Biasanya malam minggu, mereka menghabiskan waktu bersama pacar, sahabat, teman ataupun keluarga. Tetapi berbeda kali ini, mereka menghabiskan waktu dengan membuat dekor dan desain banner untuk acara pensi sekolah. Saat ini setengah dari anggota osis SMA Gardala berada dirumah Rafka.
Karena tidak semua anggota yang cewe bisa kerumah Rafka. Jadi yang sibuk membantu membuat makanan adalah Rizka dan Aulia. Sejak kejadian dirumah sakit hubungan Aulia dan Rizka menjadi renggang. Seolah-olah Aulia memberi jarak kepada Rizka. Tetapi karena kesibukkan mereka masing-masing Rizka tidak menyadari jarak antara ia dan Aulia.
"Bun ini kuenya Aulia bawa kedepan ya"
"Iya sekalian sama minumnya ya aul, minta bantuan Bagus aja aja buat ambil gelasnya" kata bunda.
"kenapa gak Rafka aja bun?" tanya Aulia bingung. pasalnya kan ini rumah Rafka kenapa jadi Bagus.
"Rafka keluar, tadi bunda minta dia buat beli pasta di minimarket depan "
"Udah sana aul, kenapa malah bengong aja" suruh bunda
"Eh iya bun" balas Aulia.
Aulia membawa kue itu kehalaman depan rumah Rafka. Bebarapa anak sedang menggambarkan pola untuk dekor, ada yang sibuk juga mengecat beberapa benda yang dibutuhkan dipensi dan ada yang fokus mencari desain banner . Aulia sangat ingin meminta bantuan kepada teman yang lain tetapi ia urungkan karena kesibukkan mereka. Ia berjalan mendekati Bagus yang sedang memejamkan matanya dengan earphone ditelinganya.
"Gus"
Hening
Tidak ada jawaban
"Bagus ih budeg banget si"
Aulia yang kesal karena Bagus tidak juga membuka matanya. Ia menarik paksa earphone Bagus.
Bagus membuka matanya, naikkan sebelah alisnya.
"Dipanggilin budeg banget. Tolong bawain gelas yang di dapur kedepan, bunda yang nyuruh soalnya yang lain sibuk banget " kata Aulia.
"ganggu aja lo ul"
"lo nya aja budeg udah deh sana " usir Aulia.
Tanpa menjawab Aulia ia berdiri dan berjalan menuju dapur. Saat ia membalikkan badannya ia menabrak dada seseorang. Zaky yang Aulia tabrak heran, Lalu mata Zaky melihat ke arah dapur ternyata Aulia melihat Rizka sedang tertawa bersama Bagus.
"kenapa lagi si lo? cengeng banget"
"sedih aja semua bisa ketawa gitu bareng Rizka. beda banget sikap kalian ke gue"
"baperan amat si ul sekarang"
" biarin aja si. Bawa gue keluar rumah aja" pinta Aulia.
"Tapi ul-"
"Ayo ky ayo" rengek Aulia.
Zaky pasrah mungkin tidak sekarang buat ia menghajar siapapun yang bikin Aulia menangis. Rafka yang baru ingin kedapur menghentikan langkahnya. Saat mereka melihat muka Aulia yang memerah.
"Lo gapapa ul? " tanya Rafka
"Biasa, udah sono kedapur ditungguin bunda noh" setelahnya Zaky membawa Aulia keluar rumah Rafka.
Saat Rafka masuk ke dapur ia menghela nafas panjang.
"Lo malah bengong disitu. Siniin belanjaannya kali" kata Rizka. Rafka menaruh belanja itu dimeja dekat dapur.
"siapa yang bengong coba ?" kata Rafka.
"tuh guci bunda bengong makanya gak bisa gerak. Nanti lo kaya gitu tuh kalau kebanyakan bengong"
"receh "
"biarin wle"
*
Sekarang ini mereka sudah ada di halaman depan rumah Rafka. Aulia juga sudah ceria lagi, itu semua berbakat Zaky. Zaky yang setia menemani dan menghibur Aulia. Mereka bergulat dengan tugas masing-masing. Zaky dan Rizka sibuk mengedit surat dan proposal. Bagus dan Aulia sibuk menghitung masuk keluarnya dana untuk pensi. Sedangkan Althar ia sibuk dengan desain banner, kalau Rafka ia membantu bagian dekor.
Waktu berjalan cepat, hari semakin larut. Satu persatu anggota osis pamit untuk pulang. Karena sudah terlalu malam, bunda tidak mengizinkan Rizka dan Aulia pulang. Jadi mereka menginap, hal biasa buat Rizka tidur dirumah Rafka. Tetapi karena Aulia sedang menjaga jarak dengan Rizka ia merasa tidak nyaman. Ia tidak ingin berlama-lama mengobrol dengan Rizka jadi ia tidur lebih dulu.
Jam sudah menujukan pukul satu malam tetapi Rizka tidak bisa tidur. Ia tidak merasa kantuk sama sekali. Ia keluar kamar tamu dan berjalan menuju balkon lantai dua. Udara malam ini lumayan dingin ia menggosokkan kedua tangannya lalu menempelkannya ke pipi. Ia mendengar derap langkah mendekat. Tetapi belum ia menengok siapa orang itu. Sudah ada jaket yang menempel dibahunya. Aroma maskulin yang ia sangat suka tercium sangat pekat. Lalu tangan kanannya digenggam oleh orang itu.
"Udah larut malam. Ngapain disini?" tanyanya.
"Gue gak ngantuk, udah guling sana sini tetap aja gak bisa tidur " ucap Rizka.
Rafka terkekeh pelan kemudian diusap pelan rambut Rizka. Lalu di rangkul pundak Rizka, menidurkan kepala Rizka dipundaknya.
"Kalau gak bisa tidur terus ke balkon seenggaknya bawa jaket Riz. Angin malam tuh gak bagus buat kesehatan " katanya lembut.
"Ya mana kepikiran gue bawa jaket, orang udah bosen. Yaudah deh gue keluar kamar aja" jawabnya enteng.
"Yeuh dibilanginnya" desis Rafka.
"Iya ih bawel banget. Ngerti ko gue, lo takut kan gue sakit? " ledek Rizka sambil mencolek-colek pinggang Rafka.
"Geli Riz " katanya " udah tahu kenapa nanya lagi? Kalau lo sakit bukan gue doang yang khawatir tapi semua orang yang sayang lo pasti khawatir " lanjutnya
"Hmm" Rizka hanya menjawab dengan gumamnya.
Keheningan melanda keduanya. Rizka juga sudah mulai mengantuk.
"Riz"
"Apa? "
"Hmn soal perasaan lo"
"Kenapa? "
"Maksudnya tuh itu"
"Apaan si? yang jelas kenapa si" kesal Rizka
"Ah elah gak peka banget"
"Ya ngomongnya tuh yang jelas jangan kan nah tuh aja" desis Rizka
"Soal perasaan lo ke gue. Apa belum berubah? Ini udah mau dua Bulan setelah pengakuan gue itu kalau lo gak lupa "
"lo ngitungin tiap hari?"
"Yaiyalah , gue kan serius suka dan jatuh cinta sama lo. ngerasa di gantung banget gue tuh"
Rizka diam. Ia sendiri juga tidak tahu bagaimana perasaannya terhadap Rafka. Ia nyaman kalau bersama Rafka, ia juga suka kalau tangan Rafka menggenggam tangannya, ia juga menyukai pelukkan Rafka disaat ia gundah. Setelah beberpaa menit merenungkan perasaannya dan menyadari bahwa ia benar sudah jatuh hati.
"Gue bukannya ngegantungin perasaan lo Raf, Lo sendiri tahu gue gak mudah percayaan sama orang apa lagi soal hati. Oke kalau gue kelihatan baik dan welcome sama orang, gue juga selalu ramah sama mereka. Bahkan yang belum kenalpun gue tetep ramah. Tapi soal hati dan kepercayaan gue susah banget. Sejauh kita lebih deket selama dua Bulan ini, it's oke gak ada rasa kecewa antara gue ke elo ataupun lo ke gue. Tapi gue gak tahu gimana kedepannya, gue si berharap gak ada kekecewaan nantinya"
"Gue nyaman deket lo, gue bakalan kangen kalau lo gak ikut kumpul, gue juga kadang khawatir kalau lo keluar malam terus bunda bilang lo pulangnya pagi."
"Jadi?"
"Jadi ya gitu deh " Rizka menengok, Rafka juga. Mata mereka bertemu.
"gitu deh gimana si ?"
"masa harus gue yang perjelas si Raf ?"
Rafka mencerna perkataan Rizka baru ini. Hatinya bersorak senang karena perasaanya terbalaskan tetapi ada relung hatinya yang terluka.
Bagaimana kalau Rizka tahu dia masih suka balap? Bagaimana kalau Rizka tahu ia juga perokok walaupun tidak sering? Bagaimana kalau ia terluka karena rasa sayang dan hubungannya nanti? Tetapi itu semua diabaikan. Saat ini ia hanya ingin meresmikan hubungannya dengan Rizka.
"Ko diem si lo? padahal gue udah jawab juga. jangan-jangan Gue salah ngomong ya? apa jangan-jangan lo gak ngerti maksud gue apa. " tanya Rizka. Karena dari tadi Rafka hanya diam.
"Diam gue bahagia ko Riz" katanya sambil senyum manis kearah Rizka.
"Jadi, lo maukan jadi pacar gue? " tanya Rafka frontal.
"dih frontal banget " Kata Rizka sambil berkekeh.
"biarin deh, mau gak?"
"Hmm mau ga ya" goda Rizka.
Senyum dibibir Rafka meluntur.
"Iya . Jaga kepercayaan gue ke elo ya" katanya.
"jadi pacaran kita?"
"menurut lo?"
Lalu Rafka memeluk Rizka erat. Ia sangat senang karena akhirnya Rizka menjadi milikinya, bukan hanya pengakuan bohongan yang ia lontarkan kepada Daniel beberapa Bulan lalu.
"Mungkin gue gak romantis nembak lo. Tapi seenggaknya biarin Bulan dan Bintang yang menjadi saksi antara gue sama lo Riz. Biarin mereka lihat lo sama gue jadi kita" ucap Rifqi pelan . Lalu ia mencium Puncak kepala Rizka.
'Jangan rusak kepercayaan gue sama lo Raf. Karena kalau udah retak aja susah jadi utuh kembali. Apa lagi kalau sudah hancur dan rusak sangat jauh untuk kembali seperti semula. '
"Love you"
"hmm"
"ko gak di bales si?"
"harus ya ?" tanya Rizka iseng.
"nyebelin banget si lo! masuk sana tidur" usir Rafka menjauh sedikit dari Rizka.
"dih ngambek gak jelas , yaudh gue masuk"
"dahhhh Malik"
Rizka berjinjit dan membisikkan sesuatu yang menyentuh
"Te a mo"
****
wahhhh mantap betul wkwkw , ayo dong jdiin koleksi, kasih nilai , review, masukan, komentar huhuhuhu.
WebNovel ✨
***