Aku sayang kamu tulus, hati aku terbuka buat kamu juga tulus tapi kenapa kamu sia-siain semua ini?
*
*
*
Rizka sudah berada di villa dimana mereka akan menginap semalam dilombok. Aulia juga menyusul kesana dan tidak lupa membawakan baju ganti untuk Rizka. Ia juga tadi sempat membuatkan bubur untuk Rizka, Rizka yang awalnya menolak akhirnya memakan juga disuapin oleh Rafka. Tetapi ada yang aneh, Rizka lebih banyak diam disaat Bagus dan Zaky saling berbeda pendapat. Biasanya Rizka bakalan memisahkan dan mencari jalan keluar untuk duo alay itu.
Mereka semua juga merasa ada yang ganjal karena Rizka seakan memberikan jarak kepada Rafka . mereka mencoba mengerti mungkin Rizka masih syok dan takut.
Malam ini Akmal, Althar, Zaky, Bagus dan Rafka berjaga di kamar Rizka dan Aulia tidur. Mereka asik dengan game diponsel masing-masing. Rafka merasa bosan dan ia keluar kamar untuk mencari angin segar. Jangan tanyakan Daniel berada dimana yang pasti Daniel tidak ada diruangan yang sama dengan mereka.
Badan Rizka sedikit demam, ia kelelahan. Hingga didalam tidurnya pun ia mengigau.
"Gak...gak...gak mungkin "
"Bohoong"
"Bohong"
"Bohong"
Aulia yang merasakan tempat disebelahnya bergerak gerak membuka matanya. Rizka masih saja mengigau, menyebut kata 'bohong' berulang kali.
"Rizka bangun "
"Riz"
"Rizka bangun"
Aulia terus berusaha membangunkan Rizka .
"Aaaa" jerit Rizka bangun dan langsung terduduk. Keringat sudah membanjiri pelipis dan dahinya. Tubuhnya gemetar hebat. Sedangkan di tempat Althar, Bagus, Akmal dan Zaky mereka terlonjak kaget karena jeritan Rizka. Mereka berdiri dan menghampiri Rizka dan Aulia. Aulia berusaha menenangkan Rizka memeluknya erat.
"siapa si teriak-teriak? gatau apa udah malam" celetuk Zaky.
sementara yang lain buru-buru masuk ke kamar Rizka dan Aulia.
"Kenapa ul? " tanya Bagus.
"Gak tau dia ngigau terus bangun udah ketakutan gini" jelasnya.
"Ngigau ? Ngigau gimana? "
"Dia nyebut kata bohong, gue gak ngerti"
"Riz? "
Rizka menengok tatapan kosong tubuhnya gemetar .
"Ini gue Akmal. Lo kenapa? "Tanya lembut.
Rizka tidak menjawab.
"Riz jangan gini, cerita sama gue. Lo kenapa? " tanyanya lagi.
Rizka mendongakkan kepalanya menatap mata Akmal yang dalam. Mata yang ia suka, mata yang membuat ia nyaman jika cerita, mata yang selalu memancarkan rasa cemas, sayang dan ketulusan. Air matanya menetes, dengan cepat Akmal menghapus air mata itu dipipi Rizka. Bukannya berhenti tetapi malah semakin banyak air mata yang jatuh. Rizka menghambur kepelukkan Akmal, menangis sekencang-kencangnya. Isakkan yang sangat memilukan . Menandakan rasa sakit dan lelah yang sangat dalam.
"K-kenapa mal kenapa gue dibohongi lagi kenapa" ucap Rizka di sela sela tangisnya.
"Sssttt tenangin dulu diri lo" ucap Akmal lembut.
Sedangkan Aulia merasa iba dan matanya sudah berkaca-kaca. Zaky, Althar dan Bagus sama halnya , mereka sudah dua kali melihat Rizka sangat tersakiti dan salah satunya saat ini. Mendengar bagaimana sakitnya isakkan itu.
Sudah setengah jam Rizka menangis dipelukkan Akmal, setengah jam juga posisi mereka tidak berubah. Rizka sudah mulai lebih tenang dari sebelumnya. Aulia menyodorkan segelas air kepada Rizka, ia menerimanya dan meminumnya hingga setengah.
"Udah lebih tenang? "
Rizka mengangguk.
"Udah mau cerita? "
"Rafka mana? " setelah beberapa lama ia hanya diam.
"Keluar katanya bosen, udah hampir dua jam dia keluar. Kenapa? Mau gue cariin? " tanya Akmal.
"Gak usah mal"
"Terus apa yang bikin lo takut dan nangis kaya tadi hmm? " tanyanya .
"Kalau lo ragu gapapa gak usah cerita sekarang"
"Yaudah sekarang lo tidur aja"
Akmal menarik tangannya dari genggaman Rizka perlahan. Tetapi Rizka menahannya.
"Kenapa? " tanyanya lagi.
"Gue mau cerita tapi sebelum itu gua harap kalian gak terpancing emosi "ucapnya serak.
Mereka semua mengangguk pelan.
"Leon tadi cerita ke gue katanya.. "
Flashback on
Dulu Daniel sama Rafka itu sahabatan. Rumah mereka sebelahan, kedua orang tua mereka juga deket. Suatu hari pas mereka lagi main di Taman komplek ada cewe yang seumuran sama mereka. Lagi nangis karena lututnya luka mungkin jatuh. Rafka yang gak tegaan sama cewe nyamperin cewe itu. Rafka kenalan sama cewe berambut coklat gelap itu.
"Nama kamu siapa? " tanya Rafka. Membuat Dania menengadahkan kepalanya.
"D-dania" jawabnya gugup.
"Gak usah takut,aku bukan orang jahat ko. "
Daniel menghampiri Rafka yang sedang ngobrol dengan seorang gadis. Ia melihat lutut cewe itu luka juga jadi simpatik.
"Lo gapapa ?" tanya Daniel.
Anak cewe itu menjawab dengan anggukkan.
"Rumah kamu dimana? " tanya Rafka.
"Di blok B "
"Oh jangan jangan kamu anak dari om Bima ya? " tanya Rafka.
"Iya"
"Udah ayo nil kita anterin aja kasian"
"Ayo"
Mereka membantu Dania berdiri dan memapahnya dengan pelan pelan. Sesampinya di depan rumah Dania , Rafka membuka pintu pagar dan Daniel masih memapah tubuh Dania.
"Nama lo siapa ? " ucap Daniel.
"Eh Nama aku Dania" jawabnya.
Rafka kembali dan membantu Dania berjalan kearah pintu utama yang terbuka. Hingga sampai diruang tamu mereka meninggalkan Dania dengan pembantu rumahnya. Setelah berpamitan mereka berjalan keluar rumah Dania.
Sejak kejadian itu mereka jadi sering main bareng kemana mana bertiga. Waktu berjalan cepat hingga masa remaja tiba, masa tiba seorang cowo bisa merasakan rasa suka terhadap lawan jenisnya. Karena kebersamaan itu tanpa disadari mulai tubuh rasa peduli yang lebih di antara Daniel kepada Dania maupun Rafka kepada Dania. Tapi mereka tidak saling tahu, Dania juga tidak menyadari bahkan hatinya merasa nyaman diantara kedua lelaki itu.
Sudah enam tahun mereka bersama , saling menyimpan perasaan masing-masing. Disaat Daniel sedang bersama Dania rasa cemburu menguasai Rafka sama hal sebaliknya jika itu Rafka sedang bersama Dania maka Daniel merasakan kesal.
Hingga suatu hari, Daniel berniat ingin menyatakan perasaannya kepada Dania. Saat Daniel menginjakan kakinya di taman depan rumah Dania ia mematung. Melihat Dania sudah menangis histeris. sementara Rafka hanya diam membisu, ia kaget dan terpukul. namun Daniel melihat itu dari sisi yang lain.
"kamu kenapa ?" tanya Rafka pelan.
Dania tidak menjawab, dia hanya diam dan terus menangis. keadaannya tidak bisa di kata baik malah terlihat berantakan. baju robek, rambut acak-acakan dan ada luka di bagian bibirnya.
"lo apain anjing ?" teriak Daniel marah dari arah belakang.
Rafka kaget dan terlonjak, ia memutar badannya.
"bukan gue, gue datang dia udah kaya gitu" kata Rafi dengan mata kosong.
keduanya kaget dan tidak terma , orang yang mereka sayang terlihat seperti habis di perkosa.
"tolong"
"tolong" kata Dania lirih.
"kalau bukan lo orangnya terus siapa ?bajingan lo"
"bukan gue niel, berani sumpah gue"
Daniel tidak percaya sedikitpun, emosinya lebih dominan. ia melangkah maju dan mengendong Dania menuju kamarnya di lantai atas. Rafka mencerna keadaan yang belum lama ini.
Rafka memang berniat untuk menembak Dania hari ini mengungkapkan perasaannya selama ini. tapi yang ia dapatkan adalah kondisi Dania yang benar-benar berantakan. Rafka mengepalkan tanggannya. Hancur sudah semua rencana yang ia susun.
*
Semenjak kejadian itu hubungan Daniel dan Rafka menjadi renggang. Daniel terus menghindar dari Rafka .Tidak ada lagi canda mereka, tidak ada lagi mereka yang selalu berdua layaknya upin dan ipin. Tidak ada lagi keisengan yang membuat temen sekelasnya ketawa. Tidak ada lagi jalan ataupun bermain ps bersama. Tidak ada lagi kebersamaan di antara mereka.
Daniel juga tampak menghindari Dania. Dania juga tidak mengerti mengapa Daniel menjauhkannya mungkin ia merasa jijik. Saat kejadian itu, Dania mencoba menghubungi Daniel tapi nihil tidak ada jawaban. Ia juga sudah mencari kerumahnya tapi kata mamanya ia sedang keluar belakangan ini. Dania terus mencoba mendekatkan dirinya lagi ke mencoba menjelaskan apa yang sebenernya.
keluarga Dania tahu kejadian itu setelah Daniel melaporkannya. tetapi sayang saat di cek kembali cctv di rumah Dania. Daniel menolak keras dan tidak pernah melihat rekaman cctv itu hingga saat ini.
Rafka yang merasakan tidak ada respon dari Daniel. Mencoba tidak menyerah begitu saja. Ia terus menjelaskan semuanya berharap hubungan mereka baik-baik saja. Sampai waktu dimana ia melihat Dania mencoba mengejar Daniel, ia melihat perlakuan Daniel terhadap Dania. Emosi Rafka berhasil naik, tangannya mengepal kuat.
"Kamu kenapa jauhin aku nil?"
"Gue nggak ngejauhin lo"
"Kalau gak ngejauhin. Terus kenapa kau gapernah bales sms aku? Line aku? Telepon aku? Kenapa kamu juga menghindar dari Aku nil? "
"Gue gak ngejauh Dania! " suarnya meninggi.
"Kamu terus ngelak kaya gitu. Aku tanya, kamu jijik sama aku?
"Stop Dan lo itu cuma penggangu dihidup gue! lo udah di sentuh sama Rafka dan sekarang seakan-akan lo mencari gue. mau lo apa si? apa Rafka gamau tanggung jawab?!" bentaknya.
Dania bungkam. Mata mereka beradu membuat hati Dania merasa sakit. Karena mata itu menatapnya dengan kebencian.
"Kalau kamu anggep yang perkosa aku Rafka tanpa tau kebenarannya .Aku gak akan bsa menjawab, bukti udah gak ada juga. tapi satu hal yang harus kamu tahu. Kalau suatu hari nanti kamu tahu yang sebenarnya jangan menyesal "
Dania meninggalkan Daniel yang diam di tempatnya. Ia menatap punggung itu jauh dan semakin jauh dari tempatnya berdiri.
**
Tanpda diduga gosip bahwa Dania diperkosa dengan Rafka tersebar dengan cepat dipejuru sekolahnya. Daniel juga sudah mendengar kabar itu, hatinya sakit. Ternyata kenyataan yang ia terima begitu pahit dan menyakitkan. Rafka juga tidak kalah sakit dengan keyataan ini. Melihat gadis yang ia cinta selalu saja menangis dihadapannya. karna malu dan sakit hati karena Daniel.
Setiap malam ia kerumah Dania yang ia dapat hanya Dania yang lemas dan melamun . Tidak ada lagi senyum yang ia suka. Tidak ada lagi tawa yang ia suka. Tidak ada lagi Dania yang ceria. Dengan tekadnya demi Dania, ia akan balas semua rasa sakit Dania.
****
jahat ga si ? atau biasa aja ah.