Chereads / KARA / Chapter 19 - BAB 19

Chapter 19 - BAB 19

Sudah tiga hari Rizka dirawat. Karena demam yang sering kali naik turun juga menyebabkan Rizka lebih lama dirumah sakit. Hari ini adalah hari ke lima , bersyukur kondisinya sudah lebih baik dan dokter juga sudah mengizinkan Rizka untuk pulang kerumah.

kejadian teror uang di alami tidak ada yang tau. setelah merasa dirinya tenang Rizka langsung membuang kotak itu. bunganya pun sma ia buang, akan tetapi rasa takut dan waspada tidak hilang. semoga ini hanya sekali dan tidak ada lagi teror selanjutnya.

Papa dan mama sedang mengurus administrasi kepulang Rizka. Kegiatan osis yang mulai sibuk karena pensi sekolah sebentar lagi. Membuat para sahabat Rizka tidak bisa menjemput dirinya . Rizka sangat memaklumkan itu,  ia juga merasa tidak enak apalagi dengan Zaky.  Gara-gara ia sakit urusan proposal pensi untuk sekolah dan sponsor Zaky yang mengambil alih. Alhasil Zaky sangat kurang tidur. 

"Kamu udah rapih ka? " tanya papa lembut.

"Udah,  ayo pa pulang Rizka bosen banget" katanya manja.

"Ih kaya anak kecil aja, ngerengek gitu sama papa" ledek mama

"Biarin aja. Mama iri banget sma Rizka" balasnya

"Mama iri? Iyalah iri masa gak" ucapnya.

"Udah udah kalau gitu terus kapan kita pulangnya? " tanya papa melerai Rizka dan mama.

"Mamanya aja tuh irian sama anak" katanya lagi

"Udah ayo kita pulang. Kamu mau makan malam apa hari ini ? " tanyanya lagi.

"Hmm masakkan rumah aja ya pa,  Rizka mau ngabisin waktu bareng mama papa" ucapnya dengan mata berbinar. 

"Boleh,  berarti hari ini mama masak ya" ledek papa ke arah mama .

"Kalau masak aja mama yang kena , dibaik-baikin " katanya " tapi gapapa deh mama seneng.  Yuk nanti keburu sore" lanjutnya. 

Mereka keluar ruangan dan meninggalkan rumah sakit. 

*

Setelah menghabiskan waktu bersama kedua orang tuanya. Rizka izin kekamar untuk beristirahat, ia bertekad untuk sekolah besok.  Ia mengambil ponselnya dinakas tempat tidur. Dibuka aplikasi hijau itu. Melihat chat yang masuk, tetapi chat dari Rafka sangat lebih menarik dari yang lain. Dibukalah chatroom itu. 

Rafka Putra M: lo udah dirumah Riz?

Dibales oleh Rizka.

Rizka Azzahra Pradita : iya gue udah dirumah dari sore. 

Rafka Putra M : besok udah masuk sekolah atau istirahat lagi dirumah? 

Rizka Azzahra Pradita : sekolah Raf,  suntuk gue istirahat mulu. 

Rafka Putra M: besok gue jemput kalau gitu ya.  See you tomorrow Riz, mimpiin gue yaa. Gnight cantik❤☺☺

Rizka Azzahra Pradita : iya oke. Gnight to☺

Rafka sukses membuat pipi Rizka memerah,  padahal hanya perhatian yang kecil. Padahal dulu saat Rafka mengirim pesan akan menjemputnya ia biasa saja. Tanpa banyak pikir lagi Rizka memilih beranjak ke alam mimpi. 

*

Hari ini Riza tampak lebih segar dari kemarin, wajahnya juga berseri bahagia. Cuma satu harapannya, hari esok akan lebih baik dan lebih membahagiakan daripada hari kemarin.  Sekarang ini Rizka sedang memakan roti isi coklat buatan sang mama. Sama seperti Rizka sang papa juga sedang menyantap sarapan dihadapannya. 

Bunyi bel rumah Rizka terdengar , melihat mamanya akan berdiri dan ingin membuka pintu dengan cepat Riza menahannya. Ia bilang biar saja Rizka yang membukaan pintunya.  Saat membuka pintu tidak ada siapa-siapa tetapi sudut matanya menangkap buket bunga. Bunga yang sangat indah kesan Rizka. Di ambil buket itu , ia menengok ke kanan dan kiri mencari siapa si pengirim tetapi nihil tidak ada siapapun. Matanya menangkap sekertas surat di bunga itu diambil dan dibaca surat itu. 

Kecantikan lo sama kaya bunga ini, sangat cantik gak bosen untuk dilihat. Andai gue lebah,  gue bakalan hinggap terus di dekat lo.

Tanpa nama

"Dari siapa lagi si?" katanya dalam hati.

Rizka kembali mengingat teror sewaktu ia dirumah sakit.

Karena hanyut degan surat itu. Rizka tidak menyadari kalau Rafka sudah ada dihadapannya. 

"Cantik bunganya kaya lo" ucap Rafka. Rizkapun tersadar dari lamunanya. 

"Dari siapa?" tanyanya

"Eh sejak kapan lo disini? " tanya Rizka.

"Kebiasaan ditanya malah balik nanya. Yuk ah nanti telat lagi" ajak Rafka.

"Hehe yaudah bentar gue ambil tas dulu sama pamit ke mama sama papa " katanya,  Rafka ikut masuk. Rizka menaikkan alisnya heran kenapa Rafka mengikutinya. 

"Gak usah bingung gitu. Gue cuma mau pamit masa iya anak orang main gue bawa aja tanpa izin" katanya sambil berkekeh menglangkah duluan meninggalkan Rizka dibelakang. 

Setelah perpamitan keduanya berjalan beriringan kehalaman rumah Rizka. Tidak terlihat motor besar Rafka dahi Rizka mengerut.

"Lo bawa mobil? " tanya Rizka.

Rafka hanya menganggukkan kepalanya.

"maunya si bawa bus mini tadi Riz" kata Rafka serius.

"sehat lo?" sinis Rizka, membuat Rafka berkekeh.

"Kenapa gak bawa motor aja? " tanyanya lagi saat sudah berada disamping mobil Rafka.

"Lo baru sembuh,  terus gue biarin lo naik motor? Please gue ogah diceramahin mereka cuma karena gue jemput lo naik motor" tuturnya jelas.

"Lebay" cibir Rizka dan masuk ke dalam mobil Rafka. 

Mobil sport Rafka melaju dengan kecepatan sedang,  jalanan pagi ini terbilang cukup ramai. Keheningan di mobil ini menjadikan kedua canggung.

"Riz"

"Raf"

Ucap mereka berbarengan. Rizka yang terlihat salah tingkah blushing  sedang Rafka berusaha fokus pada jalanan. 

"Hmm anu, Gue mau nanya soal pensi. sponsor udah setuju semua? " tanyanya

"Ada beberapa yang belum ngasih jawaban tapi tenang aja buat dana yang sekarang semua udah ketutup ko" jelas Rafka.

"Terus kalau semua udah ada yang handel gue ngapain? " tanya Rizka lagi.

"Ngapain ya? " Rafka berusaha berpikir

" ah gimana kalau tugas lo menuntun gue ke jalan menuju hati lo ? Udah lama gue cari jalan tapi gak ketemu juga takutnya nanti gue nyasar terus malah orang lain yang nemuin jalan ke hati lo duluan. Sia-sia dong nanti usaha gue " katanya dengan nada menggoda. 

Pipi Rizka merona merah. Rafka berhasil membuat Rizka blushing dipagi ini.

"Gajelas lo ah " katanya sambil memukul lengan Rafka. 

Sedangkan Rafka hanya berkekeh melihat tingkah Rizka yang seperti anak kecil. Rafka melirik lewat ekor matanya,  ia senang karena bisa melihat Rizka kembali tersenyum lebar seperti sekarang. 

Mereka tiba disekolah. Saat Rizka keluar dari mobil Rafka banyak sekali yang menyapa. Wajar saja karena sudah seminggu ini mereka merindukan Putri ipa itu. Rizka juga dengan senang hati menjawab sapaan semua murid SMA Gardala. Tibanya dikelas ia langsung disambut oleh gombalan Zaky yang receh.

"Aduhhayy Ratu  sudah datang, baginda sangat senang. Baginda sangat merindukan Ratu" katanya lebay.

"Ohh baginda aku juga merindukanmu " Rizka membalas drama Zaky. 

"Kalau kangen peluk dong" katanya manja dan merentang tangannya. Rizka mendekati Zaky berniat untuk memeluknya , tetapi

"Jangan enak aja lo menang banyak" teriak Althar, Bagus dan Rafka bersamaan. 

Bukan hanya Rizka yang tercengang tetapi teman sekelasnya juga.

"Lo pada ngapain?  Latihan padus? " tanya Zaky polos. 

"Sini ka jadi peluk gue gak?" tanyanya lagi.

"Enak aja lo peluk-peluk, gue aja usaha dulu, lah lo dapet seenaknya gitu" kata Rafka sambil menjitak kepala Zaky lumayan kasar.

"Anjir sakit bego" keluh Zaky. 

Sedangkan seisi kelas sudah tertawa karena ekspresi Zaky yang seperti anak kecil. Berbeda dengan Althar dan Bagus.

Bagus tampak mudah mengubah ekspresinya menjadi kalem kembali, sedangkan Althar menjadi dingin dengan tatapan tajamnya. 

*

Saat sedang berlangsungnya pembelajaran terdengar panggilan untuk seluruh anggota osis berkumpul diruangan osis. Setelah Althar dan anggota osis lain izin ke guru mereka bergegas kesana. Sampainya disana sudah ramai oleh anggota lain dan juga pembina osis. 

"Assalamualaikum pa, ada apa ya? " tanya Rafka sopan.

"Walaikumsalam, bapa mau bahas tentang pensi sekolah yang kurang lebih sebulan lagi kan? Kita tunggu kumpul semua ya" jelas pa ferdy selaku pembina osis .

Setelah semua anggota osis berkumpul pa ferdy menjelaskan maksud dari memanggil mereka semua kesini. Ia meminta pensi tahun ini lebih meriah dan lebih banyak menyari sponsor untuk acara ini. Dan meminta acaranya berjalan dari jam dua siang hingga jam sebelas malam.

Perginya pa ferdy, Rafka langsung pengambil alih rapat kali ini. Karena mereka semua sudah dikasih izin untuk dispen alhasil hari ini mereka akan berada diruangan itu seharian. 

"Sesuai tugas masing-masing nana, edo, nita minta kepastian sama sponsor yang belum Kasih jawaban. Buat kiki, anto, ela, tari sama gaga cari sponsor baru lagi"

"Sedangkan buat masalah panggung, coba minta ubah ukurannya . Dekorasi juga minta bantuan aja sama penanggung jawab panggung, Al lo kan yang megang masalah panggung? " Althar menggangguk mengiyakan

" tuh sin kalau butuh apa-apa langsung aja ke Althar " Sinta si penanggung jawab dekorasi mengiyakan .

"Nah buat masalah proposal sponsor lo bisa handel sendiri Riz? Soalnya Zaky harus buat surat donatur ke komite sekolah " tanya Rafka.

"Tenang aja,  bisa gue handel ko" kata Rizka. 

"Yaudah gerak sama tugas masing-masing aja.  Buat masalah Bintang tamu sama susunan acara jangan sampe ada kesalahan . Hubungin lagi pihak yang diundang juga buat mastiin"

Setelah memastikan semua tugas sudah dijalankan Rafka menghampiri Aulia. Untuk menanyakan dana yang yang sudah masuk, bersyukur buat mereka karena dana mereka sangat dibilang lebih dari cukup. Tetapi tetap saja harus menjaga-jaga kekurangan dana selama acara berlangsung nanti. 

Rizka yang sedang bergulat dengan laptop dengan rambut yang dicepol asal terlihat sangat manis dimata Rafka. Baru saja ia ingin menghampiri Rizka ternyata sudah keduluan oleh Althar.

Althar memberikan roti dan susu untuk Rizka. Mereka juga sepat mengobrol dan sesekali Rizka tersenyum dan tertawa kecil dengan Althar. Rafka tentu saja cemburu melihat orang yang ia sayang tertawa dengan orang lain. 

Jam sudah menunjukkan pukul empat sore.  Bel sekolah tentu saja sudah berbunyi dari tadi tetapi enggan untuk mereka meninggalkan sekolah.

Rafka menghampiri Rizka diruangan osis.  Karena hanya ada beberapa anggota saja,  maka ruangan itu lumayan sepi. Rafka mengajak Rizka ngobrol, tetapi mata Rizka tetap tertuju pada laptop. 

"Ka"

"Hmm"

"Udah makan? "

"Udah"

"Udah minum? "

"Udah"

"Minum obat? "

"Udah"

"Udah sehat? "

"Udah"

"Udah Cinta gue? "

"Udah-eh. Nanya apa lo barusan? "

"Udah Cinta sama gue? "

Tiba-tiba pipi Rizka memerah seperti tomat.

"Cinta sama lo? Ngimpi banget si Raf" kata Rizka berkekeh kecil

"Tadi katanya udah,  ah labil nih" rajuk Rafka.

"Ya lagi lo nanyanya berturut-turut gitu"

"Halah kalo emang Cinta bilang aja si,  pipi lo noh udah blushing haha" ejek Rafka "lain dihati lain dimulut si wlee" Rafka berlari menjauh dari Rizka .

"RRAAFFKKKAAA" teriak Rizka kencang . hingga membuat beberapa anak osis menoleh ke arahnya.

"apa sayang? " goda Rafka dari jauh.

"Awas ya lo.  Dasar ketos sinting "

"Sinting gini juga lo Cinta ko hahahaah"

Rizka tidak lagi membalas teriakkan Rafka. Ia merasa sangat malu karena saat ini ia menjadi bahan nonton anggota osis yang lainnya. Ini semua karena ulah Rafka yang sangat menyebalkan. Berbeda dengan teman-temannya yang sudah tertawa atau bahkan yang menggoda Rizka. Hingga pipi Rizka memerah hingga ke telinga. Karena malu dan juga kesal. Tetapi lain di hati. Saat ini hatinya sudah berdegup kencang lima kali dari biasanya. Ada rasa senang dihatinya,  hingga perasaan itu tidak dapat dijelaskan oleh kata-kata. 

**

See you ❤❤❤