Rizka mengejar Aulia, Saat Rafka dan akmal keluar ruangan Aulia juga ikut keluar. Rizka sempat ditahan oleh Althar, Zaky dan Bagus, mereka tidak mengizinkan Rizka untuk mengejar Aulia tapi apa daya Rizka tetaplah Rizka si keras kepala. Saat ini mereka sedang berjalan menuju rooftop rumah sakit. Rizka berjalan sangat pelan tangan kirinya memegang infus sedangkan tangan kananya berpegangan dengan besi tangga. Tibanya di rooftop Rizka mendengar suara Rafka yang membentak seseorang.
"Lo gak tau apa apa tentang gue. Dan lo juga gak tau sisi buruk gue" kata Rafka memotong ucapan orang itu dengan membentak.
"Ini bukan lo Raf, lo gak pernah bentak cewe manapun. sekali lo emosi , lo gapernah kasar " orang itu terisak dan air matanya mulai runtuh.
"gue bukan gak mau nunjukin, tapi emang gak harus gue tunjukin. jadi lo diem disitu dan tenang dengerin penjelasan gue"
"Sejak kapan lo berani bentak cewe Raf?!" kata Rizka sinis.
Saat ini Rizka berada di belakang Aulia.
"Jawab gue,Sejak kapan lo berani bentak Aulia kaya gitu?!" teriak Rizka. Ia menghampiri Rafka, Tidak lama Akmal juga sampai di rooftop.
"Lo kenapa jadi kacau gini?hah?! Sejak kapan lo gak bisa ngontrol emosi lo? Sejak kapan lo berani bentak Aulia. Jawab gue! " kata Rizka tepat dihadapan muka Rafka.
Seorang Rizka Azzahra yang biasanya terlihat anggun, ceria, ramah dan hangat. Bisa terlihat menyeramkan apabila sedang marah dan emosi.
"Bukan.urusan.lo" kata Rafka penuh penekanan setiap kata yang ia lontarkan dan menatap Rizka dengan tajam.
Akmal yang melihat itu tidak tinggal diam. Ia menghampiri Rafka dan memukul rahang kanan Rafka.
Bugh
"Sejak kapan si lo jadi pengecut gini?? Berani bentak 2 cewe sekaligus?!" tanya Akmal sinis.
Rafka diam.
"Sadar kenapa si sadar. Jangan biarin emosi nguasaiin diri lo. Sadar!" ucap Akmal penuh emosi.
Rafka tersadar dan mengusap wajarnya dengan kasar. Berteriak dengan emosi .
"Maaf. Gue bener-bener minta maaf" kata Rafka lirih.
"Mal bawa Aulia ke kamar gue " pinta Rizka
Akmal mengajak Aulia menuju ruangan Rizka. Meninggalkan Rizka dan Rafka dirooftop. Keduanya saling diam. Saling meredam dan mengontrol emosi. Rizka mendekatkan Rafka, Memeluk Rafka yang tertunduk.
"Maaf maaf, gue...gue kalut. Gue emosi " kata Rafka penuh penyesalan.
Dilepas pelukkan itu , mata mereka bertemu. Keduanya saling tatapan dan saling mengunci satu sama lain.
"Gue mungkin gak tau apa yang terjadi sama lo belakangan ini. Gue juga gak ngerti kenapa beberapa hari ini lo emosian banget. Gue juga gak tau apa yang buat lo marah kaya tadi ke Aulia. Cuma lo harus tau Raf, gue gak suka cowo pemarah. Gue takut kalau lo lagi emosi. Dan lo harus tau, gue gak mau lo kenapa kenapa " jelas Rizka lembut.
lagi dan lagi Rizka membuat kesalahan. disaat hatinya belum pasti akan terarah ke siapa. ia malah memberikan celah untuk Rafka masuk.
Rafka tidak membalas perkataan Rizka, ia hanya memeluk tubuh Rizka erat menenggelamkan kepalanya dibahu Rizka menghirup aroma vanila dari tubuh Rizka. Rizka juga membalas pelukkan Rafka menghirup aroma maskulin itu. Aroma yang membuat Rizka nyaman jika ada di dekat Rafka.
*
Aulia masuk ke kamar rawat Rizka dengan isak tangis. Akmal sudah berusaha untuk menenangkan Aulia, tetapi nihil Aulia masih saja menangis dan terisak.
"Ul kenapa?" tanya Bagus.
Aulia diam
"Ul lo kenapa? Jawab. Gak biasanya lo nangis" kata Bagus lagi.
"Mal jawab dia kenapa? " tanyanya lagi
"Hmm anu, duh gimana gue jelasinnya ya. Pokoknya dia, Rizka sama Rafka tadi di rooftop. Pas gue sampai sana ia udah nangis terus Rafka ngomong sama Rizka juga dengan nada tinggi gitu deh. Gue paling gak bisa liat cowo bentak cewe, apalagi ini Rizka cewenya. Eh gue jadi emosi juga " curhat Akmal.
"Terus Rizka mana? Lo tinggal berduaan sama Rafka? " tanya Zaky.
"Iya dia minta gue tinggal berdua" kata Akmal
"Kenapa lo tinggalin dia berduaan kalau Rizka kenapa-napa gimana?" ucap Althar emosi
"Selo aja, santai. Rizka sama Rafka bukan Daniel. Emosian banget, Dia bakalan aman sama Rafka" ucap Akmal. Tetapi tidak ditanggepin oleh Althar. Ia tetap ingin menghampiri Rizka.
Tetapi jalannya dihadang oleh Aulia.
"Minggir" " kata Althar dingi.
"Rizka bisa nenangin Rafka, percaya kalau Rizka gak akan kenapa kenapa. Kenapa si lo cuma peduli dia Cewe diantara kita bukan dia doang Al . Gue juga cewe, gue juga mau lo peduli sama gue" teriak Aulia tepat dihadapan Althar.
Althar diam. ah bener , cewe diantara mereka bukan hanya Rizka tapi ada Aulia juga. kadang mereka hanya memfokuskan diri ke Rizka saja.
"Apa lo beneran suka sama Rizka?" tanya Aulia dengan sisa isak tangisnya.
Althar diam tidak menjawab pertanyaan Aulia.
"Ah diamnya lo, gue anggep iya. bisa lo buat Dia menjauh dari Rafka?" kata Aulia. membuat yang ada di ruangan bingung.
"Maksud lo gimana?" tanya Bagus bingung.
"Gue suka Rafka"
Bagaikan balon yang sudah dipenuhin oleh oksigen, karena sudah tidak bisa menampung akhirnya balon itupun meledak. Sama seperti kesabaran Aulia kali ini. Sudah cukup rasa sakit yang ia rasakan, Melihat orang yang ia cintai malah berusaha mendapatkan Cinta orang lain.
Zaky sama terkejutnya dengan yang lain. Bahkan ia sempat melongo, mencerna kata demi kata yang Aulia lontarkan barusan. Begitu hebat bukan rahasia diantara mereka? Sangat hebat tepatnya.
*
Aulia berlari sambil menangis menuju Taman belakang rumah sakit. Ia duduk di salah satu bangku taman. Ditutup wajahnya dengan kedua tangannya itu. Zaky yang melihat Aulia segera mendekat. Ia duduk disamping Aulia, mencoba mengelus punggung yang bergetar itu. Tapi saat tangannya menyentuh punggung itu, sang pemilik pungung malah memeluk tubuh Zaky. Zaky sempat kaget tapi sedetik berikutnya ia mencoba rileks.
Zaky mengeratkan pelukkan itu, diusap pelan rambut Aulia. Tetapi bukannya berhenti isakkan itu semakin terdengar. Semakin terdengar semakin sakit juga rongga hati Zaky. Melihat orang yang ia sayangi kini malah menangisi orang lain.
"Sssttt udah dong ul. Jangan nangis terus ini udah 15 menit lo nangis kaya gini" bujuk Zaky tapi tidak ada respon dari Aulia.
"Aduhh ul udah nangisnya baju gue basah nih" katanya lagi.
Aulia mendongakkan kepalanya, menatap tajam kearah Zaky. Bukannya takut Zaky malah menatapnya bingung, seakan marahnya Aulia becanda. Ia malah senang, akhirnya Aulia berhenti menangis . Wajah yang memerah karena emosi dan marah, hidung yang memerah dibagian ujungnya terlihat sangat menggemaskan.
"Lo bilang apa tadi" kata Aulia jutek
"Nih baju gue basah gara-gara lo nangis mulu" ledek Zaky.
Emosi Aulia semakin tersulut.
"Kalau gak ikhlas, gak usah ngikutin gue. Udah sana balik aja ke kamar Rizka, tinggalin gue sendirian" ucap Aulia menjauh dari Zaky.
"Makasih ke udah gue temenin, malah ngambek. Dasar cebol" ledeknya lagi.
"Ngomong sekali lagi coba"
"Makasih ke udah gue temenin, malah ngambek."
"Dua kata yang terakhir "
"Dasar cebol? " kara Zaky polos
"Gue gak cebol ekky"
"Cebol ul"
"Gak Zaky"
"Cebol
"Gak"
"Cebol cebol cebol cebol wlee cebol cebol ce-"
"ZZAAAKKYY"
"Cebol"
"ZAKY"
"Ganteng "
Zaky yang sudah tahu kalau emosi Aulia sudah tersulut memilih kabur. Sedetik kemudian Aulia juga mengejar, jadilah mereka saling mengejar dan saling ejek. Tidak ada hentinya mereka pun berlari memutari taman yang cukup luas itu. Ketika sudah merasa lelah Zaky duduk disalah satu bangku ujung Taman.
"Ul udah ul, gue cape" katanya sambil ngos-ngosan.
Aulia ikut duduk juga, saat Zaky sedang mengontrol pernafasannya. Ia tidak buang kesempatan itu. Digelitiki Zaky hingga ia tertawa terbahak-bahak. Zaky tidak tinggal diam, ia juga membalas menggelitik Aulia.
"Hahahah udah ky.. Udah geli hahaha"
"Gak enak aja lo rasain nih hahaha"
"Hahahah udah aduh "
"Bodo bodo bodo hahaha"
"Udah ky hahaha udah geram anjir perut gue"
Zaky berhenti menggelitiki Aulia .
"Buahhaha anjir muka lo ul merah banget ke udang ahahah"
"Sialan lo" katanya dengan sisa tawanya.
Lihat lo ketawa kaya gini, bikin perasaan gue adem ul. Apalagi alasan lo ketawa itu karena gue- Zaky Pratama.
"Jangan marah, Jangan merasa gak ada yang peduli sama lo Ul" ucap Zaky dengan tenang
"Gue cuma emosi, gini ya rasanya suka sama sahabat sendiri. tapi dia suka sama yang lain"
Zaky diam tidak menjawab.
***
Hari ketiga Rizka di rawat dirumah sakit, keadaannya jauh membaik. Walaupun ada yang aneh antara Aulia dan Rafka yang masih saja saling diam. Siang ini Rizka sendiri diruangannya. mamanya sedang diruangan dokter menanyakan kapan anaknya bisa pulang. sedangkan papanya sibuk dikantor dan hanya bisa sore hingga malam hari menemani nya.
Rizka saat inu sedang membaca sebuah Novel. tiba-tiba saja pintu ruangan rawatnya di ketuk.
"Masuk aja" Jawab Rizka.
"Maaf mba, ini ada kiriman bunga" Kata kurir yang membawa bunga itu.
"oh dari siapa ya mas?" tanya Rizka bingung. karena tidak biasanya ada kiriman bunga.
"kurang tahu mba, boleh minta tanda tangannya buat tanda terima ?"
"boleh mas" Rizka menanda tanganin surat terima. bunga serta kotak kecil di letakkan di atas meja dekat bangkarnya.
"dari siapa ya?" tanyannya bingung. karena penasaran ia membuka surat yang ada di bunga.
'apa kabar manis? do you miss me? ah gue doang kayanya yang kangen. pertemuan kita selalu ada pengganggu. secepat nya kita akan ketemu lagi manis'
"siapa si?" batin Rizka.
kotak yang di terima ia buka.
"Aakkhhh" teriak Rizka, saat ia membuka kado itu. tangan Rizka gemetar, bulu kuduknya meremang.
baru kali ini ia menerima paket seperti ini . dengan rasa takut dan tangan yang gemeter ia mencoba membuka.
air matanya jatuh, rasa takut itu bener-bener ada .
siapa yang tega melakukan ini kepadanya ? apakah ia mempunyai musuh? atau apa harus melakukan teror seperti ini ?
**
See you ❤❤❤