Chereads / KARA / Chapter 26 - BAB 26

Chapter 26 - BAB 26

"Aku butuh kejujuran kamu, sekecil apapun itu. Karena hubungan tanpa kejujuran itu percuma - Rizka Azzahra "

*

*

*

"Jadi Rizka bakalan dibawa ke lombok sama Leon? " tanya Dani teman Rafka di sekolah yang Berbeda.

"Iya karena yang gue tau keluarga Leon punya resort di lombok. Kemungkinan resort sana." ucap Akmal. 

"Tapi dari kita semua gak ada yang tahu alamat resort Leon" jawab Zaky. 

"Anak buah gue udah ngelacak semua resort di lombok. Dan mereka udah temuin resrort milik keluarga Leon . Kita berangkat 20 menit lagi , mungkin gak semua berangkat karena tiket paling cepet tinggal 4 doang " jelas Daniel datang dari pintu markas Rafka.

"gercep banget lo nil"

"Demi Rizka"

Rafka diam, jelas dia tahu siapa Daniel. Rafka kenal betul keluarga Daniel.

"Yaudah kalau gitu, gue, Daniel,  Althar sama Akmal yang duluan. Kalian pesen tiket selanjutnya.  Kalau udah dapet dan udah sampe kabarin gue " jelas Rafka.

Mereka menganggukkan kepala tanda mengerti. Segera mereka semua kebandara karena sudah tidak ada waktu lagi. Yang mereka khawatirkan saat ini hanyalah keselamatan Rizka. Mereka semua tahu betapa obsesinya Leon terhadap Rizka.

Mereka berempat menaiki mobil Zaky. Sedangkan sisanya mengendarai motor masing-masing. Setelah mendapatkan tiket dari anak buah Daniel mereka memasuki ruang tunggu keberangkatan.

Waktu yang harus mereka tempuh kurang lebih dua jam dari sekarang. Saat ini mereka sudah berada dipesawat. Rafka duduk berdampingan dengan Daniel sedangkan Akmal dan Althar berada dua bangku dibelakang mereka. 

"Gue harap setelah kejadian ini lo lepasin Rizka buat gue Raf"

"Jangan ngimpi nil, gak akan gue lepasin dia.  Kaya dulu gue lepasin dia, terlihat jijik di hadapan lo. tapi lo gak tahu yang sebenernya gimana "

"Masih aja" sinisnya. 

Selanjutnya keheningan menyelimuti mereka selama penerbangan . Rafka semakin cemas dengan keadaan Rizka sekarang. Terlebih lagi aksi penyelamatan kali ini Daniel ikut campur tangan. Ia tidak ingin Daniel menjadi pahlawan dan ia harus merasakan balas budi. Ia tidak mau kalau sampai kejadian yang dulu terjadi lagi. Cukup dia yang dulu saja Daniel sakitin jangan Rizka. 

'Bertahan Riz  aku bakalan menyelamati kamu mau itu dari Leon ataupun Daniel ' ucapnya dalam hati. 

**

Rizka mengerjapkan matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk. Dia menatap sekelilingnya, dahinya berkerut bingung . Berusaha bangun dari tidurnya tapi nihil kepalanya terasa pening dan pundaknya terasa nyeri.

"Akhirnya lo bangun juga. Cukup lama juga efek obat bius itu" gumam seseorang dari sudut ruangan.

Rizka mengalihkan pandangnya keorang itu,  orang itu berdiri membelakanginya. Tetapi ia tahu siapa orang itu. Leon ya orang itu pasti Leon karena hanya dia yang berani melakukan ini semua. Leon membalikkan badannya menatap tajam kearah Rizka. Andai mata itu tidak tajam karena emosi pasti sangat menghangatkan. Cewe mana pun pasti luluh kalau ditatapan tajam dan teduh oleh Leon. Tapi sayang hati Rizka tidak segampang itu luluh hanya karena mata yang Indah. 

"Gimana tidur lo?  Nyenyak? " tanyanya lembut.

Bukannya merasa tersanjung Rizka malah merinding . Suara lembut Leon bahkan ancaman buat Rizka. Leon melangkah mendekati Rizka.

"Sstop disana Le" katanya gugup. 

"Takut sama gue? Kenapa sama Rafka atau Daniel gak takut? " katanya dingin. 

"M-mau lo aapa si Le? "

"Lo tanya mau gue?! Jelas yang gue mau itu lo ka. Udah hampir 2 tahun gue ngejar lo tapi apa yang gue dapet? Jangankan hati lo,  lirikkan mata lo aja gak. Yang gue dapet malah rasa takut lo! " katanya bentak. 

Rizka diam, ia bahkan tidak berani menatap balik Leon. Terlalu takut untuknya menatap mata Leon yang mengerikan.

"Gak bisa kan lo kasih apa yang gue mau?! "

Rizka diam

"Jawab gue !! "

Rizka tetap diam. 

"Kalau lo tahu masa lalu Daniel dan Rafka , gue yakin lo gak akan pernah bisa cintai mereka.  Kaya sekarang lo Cinta sama Rafka" jelasnya. 

Rizka memberanikan diri untuk menatap mata Leon.

"Kalau ngomong gak usah ngada ngada Le"

"Lo gak percaya? Bahkan lo udah tatap mata gue. Lo tahu kalau mata itu gak bisa bohong"

Rizka terdiam, mencoba mencari kebohongan dimata Leon. Tapi nihil yang ia dapatkan hanya kilatan emosi dan keyakinan dari ucapannya.

"Kenapa diam? gak nemuin apa yang lo dari di mata gue ?hah?! Atau perlu gue dongengin cerita Rafka Daniel dan Cinta pertama mereka? "

Leon mendekat dan duduk di sofa single samping Rizka. Rizka tidak menjawab ia hanya ingin mendengarkan apa perkataan Leon selanjutnya. 

"Lo diam berarti lo emang pengen tahu. See?  Gue mulai. Jadi?..."

**

Rafka Daniel, Akmal dan Althar sampai di bandara udara internasional lombok. Mereka keluar bandara dan menemui anak buah Daniel yang sudah lebih dulu tiba disana. Mereka memasukin mobil yang sudah disediakan,  diikutin oleh beberapa anak buah Daniel. 

Mereka segera menuju resort keluarga Leon. Jaraknya cukup jauh dari bandara, harus menempuh waktu kurang lebih satu jam. Pikiran mereka bermacam-macam, ada yang berpikiran positif dan ada yang berpikiran negative. 

"Al ebih cepet. Gue gak mau Rizka kenapa napa" katanya gusar. 

"Sabar elah, tenang. Kita juga gak mungkin dateng langsung nyerang gitu aja. Leon juga pasti nyiapin penjagaan yang ketat " kata Akmal

"Gue gak mau kehilangan dia mal"

"Gue ngerti,  kita semua juga gak mau kehilangan Rizka. Tapi calm oke"

Rafka tidak menjawab. Ia memilih diam,  memikirkan rencana apa yang harus ia lakukan untuk menyelamatkan Rizka. Ponsel Rafka berdering tanda panggilan masuk.

"Siapa? " tanya Akmal

"Bunda mal"

"Lo belom kabarin bunda ?"

"Lo tahu bunda sayang banget sama Rizka.  Kalau gue kasih tahu yang bunda panik sendiri"

"Bunda lo masih sama kaya dulu,  selalu sayang sama temen cewe yang selalu lo bawa kerumah"

"Dulu? " tanya Akmal.

"Gue angkat dulu telpon bunda "

Daniel tersenyum kecut,  selalu begitu kalau ia membahas dia. karena bagi Rafka itu semua sudah tidak lagi penting.

"Iya bun"

"..."

"Masih urusin pensi"

"..."

"Paling besok ya bun, Rafka pulangnya."

"..."

"Iya bunda sayang. "

"...."

"Walaikumsalam "

Setelah telpon diputuskan. Keheningan menguasai setiap sudut mobil ini. Tidak berasa waktu begitu berlalu,  mereka sampai di sebuah resort mewah punya keluarga Leon. Karena tidak ingin dicurigai Daniel memesan villa tidak jauh dari resort .

Setelah menunggu kurang lebih setengah jam Zaky, Bagus dan yang lainnya sampai divilla.  Mereka menyusun rencana bersama. 

"Jadi Zaky, Tomi, Dani sama Eddy. Lo alihin perhatian orang yang didepan, buat yang belakang.  Itu urusan Bagus, Axel, Tony sama Raffa. Buat gue, Althar, Akmal sama Daniel bakalan fokusin nyelamatin Rizka. Nil anak buah lo bagi dua aja buat depan sama belakang " jelas Rafka.

Daniel mengangguk paham, sementara Althar, Akmal, Bagus dan Zaky bingung. Tidak biasanya mereka melihat dua kubu itu kompak dan sejalan dalam rencana. Seakan akan mereka memang selalu kompak dan sejalan pikirannya. 

"Oke buat kelancaran rencana malam ini. Berdoa dengan keyakinan masing-masing . Bedoa dimulai" mereka semua menundukkan kepala. 

"berdoa selesai, cabut" kata Rafka.

tidak ada lagi hawa canda dan tawa. tidak ada lagi wajah senyum lebar dimuka mereka. dngin dan tajam aura yang keluar dari merek. Leon salah memilih lawan.

Mereka menjalankan sesuai rencana, benar saja pengawalan diresort lebih diperketat oleh Leon. Mereka juga pandai menggunakan senjata, sementara dari pihak Daniel dan Rafka tidak menyiapkan sama sekali senjata. Tetapi itu bukan halangan, mereka bisa mengalahkan pengawalan depan dengan mudah.

setelah dikalah oleh pasukan dari Rafka. Dengan cepat mereka menuju kamar dimana Rizka berada. Info dari anak buah Daniel mereka berada di kamar 405 lantai empat. 

Sampainya mereka di lantai empat, mereka disambut oleh anak buah Leon. Mau tak mau mereka menghadapi semuaya,  meski lelah Rafka dan yang lain tetap menghajar semua anak buah Leon hingga tak berdaya. Mereka sempat kualahan menangainnya. Tetapi karena keahlian Daniel Rafka serta yang lainnya mereka bisa mengalahkan semuanya.  Dengan begitu mereka langsung menelusuri setiap nomer yang berada dipintu dilantai empat itu. 

**

"Yang lo omongin itu bohong Le, bohong!!  Gak mungkin Rafka berani ngelakuin itu semua. Rafka cowo baik-baik, dia juga sayang banget sama bundanya! Lo bohong!!!" jerit Rizka.  Setelah mendengarkan cerita Leon tentang masa lalu Daniel, Rafka dan Dia.

"Tanya aja mereka, itu juga kalau mereka mau buka mulut " balasnya sinis. 

Leon mendekati Rizka,  duduk disamping Rizka digenggam tangan mungil dan dingin itu. 

"Lepasin mereka dan terima gue srbagai pacar lo. Gue janji bakalan bikin lo bahagia" ucapnya lembut.

Rizka menatap mata Leon tajam. 

"Stop usaha kaya gini Le, gak akan ada untungnya buat lo" teriak Rizka didepan wajah Leon. 

"Diam! " bentak Leon.

Seketika nyali Rizka ciut, ia menundukkan kepalanya. Lagi lagi air matanya jatuh,  ia benci disaat seperti ini. Hanya air mata yang bisa ia keluarkan.

Leon menarik dagu Rizka. Mendekatkan wajahnya ke wajah Rizka,  Rizka tidak bisa melawan karena tangannya sudah dikunci oleh Leon.

"Siapapun tolongin gue" air mata Rizka terus turun dengan deras. 

Hingga bunyi pintu yang didobrak mengalihkan perhatian Leon.

"Bangsat" ucap Rafka.

Kemudian ia menghajar Leon dengan membabi buta. Tidak peduli lelahnya badan dan perihnya tangan. Yang ia inginkan hanya menyalurkan emosinya saat ini. 

"Udah anjing. Yang ada lo ngebunuh anak orang jadi ribet nanti" ucap Aji. 

"Cowo kaya dia gak pantes dikasih ampun "

Rafka semakin kalap memukul Leon. Hingga Leon tidak sadarkan diri. Cuma Rizka yang bisa menghentikan Rafka. Tetapi Rizka sudah sangat lemah saat ini. Ia cape bukan hanya fisik tapi hatinya juga. Dengan bantuan Althar ia menghampiri Rafka.

"Raf udah" ucap Rizka pelan tapi masih terdengar oleh Rafka.  

Rafka segera menghentikan pukulan. Menatap Rizka dalam, mendekati dan memeluk tubuh Rizka dengan erat.

"Kamu aman. Jangan takut, aku disini sama kamu dan bakalan selalu ada disamping kamu" ucapnya lembut. 

Ia bersyukur masih dikasih kesempatan masih bisa menyayangi orang sebaik dan sekuat Rizka. Ia bersyukur cintanya kali ini tidak terputus ditengah jalan, ia bersyukur karena saat ini Rizka berada dipelukkanya.  Tidak henti-hentinya ia mencium Puncak kepala Rizka dengan sayang.

**

Vote jangan lupaa