Ujian semester telah selesai dilakukan. Kini tinggal menunggu hasil ujiannya keluar. Setelah itu semester satu sudah resmi berakhir. Dan artinya kita para kelas 12 sudah disibukkan dengan barbagai latihan soal untuk persiapan ujian nasional nantinya. Bahkan ada pelajaran tambahan juga setelah sekolah.
Seminggu setelah ujian berakhir akan ada rapat wali murid untuk penerimaan rapor atau hasil belajar para siswa selama setengah tahun ini. Dan sekaranglah waktunya. Aku menunggu siapa yang akan datang untukku kali ini.
Tahun-tahun sebelumnya papa sama mama selalu berdebat tentang siapa yang akan menghadiri rapat wali murid ini untukku. Tapi tidak ada yang datang, kak gentalah yang biasanya disuruh papa dan mama menggantikan mereka. Dan sekarang? siapa yang akan datang? kak Genta kah? atau mama? atau papa? entahlah! Bahkan aku bisa jamin kalo bukan mama atau papa yang datang kali ini. Kak Genta? aku tidak yakin dia akan datang. Pasalnya sejak kejadian kak Genta pergi dari rumah, aku belum menghubunginya lagi. Pernah waktu itu hanya sekedar menanyakan kabarnya saja tapi setelah itu kami jarang sekali komunikasi. Dan kemaren aku sudah memberi tahu mama sama papa kalo ada pertemuan orang tua siswa hari ini. Dan seperti biasa mereka tidak bisa hadir karna urusan pekerjaan. Aku juga sudah menghubungi kak Genta tapi belum ada balasan darinya hingga saat ini.
Pertemuan rapat wali murid diadakan diaula sekolah. Agar bisa menampung jumlah para orang tua siswa sekolah ini. Untung sekolah ini punya aula yang bisa dibilang besar. Bahkan bisa menampung kurang lebih 2000 orang didalamnya. Aku harap-harap cemas menunggu kedatangan orang yang akan datang untukku kali ini. Dikejauhan terlihat sosok yang tak asing bagiku. Dia berjalan ke arahku, aku bahagia melihatnya. Aku kira tidak ada yang akan datang untukku. Tapi ternyata...
" Adisha! ", panggilnya mengahampiriku.
" kakak! aku pikir kakak gak akan datang ke sekolah Disha ",
Iya itu kak Genta! Aku sudah bilang kalo tidak mungkin papa atau mama yang akan hadir. Tapi aku juga tidak menyangka kak Genta masih mau hadir untukku.
" iyalah! kak genta kan kasian sama adik manja ini kalo nanti nangis gara-gara gak ada yang dateng. Malu kan diliatin orang-orang ", ledek kak Genta. Aku tak percaya dia bilang kayak gitu.
" iihhh kak gentaaaa!! ", Aku mencubit perutnya. Hah rasain tuh cubitanku! emang enak!
" aaww aww Disha sakit tau! ", adu kak Genta meringis kesakitan.
" kakak sih bikin Disha kesel tau! ", aku berhenti mencubitnya.
" hahaha iya deh iya....kakak kan cuma becanda dis! ", aku memanyunkan bibirku tanpa sadar.
" udah jangan manyun gitu, entar kamu tambah jelek lagi ", aku melotot kepadanya. Masih saja kak Genta tidak berubah, suka sekali menjailiku. Emang dasar kak Genta! Aku kangen banget moment-moment kayak gini.
" hahaha udah udah jangan kesel gitu! emang kamu gak kangen apa sama kakak? ", Tanya kak Genta. Kangen sih sebenarnya, tapi malu juga kalo ngaku ke kak Genta. Dan juga aku masih dalam mode sebel ke kak Genta. Jadi aku mengabaikannya dan memalingkan wajahku.
" udah sini peluk kakak! ", tanpa persetujuanku kak Genta langsung memelukku. Diam beberapa saat, lalu melepaskan pelukannya.
" yaudah yuk! tempatnya masih seperti dulu kan dis? ", tanya kak Genta.
" emm ", aku mengangguk mengiyakan. Kak Genta melingkarkan tangannya sambil berjalan membawaku untuk mengantarnya ke tempat pertemuan di aula. Dari tadi banyak sekali yang menatapku. Eh bukan aku, tapi menatap kak Genta. Padahal ini bukan pertama kalinya kak Genta datang ke sekolahku. Tapi emang sih kak Genta cukup menarik perhatian disini. Bagaimana tidak, hampir semua yang datang ke pertemuan wali murid disini bapak-bapak atau ibu-ibu atau om-om tau juga tante-tante. Bisa dibilang kak gentalah yang paling muda diantara yang datang ke pertemuan wali murid ini. Agak risih sih sebenarnya menjadi bahan perhatian kayak gini tapi mau gimana lagi.
" kak banyak yang merhatiin kakak tuh ", bisikku pada kak Genta.
" biarin aja dis ", ucap kak Genta cuek.
" kakak kan emang ganteng, wajarlah ", sambung kak Genta dengan PD nya.
" ish! ganteng dari mana coba ", kataku dengan memutar bola mataku malas.
" ya gantenglah dis! kalo kakak gak ganteng mana mungkin kamu cantik dis! ", nah kalo yang terakhir ini aku setuju dengan kak Genta wkwkwk.
" baru nyadar kak kalo Disha emang cantik ", aku memuji-muji diriku sendiri.
Astaga Disha! kamu gak boleh sombong dis! eh tapi ini cuma didepan kak Genta doang kok! beneran deh!
" hahaha emang siapa yang bilang kamu jelek dis? ", apa kak Genta bilang? kayaknya dia amnesia deh! biasanya siapa coba yang ngatain aku kayak monyet ragunan!
" kakak pura-pura lupa atau gimana? ", kataku bermaksud menyindir.
" itu mah perasaan kamu aja dis! ", ucap kak Genta tak mau kalah. Aku mendengus sebal.
" udah sampek nih dis! kakak kedalam dulu ya! ", sambung kak Genta saat kami sudah berada didepan aula. Kak Genta sempat mengacak-acak rambutku sekilas. Kemudian aku pergi meninggalkan kerumunan disini mencari tempat yang lebih tenang. Dan seperti biasa, aku pergi taman belakang sekolah. Aku duduk di kursi dibawah pohon sambil mendengarkan lagu favorit ku. Setalah ini kami akan tau hasil ujian semester kami. Aku sendiri tak terlalu memusingkan hasilnya, yang penting aku sudah melakukan yang terbaik. Toh orang tuaku juga biasa-biasa aja.
" kamu disini ternyata! ", ucap Fara yang mengagetkanku.
" Fara! bikin kaget aja! ", Fara hanya terkikik melihatku. Kemudian dia duduk di sebelahku.
" oh ya Dis! tadi itu kakak kamu kan? "
" iya! ", jawabku singkat. Fara memang baru beberapa kali bertemu dengan kak Genta. Saat dia Dateng kerumahku hanga sekali dia bertemu dengannya. Lalu saat ada rapat wali murid setahun yang lalu. Dan hari ini.
" kakak kamu ganteng banget dis! ", ucap Fara memuji kak Genta.
" apa sih Ra! biasa aja menurutku "
" itu mah menurut dis! coba deh kamu tanya ke cewek-cewek yang lain disekolah ini, pasti mereka bilang kalo kakak kamu ganteng "
" kalo cantik namanya cewek Ra! wkwkwk ", gurauku.
" siapa juga yang gak tau dis! makanya aku bilang kakak kamu itu ganteng ", ucapnya dengan nada yang tak biasa.
" hahaha iya iya "
" ohh itu tadi kakak Lo dis! ", sahut Dave yang datang tiba-tiba. Dave memang tidak pernah bertemu dengan kakakku. Aku hanya pernah bercerita padanya tentang kakakku itu.
" apaan sih Lo! dateng-dateng main nyahut aja! ", sinis Fara. Fara selalu saja seperti itu kalo udah ada Dave. Udah kayak Tom and Jerry!
" serah gue lah! ", Dave menyentil dahi Fara pelan lalu ikut duduk disini bersama kami.
" iya Dave tadi itu kakakku, kak Genta ", jawabku.
" ohhh! gue kira siapa dis! habisnya baru kali ini gue liatnya "
" hehe iya ya padahal tiap ada pertemuan wali murid kak Genta yang selalu hadir ", kataku.
" begitu ya! gue gak pernah tau! "
" hati-hati dis! Dave itu cuma modus doang sama kamu ", bisik Fara namun suaranya masih terdengar dengan jelas olehku maupun Dave. Aku terkikik mendengarnya.
" sok tau Lo! ", ucap Dave sambil meraup wajah Fara.
" gue emang tau kali! ", kata Fara yang tak mau kalah.
" kapan-kapan Lo kenalin gue ke kakak Lo ya Dis ", ucap Dave mengabaikan Fara.
" tuh kan dis! Dave cuma modus doang! ", sergah Fara.
" apaan sih Lo! kagak usah ikut campur deh! gue kan lagi ngomong sama disha ", sahut Dave.
" wkwkwk iya boleh kok "