Chereads / Setitik Cahaya / Chapter 28 - 28 Sunrise!

Chapter 28 - 28 Sunrise!

" dis! disha! ", aku sedikit terkejut melihat siapa yang duduk disebelahku. Aku mengerjap-ngerjapkan mata menyesuaikan cahaya disekitarku ini.

" Lo sudah bangun dis? "

" kita sudah sampai ya? "

" iya sudah "

" maaf aku ketiduran, padahal tadi aku bilang akan menemani kamu Dave, tapi--", ya sekarang Dave yang sedang bersamaku.

" udah dis gak masalah kok! gak usah terlalu Lo pikirin gitu! ", aku mengangguk saat Dave berkata seperti itu. Kemudian aku langsung menyadari sesuatu. Hanya ada aku dan Dave saja didalam mobil, lalu kemana Fara dan Rio? apakah mereka sudah turun lebih dulu? lalu kenapa Fara tidak membangunkanku?

" oh ya Dave! yang lain pada kemana? Fara sama Rio udah turun ya? ", tanyaku. Dave menggaruk rambutnya yang tidak gatal.

" emm iya dis, yaudah yuk kita kembali ke kamar dis! Lo pasti masih ngantuk ", ajak Dave. Kemudian kami berdua keluar dari mobil, kembali ke kamar. Dave mengantarku sampai depan kamar, lalu dia kembali ke kamarnya. Padahal tadi aku sudah bilang tidak usah tapi dia terus saja memaksa. Karna tidak ingin berdebat lebih lama akhirnya aku mengiyakannya. Lagi pula badanku rasanya sakit semua karna tidur didalam mobil tadi, pun aku masih mengantuk juga.

Aku membuka pintu kamar dan lihat saja Fara sudah meringkuk diatas tempat tidur. Dalam tidurnya dia terlihat pulas sekali. Lalu aku melirik jam tanganku. hah? sudah jam 1:30 ? sudah berapa lama aku tidur tadi? perasaan saat perjalanan pulang masih sekitar jam sebelasan. Seharusnya tidak selama itu perjalanan pulangnya. Apa tadi sempat terjadi sesuatu, sehingga membuat perjalanan pulangnya jadi lebih lama? ataukah Dave yang sengaja menungguiku karna aku sudah tertidur?

Aku menepis kemungkinan kedua itu, gak mungkin Dave menungguiku selama itu, lagian kenapa juga dia harus menungguiku? kenapa dia tidak membangunkanku saja? Tau ah! besok saja aku tanya ke Fara. Sekarang aku mau membersihkan badanku sebentar dikamar mandi kemudian melanjutkan tidur lagi.

***

" dis! bangun dis! ", Fara menggoyang-goyangkan tubuhku yang membuatku terbangun.

" enggh apa sih Ra! ini jam berapa? ", tanyaku yang masih mengantuk.

" baru jam setengah lima pagi dis ", mendengar itu aku melanjutkan tidurku lagi. Aku benar-benar masih mengantuk, kemarin aku baru tidur jam setengah tiga pagi.

" iiiihhh dishaaaa! kok tidur lagi sih! ayo bangun dis! aku mau lihat sunrise di pantai. Kamu gak mau ikut apa! ", lanjut Fara membangunkanku lagi.

" masih ngantuk Ra! lihat aja dari sini! ", kataku dengan mata yang masih terpejam.

" gak seru dis kalo lihat dari sini! apa bedanya sama kalo kita lagi dirumah dis! ayolah dis! aku gak nyangka kamu kebo banget sih dis! ayo dis kita jalan-jalan dipantai biar seger! yuk dis! ", kali ini Fara tak tanggung-tanggung dia langsung menarikku dan menyeretku keluar kamar. Seketika mataku langsung melek.

" iiihh Ra! kamu main tarik-tarik aja sih! "

" kamu sih! susah banget dibangunin! ", sergah Fara.

" ayoo dis! ", Fara menarikku lagi.

" iya iya bentar Ra, aku mau cuci muka dulu ", kataku.

" yaudah cepet loh dis! keburu muncul matahari nya, entar kita gak bisa liat sunrise lagi! ", tukas Fara. Aku segera berlari kekamar mandi sekedar cuci muka dan gosok gigi sebentar. Lalu keluar menemui Fara.

" yuk dis! ", ucap Fara tidak sabaran. Kami berjalan keluar resort menuju pantai. Aku menguap beberapa kali, tapi merasakan udara pagi yang dingin tapi juga segar bisa membuatku sedikit melupakan rasa kantuk yang masih ada ini. Fara tersenyum lebar melihat pemandangan didepannya. Akupun sama, emang benar-benar indah.

Terlihat matahari yang mulai menampakkan diri dibalik sana. Kami berdua duduk diatas pasir yang dingin menikmati sunrise didepan kami. Tak ketinggalan Fara sudah mengambil kameranya untuk mengabadikan moment saat ini. Benar-benar menakjubkan memang. Ternyata banyak juga orang yang datang hanya untuk melihat sunrise ini. Senyum Fara sudah terlukis diwajah cantiknya sejak kami tiba dipantai. Dia tampak bersemangat sekali pagi ini. Aku memejamkan mataku mendongak sedikit menatap langit. Aku menarik napas pelan, membiarkan sejuknya udara pagi memenuhi rongga hidungku. Benar-benar tenang dan menyenangkan melakukan ini.

Saat aku membuka mataku aku dikejutkan oleh kehadiran seseorang. Tiba-tiba saja dia sudah duduk disampingku.

" Dave! kok kamu ada disini? Fara kemana? ", tadi yang duduk disebelahku bukannya Fara ya? lalu kenapa mendadak jadi Dave? ini aku yang berhalusinasi atau gimana? aku melihat sekitarku tak menemukan Fara.

" gue habis lari pagi dis! terus gak sengaja ketemu kalian disini yaudah deh gue samperin ", ucap Dave menjelaskan kedatangannya.

" terus Fara kemana? kok tiba-tiba ngilang sih? ", aku mengulang pertanyaan terakhirku lagi.

" noh liat! ", ucap Dave sambil menunjuk kearah laut dengan dagunya. Aku memicingkan mataku, memastikan kalo itu memang Fara. Hening tak ada kata yang terucap dari bibir kami. Aku bingung mau ngomong apa. Aku tak punya topik untuk dibahas saat ini. Sebenarnya aku ingin menanyakan soal kemaren ke Dave tapi aku ragu untuk bertanya. Aku hanya diam memperhatikan pemandangan di hadapanku.

" semalem tidur Lo nyenyak dis? ", tanya Dave memecah keheningan. Aku menoleh kearahnya lalu menatap laut lagi.

" aku baru bisa tidur jam setengah tiga pagi Dave! "

" kenapa? "

" mendadak aku udah gak ngantuk lagi pas nyampek kamar, jadinya susah mau tidur lagi ", kataku.

" ohh gitu ya! ", aku mengangguki ucapan Dave. Hening lagi! Aku memutuskan bertanya ke Dave.

" Rio gak ikut sama kamu Dave? ", tanyaku. Giliran Dave yang menoleh sebentar kearahku lalu kembali menatap laut lagi.

" tadinya sih ikut, tapi gak tau lagi dia kemana, katanya mau ambil ponsel yang ketinggalan di kamar. Yaudah deh gue tinggal ", jelas Dave.

" ohh! "

" kamu biasa olahraga pagi ya Dave? ", sambungku.

" iya Ra gue emang suka olahraga pagi, seminggu sekali biasanya gue rutin ke gym gitu, buat ngilangin lemak ", jawab Dave. Oh jadi karena itu makanya badan Dave kelihatan bagus gitu perutnya juga sispack banget. Pikiranku melayang saat Dave sedang lomba renang dulu.

" ohh pantes! ", jawabku refleks yang membuat kepala Dave berpaling menatapku.

" pantes apa dis? ", aku sedikit gelagapan mau menjawab pertanyaan Dave. Masa iya aku jawab 'pantes badan kamu bagus Dave, perut kamu juga sispack', yang ada hanya membuatku malu sendiri nanti.

" ehh, oh maksudku pantes kamu pagi-pagi begini sudah lari pagi, ternyata emang kebiasaan kamu ya Dave! ", untung jawabanku masih masuk akal. Tampak Dave yang menghela napas.

Matahari sudah terlihat hampir sempurna. Kenapa Fara gak kembali kesini? atau jangan-jangan Fara sengaja meninggalkanku lagi!

" Fara kemana ya? kok kayaknya disana gak ada sih! ", ucapku.

" mungkin dia lagi cari spot foto yang bagus dis "

" masa sih? "

" ya kali aja! Lo kayak gak tau Fara aja dis! masa cukup buat dia cuma satu foto aja, apalagi ditempat seperti ini. Bakal penuh tuh galeri fotonya ", aku terkekeh mendengarnya. Iya juga ya! Fara emang gitu, dimana pun selalu ia sempetin buat berfoto. Beda denganku, aku bukannya tidak suka berfoto, tapi aku tidak seperti Fara yang selalu punya gaya yang berbeda disetiap fotonya. Palingan gayaku cuma itu-itu aja. Aku lebih suka foto bersama-sama dari pada foto selfi.

" dis! ", panggil Dave. Aku menoleh kearahnya.

" Lo mau gue foto? ", tawar Dave.

" enggak deh! ", jawabku.

" kenapa? ini mumpung gue baik loh dis mau jadi foto fotografer gratisan lagi ", aku terkekeh lagi.

" gak deh Dave, atau kamu aja yang mau aku fotoin? ", aku menawarkan diri.

" gimana kalo kita foto sama-sama aja dis! ", ujar Dave.

" hah? "

" foto berdua gitu? gimana? Lo mau kan? ", tawarnya lagi. Iya atau enggak? ayolah dis! apa salahnya foto sama Dave? cuma foto doang.