" Kemarin Ellin tanya soal meta pa, apa ada perkembangan lebih lanjut atau bagaimana ", tukas mama. Mendengar nama Meta disebut-sebut, aku menajamkan pendengaranku. Namun mataku fokus menatap makanan yang ada dihadapan ku.
" meta siapa ma? ", tanya papa.
" ituloh pa, perempuan yang Ellin pilihkan buat Genta ", jawab mama.
" ohh, soal itu nanti saja kita bicarakan lagi ma. Sekarang papa mau berangkat ke pengadilan dulu. Karna papa masih ada berkas-berkas yang harus papa persiapkan sebelum sidang ", ucap papa.
Setelahnya papa berangkat disusul oleh mama. Tak ada yang bisa aku lakukan dihari libur begini. Kenapa rumah ini sangat sepi sih! Disaat semua orang menyukai hari libur, aku malah lebih suka menyibukkan diri dengan rumitnya pelajaran sekolah. Atau paling tidak aku lebih suka kumpul dengan teman-teman. Yaahh walaupun temen-temenku juga gak banyak sebenernya. Tapi cukup untuk mengusir rasa bosanku dari pada harus berdiam diri dirumah tanpa melakukan aktifitas apapun.
Kuputuskan pergi ke kamar untuk mengambil laptop ku lalu membawanya ke taman belakang rumah. Kemudian aku membuka Microsoft word dan mulai mengetikkan sesuatu disana. Rasanya sudah lama banget aku gak nulis karena harus fokus sama ujian semester dan juga lomba karya tulis ilmiah. Banyak hal-hal yang kualami selama beberapa hari ini. Sekarang aku akan mengabadikan moment-moment itu dalam sebuah tulisan. Selama beberapa jam aku terus berkutat didepan laptopku. Jus yang tadi aku bawa juga sudah tandas tak tersisa. Jari-jari tanganku juga terasa kaku dan lelah. Beberapa kali aku meregangkan otot-otot tubuhku. Punggungku juga mulai terasa sakit karena terlalu banyak duduk dengan posisi menunduk.
Kuselonjorkan kedua kakiku diatas kursi santai panjang ini. Tanpa sadar ke dua sudut bibirku terangkat ke atas. Mengingat kejadian demi kejadian saat liburan kemarin. Kuangkat tangan kananku memperlihatkan sebuah gelang yang unik tapi juga simple. Tampak pas dipergelangan tanganku.
Siang hari selesai kita dari bermain jet sky kemarin lusa, kami semua kembali ke resort. Sekedar membersihkan diri dan juga mengistirahatkan tubuh yang sudah letih ini. Fara dan aku sudah selesai mandi, kami berdua duduk santai diatas tempat tidur kami masing-masing. Aku sibuk sendiri dengan ponselku sedangkan Fara tengah membongkar-bongkar belanjaan yang dia beli dipusat oleh-oleh kemarin.
" dis! ini buat kamu ", ucapnya sambil menyodorkan sebuah gelang sepasang yang kemarin dia beli. Salah satunya dia berikan kepadaku.
" buat aku? ", dengan sedikit ragu aku mengambil gelang itu dari tangan Fara.
" iya dis! siapa lagi emang? "
" seriusan Ra? "
" iya Dishaaa, aku mau kita couple an gitu, kamu mau kan dis? "
" kenapa kamu kemarin gak bilang kalo mau couple an? tau gitu kan aku bisa beli sendiri Ra! ", kataku merasa tidak enak.
" sengaja! aku pengen beliin kamu sesuatu hehe "
" makasih ya Ra! aku pakek ya? ", Fara mengangguk mengiyakan.
" tapi aku gak beli apa-apa buat kamu Ra ", sambungku .
" emang aku minta apa-apa dari kamu? "
" ya nggak juga! tapi kan aku juga pengen beliin kamu sesuatu juga Ra "
" xixixi aku gak butuh apa-apa kok dis! kamu cukup jadi seperti ini dan jadi sahabatku selamanya aja aku udah seneng dis "
" Ra! kamu jangan bikin terharu deh! ", mataku jadi berkaca-kaca mendengar ucapan tulus Fara. Aku sendiri belum bisa jadi sahabat yang baik buat dia. Tapi Fara selalu bisa jadi sahabat yang baik buatku.
" hahaha udah dis! jangan sedih-sedih an, kita kan lagi liburan. Aku pengen kira tuh seneng-seneng disini dan aku pengen buat kenangan sama kamu dis "
Aku hanya bisa mengangguk. Jangan dikira setelah itu kita saling peluk-pelukan ala-ala Teletubbies. Kita malah saling tertawa dan bercanda bersama.
" oh ya Ra! kenapa kamu gak dibolehin diving sama Dave? ", tanyaku yang masih penasaran.
" oh itu...emm gak tau dis! tanya aja sama Dave! oh ya tadi aku liat kamu diajarin main jet sky ya sama Dave? ", tanya Fara kemudian. Aku rasa pertanyaannya itu sengaja untuk mengalihkan pembicaraan. Tapi aku tak memperpanjang lagi dan menjawab pertanyaan Fara apa adanya.
" iya, tadi Dave yang nawarin ", jawabku.
" seruuu banget pasti dis! aku juga pengen tapi si tempe lemes gak mau ngajarin ", ucap Fara dengan muka cemberut.
" tempe lemes? Rio maksud kamu? "
" iya dis! siapa lagi? "
" hahaha ada-ada aja kamu Ra! masa iya anak orang kamu katain tempe lemes "
" itu mending kali dis! dari pada aku bilang beo kesurupan "
" hahaha kasihan kali Ra "
" kasihan apaan dis! Rio tuh emang udah kayak burung beo kesurupan kalo udah ngomong. Kagak bakal berhenti dia, berkicau mulu kerjaannya "
" bukan Rio nya Ra! tapi kasihan si burung beo nya dijadiin ejekan hahaha ", Fara tertawa mendengar alibiku.
" dis! aku mau nanya boleh gak? ", ujar Fara tiba-tiba disela tawa kami.
" nanya aja Ra! gak perlu ijin juga kali Ra "
" tapi kamu jawab jujur ya? ", aku mengangguki perkataan Fara.
" kamu itu sebenarnya suka gak sih sama Dave? ", sontak mataku langsung menatapnya.
" suka gimana Ra? kalo suka sebagai temen ya pasti suka lah Ra! Dave kan baik masa iya harus benci sih, hihihi ", gurauku.
" iihhh bukan itu dis! maksudnya kamu ada feeling gitu gak sama Dave? kayak cewek ke cowok gitu! "
" feeling? emm feeling gimana ya Ra! pertanyaan mu aneh banget Ra "
" kamu kok gak peka-peka sih dis! gereget aku liat kamu "
" wkwk kamu maunya aku jawab apa Ra? "
" lha kok malah nanya aku sih dis? kan kamu yang punya perasaan bukan aku "
" haha bener juga, aku gak tau sih Ra! aku tuh suka hubungan yang pasti-pasti aja Ra. Kayak sekarang, aku sama kamu sahabatan kan pasti, atau aku sama Dave kan juga pasti temenan ", jelasku. Fara terlihat menghbuskan napas panjang.
" gitu ya? yaudah aku mau tidur dulu dis! capek! kalo kamu gak tidur nanti bangunin aku ya Dis! kali kamu ikutan tidur jangan lupa pasang alarm ya Dis biar gak kesorean kita bangunnya ", tukas Fara. Tanpa mendengar responku dia langsung terlelap diatas kasurnya. Tentu saja aku memilih opsi ke dua, setelah memasang alamr di HP aku ikut menyusul Fara ke alam mimpi.
Soal ucapan Fara, apa aku beneran bilang kalo aku suka hubungan yang pasti? Dan kalo ditanya apa aku suka sama Dave? jawabannya aku gak tau! Yang jelas aku suka temenan sama Fara, sama Dave dan sama Rio juga. Mereka semua temen yang asik. Lamunanku buyar saat bibi dari dalam rumah memanggilku.
" ada apa bi? disha ada di taman belakang ", teriakku. Bibi lalu menghampiriku.
" non! ada orang yang telpon ke rumah! katanya nyariin non Disha "
" dari siapa bi? "
" waahh kalo itu bibi juga gak tau non! bibi lupa nanya! "
Tanpa bertanya lagi aku langsung masuk ke rumah dan meraih gagang telpon mendekatkan ke telingaku.
" haloo...", sapa ku.
' dis! ini gue Rio! gue mau ngasih tau kalo Dave kecelakaan '