tidak percaya
"Ja….JAKA ?!"
Sosok itu adalah Jaka!
Junior sekaligus sahabat Maja di perguruan
Namun sosoknya terlihat lebih muda dibandingkan Jaka dalam ingatan Maja
Rambut dan Kumis putihnya berubah menjadi hitam, Keriput di mukanya hilang tak berbekas
Sosok Jaka di depannya terlihat seperti pria normal di umur 30 tahun!
Mendengar pertanyaan Maja, Jaka tidak bergeming.
Wajahnya datar tanpa ekspresi, Tangan pucatnya menggenggam Keris panjang berwarna hitam.
"Jaka…Apa kau yang membunuh mereka ??"
Jaka hanya terdiam tak bergerak
"Jawab Aku Jaka..."
"...."
"JAWAB AKU!!!" Teriak Maja keras
Tiba-tiba saja Jaka menyabetkan kerisnya ke arah Maja, kilatan berwarna merah darah dengan cepat meluncur ke arah Maja
Melihat hal itu, Dengan sigap Nakobon menyemburkan Api Emas dari mulutnya.
*BLAST*
Api dengat cepat melahap habis kilatan merah tersebut.
Terlepas apakah Jaka yang melakukannya atau bukan, Maja harus mengambil tindakan cepat dan menyeretnya ke Kota Awan.
"Kalau itu maumu, terpaksa kan ku seret kau ke Pengadilan !!!"
Sambil melempar tas di punggungnya Maja melesat dari punggung Nakobon, menerkam ke arah Jaka seperti seekor harimau.
Secepat kilat Maja mengeluarkan jurus andalannya
"Pedang Kabut!!!"
Pedang Kabut, salah satu jurus pamungkas perguruan Atas Awan. Tidak berbentuk dan sulit diprediksi, lawan yang menghadapinya tidak akan tahu dari mana serangan akan datang.
Dengan cepat Maja mengayunkan pedangnya, pedangnya berubah menjadi seperti kabut asap
Jaka tidak tinggal diam, dia mengayunkan kerisnya dengan kecepatan tinggi seolah-olah dia memiliki empat lengan. Kerisnya mengeluarkan api berwarna hijau, Api yang mampu menimbulkan rasa gemetar pada jiwa yang melihatnya. Pedang dan keris beradu, kabut putih melawan kilatan api hijau.
'Api pemusnah Jiwa!, Ilmu kanuragan para Iblis!!!' teriak Maja dalam hati
Api pemusnah jiwa, Api hijau yang mampu membakar ruh lawan, ruh yang terbakar tidak akan bisa bereinkarnasi dan selamanya hilang dari langit dan bumi.
"Jakaa!!! Kau bersekutu dengan Iblis !!??" teriak Maja
Dengan cepat maja mengeluarkan jurus [Langkah Awan], seketika tubuh Maja seperti mengeluarkan asap putih. Seperti bayangan putih Maja meluncurkan serangan-serangan dari segala arah.
Jaka tidak mau kalah, Tubuhnya mengeluarkan petir berwarna hijau kehitaman, langkahnya semakin cepat. Secepat kilat Jaka mengayunkan kerisnya untuk menyabet Maja, tapi serangan tersebut tidak pernah mengenai Maja.
Seperti menebas awan, tebasan keris Jaka menembus tubuh Maja tanpa melukai nya.
Ilmu [Langkah Awan], penggunanya akan mengeluarkan asap putih yang mampu menyamarkan keberadaan tubuh sebenarnya dan mengelabuhi lawan.
Tiba – tiba Saja Maja muncul di belakang Jaka dan menyabetkan pedangnya ke punggung Jaka.
*SLASH!!* Darah terpuncrat dari punggung Jaka, Seketika jaka langsung jatuh tersungkur. Darah membasahi punggung belakangnya.
Maja berdiri tegap di belakang Jaka, wajah dan bajunya penuh darah, terkena cipratan darah Jaka.
Sorot matanya terlihat menunjukkan kesedihan mendalam.
Maja tidak pernah menyangka ilmu kanuragan yang dipelajarinya akan digunakan untuk melukai sahabatnya sendiri.
Tiba-tiba saja Maja merasakan hawa panas dari wajah dan tubuhnya
"Eh? Darahnya.."
*BOOM* seketika cipratan darah jaka yang menempel pada tubuh Maja meledak!, Tubuhnya terjatuh ke belakang. Tidak tahu apakah dia hidup atau sudah mati.
Jaka yang sebelumnya tersungkur mendadak bangkit berdiri, Kabut Hitam menyelimuti tubuhnya. Matanya memancarkan sinar kehijauan.
"HEEHAWW!!!" melihat hal tersebut Nakobon melesat menerjang Jaka dengan penuh amarah. Tubuhnya diselimuti api emas.
Jaka pun juga sama, dengan cepat menerjang ke arah Nakobon seperti sebuah Komet.
*BOOM* benturan cahaya emas dan kabut hitam terjadi!
Nakobon terpental ke belakang namun dengan sigap membalikkan badannya di udara dan mendarat dengan elegan.
"Hueeks.." Darah merah termuntah dari mulut nakobon.
Tanpa rasa takut Nakobon kembali menerjang Jaka dengan beringas. Api emas semakin membara menyelimuti tubuhnya.
*BOOM* *BOOM*
Benturan demi benturan terjadi, keduanya tidak mau kalah!.
*FLASH* tiba – tiba cahaya berwarna Biru menjungjung tinggi ke langit
Tubuh Maja kembali bangkit! Bajunya compang camping, tapi luka dibadan dan mukanya terlihat pulih dengat cepat.
'Kalau bukan karena pedang pemberian Guru, Aku mungkin sudah mati!' ucap Maja dalam Hati
Ya, Pedang pemberian Yudhistira mengeluarkan energi yang mampu menyembuhkan luka Maja yang cukup parah.
Pertarungan Nakobon dan Jaka semakin sengit, namun terlihat api emas dari tubuh nakobon mulai meredup.
*FLASH* tanpa basa basi Maja dengan cepat meluncur menerkam Jaka, tubuhnya diselimuti cahaya berwarna biru.
Jaka terlihat terkejut ketika melihat Maja datang menerjangnya, namun serangan Nakobon membuatnya tidak sempat menahan serangan Maja.
Secepat kilat Maja mengayunkan pedangnya kearah leher Jaka
Maja sadar bahwa ia tak akan mampu menangkap Jaka dalam keadaan hidup, lebih baik membunuhnya daripada membiarkan korban lain berjatuhan.
*SLASH* Tanpa keraguan pedang Maja memutus kepala Jaka dari tubuhnya
*Plop* kepala Jaka berguling diatas Tanah, Matanya melotot seperti tidak menyangka akan Mati seperti ini!, tubuhnya jatuh tersungkur, tetapi tangan pucatnya masih menggenggam erat keris hitamnya, seolah ia tak akan melepaskannya sampai ke liang lahat.
Maja berjalan menghampirin potongan kepala Jaka.
'Bagaimanapun, darah penduduk Rimba utara harus dibayarkan'
Seketika Maja merasakan kelemahan dalam tubuhnya, Pedang saktinya meminjam sebagian energinya untuk pemulihan.
'Aku ini, benar-benar tidak berguna' keluh Maja dalam hati
Keriput di wajahnya terlihat semakin banyak.
'Jaka tidak seharusnya mati seperti ini..' tangis Maja dalam hati
'Seharusnya aku tak membiarkannya pergi'
'Seharusnya kuhajar para Arogan tengik itu!'
Rasa kesedihan, dendam dan penyesalan berkecamuk dalam hatinya.
'Seharusnya aku tidak menyibukkan diriku dan pergi mengunjunginya lebih cepat'
"Heehaw." Dengan gontai Nakobon berjalan mendekati Maja, Api emas sudah hilang dari tubuhnya. Janggut hitamnya berubah menjadi putih, tubuhnya terlihat semakin tua dan kurus.
"Nakobon…"
*FLASH**JLEB!* Seketika bayangan hitam menghujam jantung Maja.
'Keris ini…. SIAL!' Teriak Maja dalam hati, Tiba tiba tubuhnya mengkerut dengat cepat, pedang di tangannya mengeluarkan cahaya biru dan berusaha memulihkan tubuh Maja
"HEEHAW!" Nakobon dengan sigap menggigit gagang keris tersebut dan berusaha mencabutnya dari tubuh Maja.
Di saat yang bersamaan, Jasad Jaka yang tadi tersungkur kembali bangkit meski tanpa Kepala.
"Si…al!, Nakobon bakar habis tubuhnya!!" dengan tenaga terakhirnya Maja memberikan perintah pada Nakobon.
Dengan cepat Nakobon melepaskan gigitannya dari gagang keris, Api emas kembali menyelimuti tubuhnya, Membakar sisa umurnya yang tidak seberapa lama itu.
*BLAST* Api menyembur dari mulut Nakobon, Membakar tubuh Jaka dengan ganas.
Namun jasad Jaka terus bergerak ke arah Nakobon, melihat hal itu Nakobon terus menyemburkan apinya sekuat tenaga.
Nakobon bertekad harus menghentikan Jaka meski harus Membakar Raganya sendiri.
Walaupun dirinya seekor keledai, Nakobon selalu menganggap dirinya Sebagai seorang pendekar.
'Melindungi yang lemah dan membela kebajikan'
Api emas membakar semakin cepat tubuh Jaka hingga akhirnya tubuhnya kembali tersungkur, Habis dilahap api emas. Menjadi Abu dan terbawa angin.
Bersamaan dengan itu Maja jatuh berlutut, Kepalanya terlihat menunduk, Menatap keris hitam yang menusuk dadanya.
Badannya kurus tinggal tulang, Pedang saktinya kalah dengan kuasa si Keris hitam.
"HeeHaw" dengan langkah gemetar Nakobon datang menghampiri Maja.
Tatapan Maja terlihat Kosong, Tak ada cahaya kehidupan dalam sorotan matanya,
Nakobon menggoyang goyangkan tubuh Maja dengan pelan, Tapi Maja tidak memberikan respon.
Dengan lesu Nakobon duduk disampingnya. Sahabatnya telah pergi, dengan cara yang tidak dipikirkan olehnya.
Dahulu Maja berkata padanya, Suatu saat mereka berdua akan menjelajahi seluruh alam.
Bertemu dengan para Legenda dalam buku, Menyusuri tempat terlarang.
Mencari planet yang dihuni para wanita (dan keledai Wanita tentunya)
Menyingkap segala rahasia Alam semesta.
…..
Matahari terbenam di hutan rimba utara.
Tak terdengar lagi keramaian para penduduk
Tak terlihat cahaya lampu penerangan di malam hari
Hanya terdengar tangisan Keledai Tua yang meratapi kematian sahabatnya