Jam sudah menunjukan pukul sembilan malam. Puncak acara pensi akan segera dimulai. Tetapi Rafka masih setia menemani Rizka di uks padahal acara Puncak adalah rencana pribadi dari Rafka sebagai ketua osis.
"Kamu gak jadi ngejalanin rencana kamu? " tanyanya.
"Gak kayanya. Gak mungkin aku ninggalin kamu"
"Kan kamu udah beli petasan kembang api buat acara Puncak. Masa iya gak dipake, aku udah gapapa ko"
"Aku gak mau ambil resiko kaya tadi lagi. kamu masih sakit aku gak mungkin ninggalin kamu "
"Yaudah gini aja, aku ikut kamu ke rooftop. Jadi kamu gak ninggalin dan aku juga gak sendirian "
"Beneran kamu gapapa? "
"Iya Raf aku gapapa"
"Yaudah ayo tapi ambil jaket kamu dulu ya "
Rizka menganggukkan kepalanya, ia segera bangun dari tidurnya dibantu oleh Rafka. Saat keluar ruangan Rafka memanggil bebarapa anak osis buat bersiap disetiap rooftop gedung A B dan C. Rafka dan Rizka masuk ke ruangan panitia mengambil jaket kemudian menghampiri 4 sekawannya.
Althar memperhatikan Rizka, ia bisa melihat muka kesakitan diwajah Rizka. walau orang yang hanya ngenal tidak akan begitu menyadari.
"kenapa? " tanya Althar
"Gapapa ko" ucapnya pelan.
"Lo yakin gapapa? " tanya Bagus ikut khawatir.
"Bukannya gapapa tapi apa-apa. punggungnya kebalok kayu gara gara nyelametin gue dari anak buahnya Leon" jelas Rafka.
"Lo bilang masih gapapa? badan lo bukan baja kan. Gak ngerti gue sama jalan pikiran lo" ketus Aulia.
"Udah ah kenapa jadi berantem si. Ayo ke rooftop aja " ajak Rizka.
"Kuy lah" ucap Zaky.
Mereka naik ke rooftop bersama. Tetapi mereka tidak menaiki rooftop di gedung yang sama. Mau tak mau Rafka membiarkan Rizka bersama sahabat yang lainnya. Kelompok sudah dibagikan Rafka bersama Aulia di gedung A, Rizka dan Althar di gedung B sedangkan duo cecunguk di gedung C. Dipanggung sana sudah ada mc dan pengisi acara yang siap untuk menghitung mundur. Di rooftop juga sudah siap semua, disetiap sudut rooftop sudah ada panitia yang memegang petasan.
Hingga hitungan mundur .
Tiga
Dua
Satu
Duar.. Duarr.. Duarr
Warna warni dilangit malam ini sangat Indah. Suara merdu dari vokalis band sekolah menambah indahnya malam ini. Tapi sayang saat ini Rafka tidak bersama Rizka. Mereka hanya bisa saling pandang dari sisi rooftop. Rizka berdiri didekat pintu tangga rooftop gedung B sedangkan Rafka berada di sisi kiri rooftop gedung A.
Saat mereka terhanyut dalam tatapan dan alunan musik. Tiba-tiba saja tangan Rizka ditarik paksa oleh seseorang. Rafka yang menyadari adanya keanehan mengerutkan dahinya. Hingga Rizka penghilang dari pandangannya dan muncul wajah Leon.
"Al, Rizka anjing. Liat belakang lo! " teriak Rafka.
Althar kemudian mengalihkan pandangannya kearah tangga. Ia mendengar suara teriakkan Rizka segera ia turun dan mengejar Rizka beberapa anak osis juga ikut mengejar. Padahal mereka tidak tahu ada masalah apa sebenarnya.
Saat ia berhasil meraih tangan Rizka. Leon dengan cepat melepaskan tangan Althar.
"Lepas! Atau Rizka bakalan bahaya" ancam Leon.
"Lo yang lepas. Kampungan banget anjing" sinisnya.
"Ngimpi sana lo"
"Bacot"
Bugh
Bugh
Bugh
Tiga pukulan lepas begitu saja diwajah Leon. Bukan Leon tidak ingin membalas tetapi ia hanya ingin cepat-cepat membawa Rizka pergi bersamanya. Tetapi bukannya berhenti Althar malah semakin membabi buta memukuli Leon. Karena jengah akhirnya Leon membalas Althar, dengan samanya ia membalas dengan membabi buta. Memukuli tubuh dan wajah Althar dengan keras.
Setelah Althar tersungkur dengan cepat Leon menarik kembali tangan Rizka. Sampai di parkiran ia menyuruh Rizka masuk. Bukan, bukan Rizka tidak melawan hanya saja ia terlalu lemas karena punggungnya terasa nyerih dan kepalanya menjadi sakit. Mobil Leon keluar dari sekolah dengan kecepatan di atas rata-rata.
"Mana Rizka? " tanya Rafka panik.
"Leon berhasil bawa dia"
"Ah goblok banget si . Kenapa lo biarin dia deket tangga sendirian kaya tadi? Hah?! " bentaknya.
"Gue gak goblok anjing. gue udah usaha nahan dia. Gue biarin dia sendirian karena gue gak mau ganggu waktu lo bedua. Ngotak dikit jadi orang"
"Udah elah kenapa berantem. Siapa yang mau ngejar Rizka itu? " ucap Bagus.
"Udah awas lo pada" ujar Rafka.
"Gak bisa Raf, Lo harus ada sampai acara ditutup" ucap Aulia.
"Persetanan sama jabatan"
Aulia diam, tidak lagi menahan Rafka. sepenting itu ya kadang. padahal di persahbatan mereka bukan Rizka saja yang butuh dijaga.
"Lo hubungin anak-anak yang lain. Kasih tahu Akmal juga, cepet kabarin gue. Gue kelapangan dulu, lo ikut gue ul" jelas Rafka.
Dengan sigap mereka semua menaikin motornya. Hingga suara seseorang menghentikan mereka.
"Gue ikut. Bantuan anak buah gue juga bakalan berguna" ucap Daniel.
"Gak usah" jawab Althar.
"Gak usah keras kepala kalau situasi lagi kaya gini" balas Daniel.
"Udahlah Al. Gapapa kita butuh bantuan juga, toh dia sayang sama Rizka gak bakalan macem-macem juga " bujuk Bagus.
"Yaudah tapi kalau sampe Rizka lo duluan yang nemuin langsung kasih tahu" pintanya.
Setelah itu mereka semua berpencar mencari Rizka tidak lupa juga memberitahu temen-temen mereka dan Akmal.
**
Hari ini sebenernya Akmal berencana datang ke acara pensi sekolah Rizka. Tetapi Icha melarangnya alasannya karena Icha tidak ingin Akmal bertemu dengan Rizka.
Malam ini Akmal berada dirumah Icha menemani Icha karena kedua orang tua Icha sedang ada acara kantor. Saat sedang asik-asik menonton film hape Akmal berbunyi. Tapi dengan cepat Icha mengambil alih hapenya.
"Siapa cha? " tanyanya.
"Althar"
"Coba sini dulu hapenya. Gak biasanya dia nelpon "
"Kamu mentingin dia?"
"Astagfirullah bukannya mentingin. Takut ada apa-apa doang"
"Terserah kamu deh mal"
Icha memberikan hapenya. Ada pesan masuk dari Ardi.
From :Althar
Rizka diculik sama Leon. Kumpul di rumah Zaky. Cepet mal.
Seketika tubuh Akmal menegang, yang ia khawatirkan terjadi.
Flashback on
Akmal sedang berjalan di koridor sekolah. Saat melewati gudang sekolah ia mendengar percakapan.
"Pokoknya pas pensi. Usahain lo semua alihin perhatian mereka. Jangan sampe rencana ini gagal"
"Tapi lo kan tahu Le, Rafka sama temannya termasuk geng berbahaya"
"Lo takut? "
"Gak takut cuma gue cemas aja kalau ini semua gagal"
"Gak bakalan semua udah gue atur. Pokoknya pas Rizka udah sama gue. Siapin semuanya dari pesawat sampe penginapan disana . Pake resort bokap gue aja bilang sama pak john. Dia pasti ngerti"
"Lo serius mau bawa di kesana? "
"Kerjain aja apa yang gue bilang"
Setelah mendengarkan semua rencana Leon, Akmal pergi meinggalkan koridor. Ia ingin memberi tahu kepada Rafka tetapi lagi-lagi Icha mengganggu. Ia Cinta Icha tetapi hatinya cemas jika Rizka dalam bahaya.
Flashback off
"Aku harus pergi cha"
"Mau kemana si mal? Mama sama papa belum pulang"
"Ini darurat banget cha"
"Darurat? "
"Iya Rizka di culik sama Leon. Anak anak butuh bantuan aku"
"Rizka lagi Rizka lagi. Penting banget apa dia buat kamu? ngerepotin terus tau gak si itu cewe" ucapnya sinis.
"Kali ini aja kamu gak egois cha. Rizka di culik, mereka kekurangan orang. Please cha"
"Aku juga dirumah sendirian. Kamu tega ninggalin aku? Kamu lebih mentingin cewe itu "
"Terserah kamu cha. Ngikutin ego kamu yang ada Rizka kenapa napa masalah ini nanti kita selesain. Aku pergi. Love you"
Akmal pergi meninggalkan Icha. Mencium kening Icha sekilas. Lalu keluar rumah dan menaiki motor besarnya. Mengendarai dengan kecepatan diatas rata-rata.
**
Sesampainya di rumah Zaky. Ia langsung menceritakan apa yang ia dengar digudang sekolahnya. Rafka juga sudah ada disana. Acara pensi ia tutup dengan sempurna. Sedangkan Aulia ia masih sibuk disekolah. Karena semua tanggung jawab akhir acara ditangannya. Ia sebenernya juga ingin membantu mencari Rizka tetapi anak anak osis meminta dari inti osis untuk tetap stay di sekolah.
Setelah Akmal menceritakan semuanya. Respon dari mereka berbeda -beda ada yang menyalahkan. Ada yang meminta jalan keluarnya bagaimana.
"Jadi..."
**