Chereads / KARA / Chapter 17 - BAB 17

Chapter 17 - BAB 17

"Lo lupa kalau sama gue itu gaboleh main hape? " katanya dengan penekanan. 

"lo cuma mantan gausah ribet. balikin sini"

"gak peduli gue"

"Masih aja kaya gitu udah siniin hape gue" pinta Rizka. 

Kemudian orang itu malah memasukkan ponsel Rizka ke saku bombernya. Rizka geram ia ingin mengambil ponsel nya tapi tangannya ditahan oleh orang itu.

"Ehh sorry gue reflek"

"Please balikin hape gue"

"Nggak ka"

"C'mon lah balikin"

Orang itu pun menyerah , memberikan ponsel Rizka. Tetapi saat ingin mengembalikannya. Orang itu malah memeluk Rizka dengan erat, seperti melepaskan rasa rindunya selama ini.

"Nil lepas, Ngapain si? Udah sana pulang aja" kata Rizka sambil berusaha melepaskan pelukkan Daniel.

"Gue kangen lo" kata Daniel pelan menenggelamkan kepalanya di pundak Rizka.

Rizka segera melepaskan pelukan itu ditatap Daniel dengan tajam. Kemudian ia membuang muka kearah lain.

"Keluar cepat. Sebelum gue makin benci sama lo" kata Rizka tegas.

"Tapi Riz"

"Keluar Daniel" bentak Rizka.

Lalu Daniel menurutin mau Rizka ia keluar kamar rawat Rizka, sambil mengacak-acak rambut messy nya dengan frustasi.

*

Perginya Daniel dari kamar Rizka. Ia malah melamun rasa benci dan sayangnya masih ada. Ia juga merindukan Daniel, orang yang ia cintai tapi itu dulu sebelum Daniel membuat kesalahan yang fatal dimatanya.

Rizka memejamkan kembali matanya untuk menghilangkan rasa kesal yang ia rasakan. pusing dikepalanya kembali timbul, rasanya memang badannya ini terlalu lelah. kepikrian sedikit pusing melanda. Tidak terasa ia terlelap lagi hingga pagi.

Saat membuka matanya ia terkejut kembali, dilihatnya lima sahabat yang ia sayangi.

"Lo pada ngapain? " tanya Rizka parau

Mereka menengok ke arah Rizka.

"Lo yang ngapain disini? Dirawat bukannya ngasih tahu. Chat juga bukannya bales malah diread doang" kata Aulia.

"Ya maaf, gue gak mau lo pada khawatir"

"Dan lo pikir dengan gini, kita gak khawatir? " kata Zaky.

"Kita sahabatan bukan baru sebulan aja" kata Rafka.

"Lo gak marah lagi sama gue? " kata Rizka.

"Hah? Marah kenapa? "

"Ehh gak deh hehe"

"Gimana ? " tanya Althar dengan muka gemes tapi dingin.

"Udah enakkan ko, gue udah mendingan . Kalian gak sekolah? " Rizka bertanya balik.

"Ini baru jam 6 ka. Tenang aja" kata Bagus kalem.

"Eh tumben lo bisa bangun pagi gus ky" kata Rizka berkekeh pelan.

"Gue gak kebo kebo amat ka" bela Bagus.

"Tau nih gue juga gak " kata Ekky.

"Halah omong kosong. Lo yang bikin kita nunggu lama tuh "

"Tau lo, lo paling lama rapihnya"

"Pencitraan mulu najis"

"Terus aja nistain gue , terus aja ampe nabrak" cibir Zaky.

"Udah udah kasian anak orang. By the way, kalian tau gue dirawat dari siapa? " tanya Rizka .

"Bunda gue yang tercinta itu amat sangat sayang sama lo ya, kalau lo lupa. Dan bunda yang paling heboh dirumah tau lo dirawat, setelah dia balik abis jenguk lo. Gue dimarahin bunda panjang kali tinggi tambah volume" jelas Rafka.

Rizka berkekeh kecil dengan lemas.

"Iya ya bunda kan lebih sayang gue dibanding lo" kata Rizka. Mata Rafka langsung saja melotot tanda ia tidak terima.

Kemudian mereka mengobrol hingga jam menujukkan pukul 7 kurang.

"Kita ke sekolah dulu ya , nanti balik lagi pulang sekolah. Ada yang mau dititip gak? " tanya Aulia.

"Gak deh kalian ke sini aja, gue udah bersyukur ko" kata Rizka senyum.

Bohong kalau Rizka tidak bahagia jika mereka ada disini. Bohong kalau Rizka tidak merindukan suasana seperti ini dan bohong jika Rizka mau persahabatan mereka hancur karena jatuh Cinta. Lalu siapa yang pantas disalahkan atas semua yang terjadi? Tidak mungkin mereka menyalahkan takdir. Tidak mungkin pula mereka menyalahkan rasa Cinta itu. Karena mereka juga manusia yang memiliki perasaan dan tidak bisa memilih kepada siapa hati itu akan jatuh.

Perginya mereka dari kamar Rizka, tinggallah Rizka sendirian diruangan itu. Sang papa sedang berada di kantor dan katanya akan ke rumah sakit siang hari. Sedangkan mama-Dona pulang kerumah untuk mengambil baju Rizka. Bahkan sakit seperti ini saja dia masih sendirian.

*

Sore ini ruangan Rizka tidak sesepi tadi pagi. Ruangan ini dipenuhi oleh temen kelas dan juga para sahabat Rizka. Keramaian dan gulak tawa mereka terdengar hingga luar ruangan. Mama Rizka juga ada disana, tapi tidak lama karena harus menemani mommy Zaky dan mama Althar yang datang menjenguk Rizka.

"Mommy kesini ky? " tanya Rizka

"Iya kesini ada dikantin mama Althar juga ada" jawab Zaky.

"Gue nyusahin ya kalau sakit? Semuanya jadi khawatir " kata Rizka lesu.

"Apaan si, kaga nyusahain emang dasarnya para ema sayang sama lo ya wajarlah. Bersyukur aja kenapa si" ucap Zaky

"Ih biasa aja dong. Sensi banget sama gue lo hehe" cibir Rizka.

Mereka melanjutkan obrolan dengan tawa dan lelucon dari Zaky dan Dani. Tidak terasa waktu sudah sore. Dan karena hari sudah sore teman-teman Rizka izin pulang duluan. Diantar oleh Aulia da Zaky kedepan rumah sakit. Tinggallah Rizka, Althar, Rafka, Bagus dan Akmal. Suasana jadi sangat canggung, Akmal jadi serba salah bertingkah. Kenapa juga Aulia sama Zaky lama banget.

"Lo pada ngapa dah? Jadi canggung gini" kata Akmal.

"Eh canggung apaan mal? Biasa aja ah emang gini ko suasaannya" jawab Rafka kikuk.

"Yaelah bro gue kenal kalian bukan minggu kemaren tapi udah 2 tahun" kata Akmal Rileks.

"Gue ke bawah dulu" kata Althar. Semenjak kejadian dirumah Rizka kemarin Althar malah jadi lebih dingin. Rafka jadi lebih diam dan Bagus lebih memilih bermain game di hapenya kalau sedang berkumpul.

Saat keluar dari ruangan Rizka, tidak sengaja mata elang Althar menangkap siluet tubuh Daniel. Althar mengikutinya bayangan itu, anehnya tiba-tiba siluet itu menghilang diujung koridor rumah sakit. Ia memutuskan kembali keruangan Rizka. Saat masuk ke dalam disana sudah ada Zaky dan Aulia.

"Dari mana Al? " tanya Aulia.

"Daniel tahu lo dirawat disini? " tanya Althar kepada Rizka, tanpa menjawab pertanyaan Aulia.

"Ha? Daniel? Kenapa emang Al? " Rizka malah balik nanya.

"Jawab bukan malah balik nanya" kata Althar dingin.

"Iya Daniel tahu, kemaren juga dia sempet kesini nungguin gue ampe malam" jawab Rizka.

"Kenapa lo gak cerita ? " kata Bagus.

"Lo pada kenapa si sensian amat ama dia. Daniel cuma jenguk gue ko"ucap Rizka.

"Lo tau kan kalau kita semua gak suka Daniel deket lo, dia berbahaya" kata Akmal lembut

"Please mal, Daniel dulu emang nyakitin gue. Gue juga sempet marah banget bahkan sekarang ini gue benci dia. Tapi bukan berarti dia bahaya juga buat gue, dulu ya dulu biarin aja udah" balas Rizka

"Ya terserah lo deh Riz, gue aneh sama lo. Lo bilang benci tapi lo gak pernah bisa marah juga di depan dia. Lo benci cuma pendem aja pas ketemu malah kaya orang biasa aja "ucap Aulia.

"Apa harus kalau gue benci dia, gue tunjukin ke dia betapa bencinya gue sama dia? " balas Rizka

"Gue cuma ingetin ka, Daniel itu bahaya. Mungkin lo belom tahu gimana dia sebenernya dan selama ini yang lo lihat dari dia cuma fake semua. Lo inget kan waktu dia dateng kesekolah dan colek gitu aja dagu lo? Itu salah satu sifat aslinya" jelas Rafka.

"iya betul, lo juga kan gak tahu selama abis lo putus itu sikap dia berubah baik atau gak. lagi juga kan kita semua gak tahu , jadi lebih baik hati-hati aja" Ucap Akmal ke Rizka dengan lembut.

Rizka bungkam. Setelah mengatakan itu suasana kamar menjadi mencekam Rafka memilih keluar ruangan. Menjernihkan pikirannya , ia tidak mau emosi yang sudah tersentil itu menjadi ledakkan di hadapan Rizka dan yang lainnya. Akmal juga mengikutinya Rafka , ia tidak mau ada hal yang tidak diinginkan terjadi.

*

Saat ini Rafka ada di rooftop rumah sakit. Rafka menyalakan pematiknya dan mengisap dalam-dalam rokok yang ada ditangannya. Saat sedang menikmati rokoknya dan hembusan angin di rooftop.

Ada seseorang yang membuka pintu rooftop. Diabaikan gitu aja oleh Rafka, Karena ia pikir itu orang lain yang pasti tidak ia kenal. Wajar saja ini rumah sakit tempat umum, dan rooftop rumah sakit ini juga tempat umumkan?

Orang itu terus memperhatikan Rafka, Sesak dihatinya muncul begitu saja. Seseorang yang ia anggap sebagai lelaki yang baik ternyata tidak sebaik pikirannya. Lelaki itu tetap mempunyai kekurangan.

"Sejak kapan lo ngeroko? " tanya orang itu.

Rafka menegang, ia tahu itu suara siapa. Saat menengok dijatuhkan rokoknya itu.

"Jawab gue, sejak kapan lo jadi perokok? " tanyanya lagi.

Saat Rafka ingin mendekatkan orang itu, tetapi orang itu justru megambil langkah mundur. Selangkah Rafka maju , selangkah mundur orang itu.

"Stop jawab pertanyaan gue. Sejak kapan lo ngeroko? " katanya lagi.

"Gue bisa jelasin semuanya. Tenang oke" kata Rafka santai walau dalam hatinya ia tidak tenang.

"Gue ga nyangka kalau lo ngelakuin itu. demi apapun ini bukan lo. Lo buka-"

"Lo gak tau apa apa tentang gue. Dan lo juga gak tau sisi buruk gue" kata Rafka memotong ucapan orang itu dengan membentak.

"Ini bukan lo Raf, lo gak pernah bentak cewe manapun. sekali lo emosi , lo gapernah kasar " orang itu terisak dan air matanya mulai runtuh.

"gue bukan gak mau nunjukin, tapi emang gak harus gue tunjukin. jadi lo diem disitu dan tenang dengerin penjelasan gue"

ucap Rafka tenang dan mencoba mendekat ke orang itu.

****