Chereads / Setitik Cahaya / Chapter 38 - 38 Pacar Kak Genta?

Chapter 38 - 38 Pacar Kak Genta?

Sepulang sekolah kami tidak jadi kerja kelompok, bukan karena Gerald yang telat lagi seperti dulu, tapi kali ini Fara yang mengaku tidak bisa karena ada hal lain yang harus ia lakukan. Dari pada aku bosan dirumah lebih baik aku pergi ke cafe nya kak Genta saja. Aku masih penasaran tentang omongan yang dibilang oleh Sherlin. Gara-gara Fara uang ku jadi masih utuh. Eh bukan Fara tapi Dave! Dia kan yang mentraktirku dan Fara hihihi.

Aku masih berdiri didepan gerbang sekolah menunggu ada angkot atau bis umum yang lewat. Lalu tiba-tiba ada motor yang berhenti di depanku. Di lihat dari motor nya ini bukan Dave lalu siapa? Sedetik kemudian dia membuka helm full face nya, memperlihatkan sosok Gerald.

"Dis! Mau bareng gak?"

"Gerald? Emm gak usah deh Ge makasih," tolakku halus.

"Gapapa dis! Santai aja sama aku."

"Tapi aku bukan mau ke rumah Ge."

"Emang mau kemana dis? Biar aku anterin gak masalah kok."

"Aku mau mampir bentar ke cafe es krim Ge!"

"Lhh cafe es krim yang baru itu? Aku tahu tempat itu dis! Ayo bareng aku aja dis sekalian aku juga mau makan es krim."

Aku masih diam mematung didepan Gerald. Mau menerima ajakannya tapi rasanya gak enak. Tapi dia bilang sekalian ingin makan es krim! Apa aku ikut dia aja ya?

"Dis! Ayoo buruan! Udah gak usah mikir-mikir lagi dis! Ayo!" ujarnya mengisyaratkan agar aku segera naik ke atas motornya

"Eh i iya Ge!"

Motor Gerald hampir sama dengan punya Dave, jadi sama seperti ketika aku dibonceng Dave rok ku sedikit terangkat. Gerald memberikan jaket nya kepadaku. Kok rasanya De javu ya? Ini sama seperti yang dilakukan Dave dulu. Apa semua laki-laki seperti itu ya? Motor Gerald sudah melaju ke tempat tujuan kami. Dilihat dari cara Gerald membawa motornya dia sudah sangat tahu jalan menuju cafe.

"Udah sampai dis!" Setelah Gerald mengucapkan itu aku segera turun dari atas motor. Lalu berjalan beriringan dengan Gerald memasuki cafe. Semoga aja ada kak Genta di dalam.

"Kamu mau pesen apa dis?"

"Emm tropical fruit es cream aja satu," Aku celingukan mencari keberadaan kak Genta. Apa kak Genta ada diatas ya? Kalau saja HP ku masih ada sudah pasti aku langsung menghubunginya. Lha ini masa iya aku langsung nyelonong masuk gitu aja! Semoga kak Genta punya feeling atau ikatan batin atau apalah agar dia tahu aku ada disini.

"Kamu nyari apa dis? Kok kayak bingung gitu!"

"Enggak kok bukan siapa-siapa."

"Kamu lagi cari seseorang? Aku pikir kamu kehilangan sesuatu," Aku baru sadar dengan ucapanku. Tadi itu kan Gerald nanyanya cari apa, bukannya siapa! Dan aku malah jawab bukan siapa-siapa!

"Gerald!" Ada seseorang yang memanggilnya dan itu seperti suara yang aku kenal. Aku menoleh ke sumber suara, ternyata benar dia kak Genta. Dan apa tadi yang aku dengar? Gerald? yang adiknya disini kan aku! kenapa kak Genta malah memanggil Gerald? apa dia mengenalnya?

"Loh Adisha kamu juga ada disini?" Aku menghela napas karena dia baru saja menyadarinya.

"Kak Genta! Kakak kenal sama Adisha?" seharusnya aku yang tanya seperti itu. Apa kak Genta kenal dengan Gerald? Kak Genta tertawa renyah.

"Hahaha tentu saja Ge! Disha ini suka banget kesini," Apa sih kata kak genta. Perasaan ini baru ke dua kalinya aku dateng kesini.

"Ohh begitu ya? Disha pacar Kakak ya?" tanya gerlad. Aku hendak membuka mulut mau protes tapi dengan cepat Kak Genta menyahuti.

"Pacar? Kenapa ge? Apa gak cocok?" Waahh kak genta ingin main-main sepertinya. Dia mengedipkan sebelah matanya padaku.

"Emang gak cocok!" sahutku. Lagi-lagi kak genta tertawa melihat responku.

Tangannya sudah mengusap puncak kepalaku. Niat banget sih kak genta ngerjain gerald. Gerald hanya tersenyum menatap ku dan kak genta bergantian.

"Gak nyangka kak genta sukanya sama yang masih SMA," gurau Gerald.

"Kak Genta kenal Gerald?" tanyaku yang dari tadi penasaran. Kak genta mengangguk.

"Iya Ta! Gerald ini adik temen kakak yang waktu itu, jadi kakak sering ketemu sama dia."

"Ohh pantesan!"

"Kamu satu sekolah ya Ge sama adisha?" pandangan kak genta beralih ke Gerald.

"Iya kak! Waktu kelas sebelas kebetulan pindah ke sekolahnya adisha tapi kita gak sekelas."

"Ohh begitu ya?"

"Oh ya kamu ada perlu sama kakak Ta?" sambung Kak Genta menatapku.

"Iya! Tapi nanti aja aku ngomongnya," Kak genta mengangguk seolah mengerti maksudku. Aku hanya ingin bicara berdua saja sama kak genta.

Sejak kak genta duduk disini, meja kami jadi ramai. Aku diabaikan oleh mereka berdua seolah aku tidak ada dihadapan mereka. Hmm lama banget sih si Gerald! Kapan dia pulangnya? Eh, aku gak terkesan ngusir kan?

"Yaudah Kak aku pulang dulu! Dis aku pamit ya." Akhirnya Gerald pamit juga. Kak genta mengantarnya ke depan bersamaku. Kami kemudian masuk lagi tapi tidak ketempat duduk kami sebelumnya melainkan keruang kerjanya Kak Genta.

"Kak! Kenapa kakak bilang kayak gitu ke Gerald?"

"Iseng aja." Kak genta menjawab santai. Seolah itu biasa aja. Aku yang khawatir nanti kalo ada gosip aku pacaran kan gawat! Tapi masa iya Gerald akan koar-koar kayak cewek kebanyakan sih! Tapi tetap saja!

"Habisnya kakak baru kali ini lihat kamu jalan berdua sama cowok Ta!" Sambung Kak Genta. Wajahku masih cemberut menatapnya.

"Udah jangan manyun gitu entar kayak--" Sebelum kak genta berhasil mengatakannya aku segera memotongnya.

"Kayak apa? Jangan bilang kayak monyet ragunan lagi! Garing tahu!"

"Hahaha bukan kakak loh Ta yang bilang, dan ya kamu mau bilang apa ke kakak? Tumben banget kamu dateng kesini." Aku menoleh kearahnya.

"Tadi di sekolah ada yang bilang ke Disha kalau kakak udah buat kakaknya malu."

"Buat kakaknya malu? Emang Kakak ngapain t

Ta?"

"Ya mana Disha tahulah Kak! Makanya aku tanya ke Kakak"

"Emang siapa namanya?"

"Gak tahu! Tapi yang bilang ke Disha namanya Sherlin kak!" Kak genta terlihat memikirkan sesuatu.

"Ohh mungkin tentang masalah itu!" ucap kak genta yang membuatku menatapnya dengan pandangan bertanya.

"Masalah apa Kak? Kakak punya masalah?"

"Enggak! Bukan hal penting Ta!"

"Emang apa kak?"

"Bukan apa-apa! nanti kalo kamu dilabrak atau diusik sama siapa namanya tadi? Erlin?"

"Sherlin!" sahutku.

"Iya itu maksud Kakak! Nggak usah didengerin Ta anggep aja angin lalu."

"Emangnya Kakak ngapain sih? Disha kan pengen tahu kak!" tanyaku sekali lagi.

"Bukan hal penting Ta! cuma ada gadis yang tergila-gila sama kakak tapi kakak sih gak peduli!" ujar kak genta yang membuatku mendekat melihat dengan lekat wajah kak genta.

"Kamu kenapa sih Ta?"

"Emangnya Kakak itu ganteng ya? sampai ada yang tergila-gila gitu sama Kakak."

"Hahaha sejak lahir Kakak emang ganteng kali Dis!" tukas kak genta yang membuatku membuang muka.

Entah berapa lama aku berada disini tapi sekarang sudah sore aja!

"Kamu mau nginep disini? Atau pulang aja ta?" tanya kak genta.

"Ya pulang lah."

"Yaudah ayo Kakak anter kamu."

"Kakak ngusir nih?" candaku.

"Bukan gitu! Kakak ada urusan setelah ini. Nanti kalo kakak pergi gak ada yang nganter kamu."

"Yaudah deh aku pulang sekarang aja kak! lagian aku belum mandi gerah banget ini."

"Kalo kamu mau, mandi aja disini Ta."

"Tapi aku kan gak bawa baju ganti kak."

"Pakek aja baju kakak Dis! Gak masalah kan? lagian ini Kakak masih harus mengerjakan sesuatu dulu sebelum mengantar kamu, jadi sambil nungguin kakak selesai, kamu mandi aja Dis!" Akhirnya aku menuruti ucapan kak genta.