Chereads / Setitik Cahaya / Chapter 26 - 26 Tamu bulanan!

Chapter 26 - 26 Tamu bulanan!

Matahari sudah tenggelam sepurna. Kami berempat memutuskan kembali ke resort. Nanti malam kita akan pergi berkeliling sekaligus mencari tempat makan yang enak disekitar sini.

" dis aku mandi duluan ya! ", ucap Fara lalu pergi ke kamar mandi. Sambil menunggu Fara aku menyiapkan baju gantiku dan memainkan ponselku. Sudah hampir 20 menit Fara berada dikamar mandi. Aku merasa sedikit ngantuk padahal tadi siang aku sudah tidur. Tak lama setelah itu Fara keluar dengan baju mandi nya. Sekarang giliranku membersihkan tubuhku yang bermandikan keringat ini. Tadi itu menyenangkan, meski sekedar berfoto ria sambil melihat sunset. Tak perlu sesuatu yang mewah jika hal sederhana saja bisa membuat kita bahagia. Setuju gak? hehehe! Itu sih menurutku aja! kalian boleh punya pendapat yang berbeda dengankušŸ˜Š

Oh tidak! Apa ini? Kenapa harus hari ini sih! Aku benar-benar terkejut saat tamu tak diundang datang padaku. Aku lupa kalo dihari-hari ini sudah waktunya tamu bulanan ku datang. Dan kenapa juga harus datang disaat yang tidak tepat gini sih! Aku mengeluh dalam hati. Astaga! aku bahkan tidak membawa benda penting itu. Bagaimana aku bisa keluar? Ah mungkin saja Fara bisa membantu. Aku memilih menyelesaikan ritual mandiku terlebih dahulu. Dan nanti aku akan minta ke Fara. Hampir 25 menit aku berada dikamar mandi sambil membersihkan noda merah yang tertinggal dipakaianku. Aku membuka sedikit pintu kamar mandi dan mengeluarkan sedikit kepalaku.

" Ra! Fara! ", aku memanggil Fara dengan suara yang agak keras agar dia bisa mendengarnya. Masih tak ada jawaban dari Fara, hingga ke tiga kalinya Fara baru merespon.

" huh! iya dis! kamu memanggilku? kenapa kamu gak keluar aja? ", tanya Fara saat dia menghampiriku.

" em itu Ra...kamu...punya pembalut gak? ", tanyaku sedikit malu.

" astga dis! tamu bulanan kamu datang? ", tanya Fara. Dan aku mengangguk pasti.

" dimana kamu menaruhnya biar aku ambilkan dis! ", Fara hendak beranjak. Namun langsung aku cegah.

" eh eh eh Ra! masalahnya aku gak bawa Ra! ", ucapku. Mungkin Fara tidak habis pikir melihatku yang tidak ada persiapan untuk hal-hal seperti ini.

" yaaahhh dis! aku juga gak bawa karna tamu bulanan ku datengnya sebelum liburan dis! ", seketika aku kecewa mendengarnya. Oh Tuhan! aku harus gimana nih?

" hah? kamu juga gak bawa Ra? terus aku gimana dong? bisa minta tolong beliin gak? ", kataku memohon ke Fara. Fara menghembuskan napas pelan.

" ok baiklah! tenang saja! serahkan urusan ini padaku dis! ", akhirnya aku merasa lega setelah Fara mengatakan itu.

" makasih ya Ra! oh ya uangnya ada didompetku Ra! kamu ambil aja! ", ucapku. Fara mengangguk lalu pergi dari hadapanku. Sekarang aku harus menunggu sampai Fara berhasil membawa 'sesuatu' itu untukku. Sudah hampir 15 menit aku menunggu Fara yang tak kunjung datang. Semoga saja Fara berhasil mendapatkannya! Aku hanya mondar-mandir didalam kamar mandi.

Aku mendengar suara pintu dibuka dari luar. Itu pasti Fara! Aku membuka sedikit pintu kamar mandi, sedikit mengintip keluar. Fara muncul dihadapan ku dengan sebuah benda yang aku inginkan.

" nih! ", Fara memberikannya padaku.

" hehe makasih ya Ra! kamu emang sahabat yang paling baik deh", kataku lalu segera masuk ke kamar mandi. Tak perlu waktu lama aku sudah keluar lengkap dengan pakaianku, menemui Fara yang sedang bersantai di atas tempat tidur sambil menonton TV.

" udah selesai dis? ", tanya Fara setelah mengetahui aku duduk disebelahnya.

" iya Ra! ", jawabku. Aku menghembuskan napas panjang yang membuat Fara menoleh.

" kenapa dis? muka kamu kusut gitu ", tanya Fara.

" hmm gapapa Ra! aku cuma kesel aja tamu bulanan ku harus datang pas kita lagi liburan gini, entar aku gak bisa bebas main dilaut dong! ", kataku sedikit sedih.

" hahaha jadi karna itu! ya mau gimana lagi dis, mau kamu suruh berhenti? jelas gak bisalah! udah gak usah cemberut gitu! kamu nikmatin aja liburannya, ok! ", ucap Fara. Aku hanya bisa pasrah mendengar perkataan Fara.

" yaudah yuk! ", Fara berdiri mengajakku.

" kemana? "

" cari makan diluar dis! emang kamu gak laper apa? "

" oh ok! "

Kami berdua keluar kamar untuk mencari makan. Katanya Dave sama Rio juga sudah nunggu kita. Dan ternyata mobilnya Dave sudah siap dideoan resort.

" loh Ra! kita mau kemana sih? ", tanyaku.

" cari makan dis! "

" iya tau! emang kita makannya gak direstoran resort ya? "

" hahah enggak dis! kita cari makan diluar aja, disini makanannya mahal-mahal, lagian sekalian jalan jalan juga dis ", jelas Fara.

Benar juga kata Fara, makan di restoran sini mahal banget. Jelas sangat boros buat kantong kita yang notabenya masih pelajar SMA ini. Aku dan Fara sudah duduk dikursi belakang. Dave yang menyetir dan Rio duduk dikursi sebelah Dave.

" hai Disha! Fara! ", sapa Rio saat kita baru masuk kedalam mobil. Aku hanya membalasnya dengan tersenyum.

" apaan sih lo! ", balas Fara jutek.

" cih gue sapa baik-baik dan gitu balesan lo Ra! ", kata Rio sebel.

" ya ya serah Lo deh! ", lagi-lagi Fara cuek tak peduli dengan Rio.

" nyesel gue sapa Lo Ra! mending gue sapa Disha aja tadi, Disha kalo disapa pasti senyum, apalagi senyum Disha manis bikin adem liatnya ", ucap Rio. Mendengar itu membuatku sedikit malu. Kemudian Dave menjitak kepala Rio.

" aduhh! apaan sih bro ", protes Rio. Melihat itu Fara menertawakannya.

" hah! rasain Lo! makan tuh jitakan ", sarkas Fara.

" Lo bisa diem gak sih! berisik tau gak! ", ucap Dave pada Rio.

" yaelah gue muji Disha dikit aja dah kena jitakan, gimana kalo gue-- ", Rio tak sempat menyelesaikan kalimatnya. Dave sudah membungkam mulutnya dengan snack yang ada ditengah-tengah kursi Dave dan Rio.

" makan tuh! awas aja lo kalo ngomong lagi! gue buang Lo disini! ", ancam Dave.

" iya iya mas bro! santai woy ", sahut Rio.

Sepanjang perjalanan banyak diisi keributan Dave dan Rio. Aku memilih mengabaikan mereka dengan memainkan ponselku. Tanpa sengaja aku melirik ke kaca spion atas. Dan ternyata aku melihat mata Dave disana. Menyadari itu Dave langsung kembali fokus lagi kedepan. Aku sendiri sedikit kikuk, lalu kembali bermain lagi dengan ponselku.

" ini kita mau kemana sih Ra? ", tanyaku. Karna dari tadi masih belum juga sampai.

" gak tau tuh si Dave! tanya aja sama dia dis! ", ucap Fara.

" kita mau makan dimana sih Dave! ", tanyaku.

" eh ee..itu..kita..kita mau cari makan dis! ", ucap Dave. Aku tak mengerti maksudnya. Perasaan kok gak nyambung ya jawaban Dave. Rio sama Fara sontak tertawa keras.

" hah! ", tanyaku cengo.

" Dave Dave Lo ngomong apa sih! ya jelas lah kita mau nyari makan! hahahaha ", ucap Fara mentertawakan Dave.

" tadi disha nanyanya kita mau makan dimana bro! elu malah jawab kita mau cari makan, elu lagi gak mabuk kan! ", Rio ikut menimpali juga. Aku hanya menggaruk rambutku yang tidak gatal.

" atau jangan-jangan elu masih malu soal yang tadi ya Dave! ", ucap Fara lagi.

" apaan sih Lo! ", sahut Dave.

" apaan Ra? ", tanyaku sedikit bingung.

" itu dis tadi seb...", Fara tak melanjutkan kata-katanya karna Dave yang menyela.

" Ra Lo mau gue bilang kalo Lo sebenernya meny--- ", ucapan Dave terhenti karna fara sudah membungkam mulut Dave dari atas kursinya. Dan terlihat Dave yang berusaha melepaskan tangan Fara dari mulutnya.

" Lo mau buat kita celaka Ra! ", sergah Dave.

" lagian elo sih! pakek bawa-bawa itu, awas aja kalo Lo bilang gitu lagi! ", Fara memajukan badannya agar lebih dekat dengan Dave. Dia mencubit pinggang Dave.

" aaawwww,,,iya iya ck ", Dave mengadu.