Chereads / Setitik Cahaya / Chapter 22 - 22 Cafe Ice cream-Bayar sendiri?

Chapter 22 - 22 Cafe Ice cream-Bayar sendiri?

Menyerah berdebat lebih lama lagi dengan kak Genta, akhirnya aku memutuskan untuk diam saja sesuai perkataan kak Genta. Tapi dalam hatiku aku bertanya-tanya kemanakah kak Genta membawaku? tidak mungkin kan kak Genta menculikku? Masa iya sih mau nyulik adiknya sendiri. Astaga Disha! kamu ini mikir apa coba? ya jelas gak mungkinlah!

Lamunanku buyar begitu saja saat mobil kak Genta berhenti. Aku menatap keluar jendela, didepanku ada sebuah cafe es krim. Eh tunggu! jadi kak Genta membawaku ke cafe es krim? Jadi ini kejutannya? ohh tunggu dulu Disha! kamu jangan seneng dulu! bisa jadikan cuma berhenti didepannya doang. Siapa tau mau lanjut jalan lagi. Aku tetap duduk diam di mobil.

" disha! kamu mau diem aja di mobil? yaudah kakak aja yang makan es krim sendirian ", katanya dengan gaya sok gak peduli. Aku melotot padanya.

" enak aja! jelas Disha ikutlah ", Kak Genta cekikikan melihatku. Aku membuka pintu mobil lalu keluar mengikuti kak Genta. Aku melihat cafe es krim didepanku. Perasaan aku baru pertama kali ini liat ada cafe es krim disini. Kelihatannya ini masih baru deh! Saat masuk terasa sekali hawa sejuk dan aroma es krim disini. Desain interiornya juga terlihat simpel namun elegan. Ada kesan klasik juga.

" ayoo Disha! kamu mau berdiri aja? ", Suara kak Genta mengejutkanku. Aku mengikuti kak Genta yang sudah duduk disalah satu meja disini.

" kenapa gak langsung bilang aja sih kak kalo mau ngajak Disha ke sini? ", tanyaku saat sudah duduk dihadapan kak Genta.

" biar kamu kesel dulu! ", jawab kak Genta santai sambil tertawa ringan. Jawaban apaan itu? Aku mendengus sebal. Lalu ada pelayan yang mengahmpiri kami. Menawarkan beberapa menu es krim andalan disini. Aku melihat-lihat buku menu yang terpampang di hadapanku. Aku rasa semuanya enak-enak. Dan rasanya pengen makan semuanya.

" pilih aja yang kamu suka Disha ", kata kak Genta.

" bentar kak! ", aku masih memilih.

" kamu lama banget sih dis! ", kata kak Genta tidak sabaran.

" habisnya semuanya kelihatan enak kak "

" yaudah pilih aja satu disha ", aku kesel liat kak Genta yang gak sabaran banget.

" yaudah iya iya, Disha peseeen.... tropical fruit es cream satu sama...casata raspberry vanila ice cake satu dan banana strawberry milkshake nya satu ", aku menyebutkan semua pesananku. Pelayan itu mendengarkan dan mencatat pesananku itu. Sengaja pesen banyak! sekali-kali pengen nguras dompetnya kak Genta hahaha.

" baik, kalo mas Genta? ", tanya pelayan itu ke kak Genta. Eh ngomong-ngomong pelayan tadi nyebut nama kak Genta kan? kok bisa tahu? apa kak Genta sudah sering kesini sampai pelayannya aja kenal sama kak Genta!

" afogato coffee ice cream nya satu ", kak Genta menyebutkan pesanannya sambil tersenyum. Setelah mencatat semua pesananku dan kak Genta pelayan itu pergi meninggalkan kami. Aku menatap ke kak Genta.

" kak nanti kak Genta kan yang bayar? ", tanyaku memastikan. Kan gawat kalo aku yang disuruh bayar!

" siapa bilang kakak yang bayar, orang kamu yang pesen ya kamulah yang bayar! ", Aku melotot ke kak Genta. Ini kak Genta lagi becanda kan? yang benar saja masa aku yang bayar sendiri!

" kak Genta jangan becanda deh! gak lucu tau! "

" emang kakak ada raut becanda ya? ", aku menatap kak Genta memperhatikan raut wajahnya yang kelihatan serius. Aku menelan ludah.

" kakak iiih!! gak lucu tau kak! masa iya sih Disha yang bayar! kan kakak yang ngajak Disha, kalo tau gitu Disha gak pesen banyak tadi ", kataku cemberut.

" siapa suruh kamu pesen banyak! ", Aku menunggu kak Genta tertawa atau apalah yang menunjukkan kalo dia sedang bercanda. Tapi kok gak ketawa-ketawa ya! Aku sedikit cemas! aku kan gak bawa uang banyak! masa iya nanti bakal disuruh cuci piring buat ganti bayarnya. Ohh tidakkkkk!!

" yakan Disha pikir kakak yang bayar ", ucapku kesel.

" emang kakak tadi bilang kalo kakak yang bayar ya? ", jawabnya santai.

" tau ah! pokoknya Kakak yang bayar nanti, titik! "

" enak aja! kakak kan gak bawa uang banyak dis! ", aku tak percaya mendengar ucapan kak Genta.

" disha gak percaya! "

" nih kalo gak percaya ", kak Genta menunjukkan isi dompetnya. Beneran hanya ada tiga lembar uang lima puluh ribuan saja disana. Aku tak percaya melihatnya. Oh Tuhan!! pengen nangis aja deh! batalin pesenannya!

" terus nanti gimana Disha bayarnya kak? ", tanyaku sedikit memelas.

" ya gak tau! palingan nanti kamu disuruh cuci piring dis! ", aku melotot. Beberapa menit kemudian pesanan kami sudah ada dimeja. Rasanya tak tega memakannya. Pengen aku kembaliin aja nih pesenan!! Sebel deh! kenapa juga kak Genta membawaku kesini kalo gak mau nraktir. Aku menatap nanar es cream didepanku.

" udah dis! jangan diliatin mulu tuh es krim, keburu leleh entar ", tegur kak Genta. Aku menghembuskan napas pelan.

" udah nikmatin aja dis! urusan bayar dipikir nanti aja! ", ucap kak Genta seolah tau apa yang aku pikirkan. Yasudahlah udah terlanjur juga! Aku menyiapkan diriku kalo nantinya bakal disuruh cuci piring gara-gara gak bisa bayar. Aku menunduk memakan es krim didepanku ini. Aku merasakan kak Genta yang seperti memperhatikan ku.

" apa sih kak? ", kataku risih diperhatikan.

" gak ada apa-apa kok, udah kamu habisin aja es krimnya, urusan bayar pikir-pikir nanti aja dis. Siapa tau nanti pemiliknya ngasih diskon atau apalah "

" kak Genta lagi ngelawak ya ", kak Genta malah tertawa. Emang ada yang lucu dengan jawabanku?

" ngapain juga kakak ngelawak dis! kan kakak bilang kemungkinannya dis "

" udah ah kak! kakak tuh bikin Disha sebel mulu deh! ", kataku sambil mencomot sesuap es krim kedalam mulutku. Seperti biasa kak Genta tertawa melihat aku yang lagi sebel. Lalu aku teringat sama perjodohan kak Genta. Aku masih penasaran tentang kelanjutannya bagaimana. Mumpung aku lagi sama kak Genta aku akan tanya.

" oh ya kak! disha mau nanya boleh gak? ", tanyaku.

" tanya aja dis! "

" emm tapi kak Genta jawab yang serius ya, jangan becanda! ", tegasku.

" iya iya, emang kamu mau tanya apasih? ", kak Genta menatapku.

" emm,,,tentang perjodohan kakak itu gimana kak? ", tanyaku hati-hati.

" ya gak gimana-gimana dis ", Jawab kak Genta santai. Aku tidak puas dengan jawaban kak Genta.

" ya gak gimana-gimana tuh gimana kak? "

" ya gak ada apa-apa dis "

" kak Genta iihh! katanya mau jawab serius? "

" ya kakak serius ini jawabnya emang kamu mau kakak jawab gimana? ", aku menggaruk rambutku yang tidak gatal.

" kakak udah pernah ketemu sama meta belum? ", tanyaku.

" pernah sekali "

" terus..kakak bilang apa? "

" kamu nanya kayak reporter deh Dis! "

" disha kan pengen tau kak, Disha udah pernah ngomong sama meta kalo dia juga terpaksa nerima perjodohan itu "

" kakak udah tau "

" terus kakak gimana? "

" ya gitu! "

" gitu gimana kak? ", aku geregetan denger respon kak Genta yang cuma singkat-singkat itu.

" sebenarnya alasan kakak nolak perjodohan itu apa sih kak? ", sambungku.

" emm kamu mau tau banget? ", dengan cepat aku mengangguk yang membuat kak Genta tertawa.

" ok! kakak jelasin biar kamu puas! ", aku mulai memperhatikan kak Genta.

" alasannya kak Genta gak mau dijodohin cukup simple dis, karna kakak gak mau buru-buru nikah diusia kakak yang sekarang. Apalagi kakak masih kuliah dan udah semester akhir. Kakak harus fokus untuk skripsi dis, dan kakak mau nunjukin kemama sama papa kalo kakak juga bisa sukses seperti kak Ellin meski kakak gak ambil jurusan hukum. Kakak gak mau semua hidup kakak terus diatur sama papa dan mama dis. Kakak ini cowok yang harus bisa membuat keputusan sendiri bukan terus bergantung sama papa dan mama dis. Dan tentang meta, kakak sudah bicara dengannya dan kamu juga pasti sudah tau kalo dia juga dipaksa menikah sama kakak, lagipula meta kan seusia sama kamu dis, itu artinya dia masih sekolah dan masa depannya masih panjang. Kakak sudah bilang sama dia kalo kakak gak mau perjodohan ini diterusin dan untuk urusan papa sama mama biar jadi urusan kakak nanti ", jelas kak Genta panjang lebar.

" terus kapan kak Genta kembali ke rumah? ", tanyaku lagi.

" kalo itu kakak belum tau dis! karna bisa jadi kalo kakak pulang mama sama papa tetap bersikeras jodohin kakak sama meta ", aku manggut-manggut mendengarnya.

" sekarang emangnya kakak tinggal dimana? terus yang aku penasaran gimana cara kakak bayar kuliah selama ini? ", aku menatap kak Genta berharap jawaban darinya.