Chereads / KARA / Chapter 16 - BAB 16

Chapter 16 - BAB 16

Pengakuan Althar tidak pernah terduga oleh Rizka. apa ini maksud kata Rafka

'Stop peduli berlebihan ka,  itu cuma jadi bomerang lo. Karena bisa aja rasa peduli lo itu bisa jadi ancaman orang lain'

apa rasa peduli Rizka jadi bomerang buat persahabatan Rizka sama mereka?  Kenapa Rizka harus kejebak dalam situasi Cinta dalam persahabatan? 

Karena sudah terlalu larut Rizka memutuskan berbaring di kasur king sizenya itu . Memejamkan mata berharap kejadian hari ini adalah mimpi buruknya. Mimpi yang akan tetap menjadi mimpi dan tidak akan menjadi kenyataan.

Rizka berharap sekali apapun keputusannya nanti tidak membuat hubungan mereka pecah belah seperti kehangatan keluarganya.

*

Pagi ini Rizka tidak sekolah lagi.  Badannya bukan membaik malah memburuk . Yang tadinya hanya pusing dan lemas,  pagi ini badannya demam tinggi hingga 39°c. Karena dari kemarin pembantu dirumah Rizka sudah menelepon dan memberi tahu bahwa keadaan Rizka yang tidak membaik juga setelah beristirahat total kepada kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya segera pulang.

Alhasil disinilah Rizka sekarang dirumah sakit permata medical. Menemui dokter keluarganya, karena demam Rizka yang sangat tinggi. Tidak memungkinan dokter itu membiarkan Rizka hanya beristirahat saja dirumah,  mau tidak mau Rizka harus cek darah. 

Setelah menunggu sejam di ruang tunggu hasil lab pun keluar. Ternyata Rizka terkena typus,  karena kelelahan banyak pikiran dan juga kekurangan cairan. Ternyata magnya juga semakin kronis. Tadinya Rizka menolak untuk dirawat inap tapi karena papanya yang meminta agar Rizka menurut akhirnya dia mau dirawat. Sekarang Rizka sudah berbaring dibangkar rumah sakit dengan cairan infus ditangan kirinya. Ia sengaja tidak memberitahu kepada sahabatnya , tetapi sang mama sudah memberitahu kepada bunda Rafka.

Saat menelpon tadi bunda sangat khawatir dan segera menuju rumah sakit. 

Merasa bosan karena menunggu bunda yang tidak juga sampai. Ia mengirim pesan kepada Akmal. Karena cuma Akmal yang saat ini bisa ia jadikan sandaran. 

Rizka Azzahra Pradita : gue di rawat di rumah sakit permata medical.

Tidak lama bunyi line diponsenya berbunyi.

Akmal Rahdian : lo dirawat?  Drop banget pasti lo kan jarang sakit , sekali sakit ngabisin duit amat lo .

Rizka Azzahra Pradita : kurang ajar lo.  Kesini ya jangan Kasih tau yang lain ya mal please. Gue dikamar tulip 17 lantai 4 yaa. Gue tunggu

Akmal Rahadian : iya siap princess,  2jam lagi gue sampai ya. 

Rizka Azzahra Pradita : yah ko lo lama banget mal. 

Akmal Rahadian : ya gue kan sekolah pinter et alah lo

Rizka Azzahra Pradita :oh iya lupa yaudah belajar yang rajin. See you mal

Read

Lima belas menit kemudian terdengar pintu diketuk, Rizka menyuruh masuk orang itu.  Dibuka pintu itu ternyata bunda yang datang.  Raut muka bunda sangat khwatir dan cemas. 

"Kamu gapapa Riz? Aduh bunda panik banget pas tau kamu dirawat.  Kalo sakit itu bilang ke bunda,  kenapa gak nginep aja dirumah bunda?  Rafka tau gak kamu sakit?" Rizka hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban. 

"Ya ampun bener-bener tuh anak bukannya bilang ke bunda.  Malah pergi semalem,  liatin aja nanti bun-" omongan bunda terputus. 

"Semalem Rafka kemana emang bun? " cela Rizka. 

"Gak tau dia bilang keluar aja sebentar eh taunya pulang jam 2 pagi" jelas bunda. 

"Loh larut banget dia pulangnya? Tapi dia baik-baik aja kan bun? " tanya Riza cemas.

"Kamu ini malah khawatir sama Rafka, biarin aja anak bandel itu. Liat sekarang kondisi kamu?  Kamu dirawat. Ya ampun Rizka, Bunda gamau kamu sak-"

"Bunda sayang jangan cemas terus yaa,Rizka udah gapapa ko.  Bunda gak cape dari tadi ngomong gak ada jedanya? " cela Rizka. 

"Bunda sayang kamu, makanya bunda bawel.  bunda gak mau kamu sakit kalau Rizka ada apa-apa bilang ke bunda nak,  jangan bikin Bunda khawatir " kata bunda lembut. 

"Hehe iya bun,  Rizka janji kalau Rizka ada apa-apa. Bunda pasti yang bakalan tau duluan" kata Rizka sambil senyum manis ke arah bunda.

Bunda membalas dengan senyuman dan memeluk Rizka. Tidak lama mama dan papa Rizka masuk. Rizka memilih tidur sedangkan bunda sedang mengobrol dengan papa dan mama. Sejam berlalu,  saat Rizka membukannya disamping kirinya sudah ada Akmal yang sedang memotong apel. 

"Lo kapan sampe mal? " tanya Rizka dengan suara khas bangun tidur. 

"Eh ya ampun bikin kaget aja si lo " kata Akmal ambil mengelus dadanya.

"Alah lebay banget. Akting lo kebaca mal" kata Rizka. 

"Hehe. Gimana udah enakkan belom?" tanyanya lembut. 

"Udah ko. Lo gak ngasih tau mereka kan mal? " ucap Rizka. 

"Tanpa gue kasih tau,  bunda Rafka udah kesini.  Ya dia pasti bilang Rafka lah gimana si lo " kata Akmal. 

"oh iya ya bunda kan emanya Rafka. Yah gimana dong, gue lagi gak pengen ketemu sama mereka" kata Rizka panik.

"ada masalah apa lo sama mereka? sampe gak mau ketemu gitu. " tanya Akmal dengan tampang bingung nya.

"Ye dugong biasa aja muka lo" kekeh Rizka. 

"Nih aaaa" kata Akmal menyuapin apel ke mulut Rizka . Rizka segera membuka mulutnya dan mengunyah apel yang disupain Akmal. 

"Gue heran kenapa orang gampang banget nyaman sama gue ya mal? "

"Lo punya sisi yang orang lain ga punya mungkin,  contohnya nih ya lo tuh baru kenal aja udah bisa bikin nyaman. Lo baik ga milih-milih juga berteman sama siapa. Lo peduli banget pula orangnya"

"Semua orang juga bisa kaya gitu mal, bukan gue aja"

"Tapi tiap orang nangepin dan menilainya dengan cara berbeda"

"Tau ah pusing gue, sahabat yang gue sayang eh malah jatuh Cinta sama gue. Gimana gue gak stres coba"

"Uhuk...uhuk...uhuk ngomong apa lo barusan ? siapa yang cinta sama lo? "

"Althar sama Rafka, belakangan ini mereka aneh banget. terus mereka berdua bilang suka sama gue"

"Bujug gue kira mereka gak beneran" gumam Akmal pelan

"Ngomong apaan mal? " tanya Rizka

"Kagaa ngomong apa-apaan gue" ngeles Akmal

Rizka masih mengunyah buah yg disuapin Akmal. Tapi kali ini mereka saling terdiam tidak ada pembicaraan diantara mereka.  Hingga mama masuk keruangan Rizka. 

"Mal kamu makan dulu gih dikantin,  ada papanya Rizka juga disana" kata mama.

"Eh gak usah Tan, Akmal udah makan ko" jawab Akmal. 

"Gapapa udah sana om Farhan dikantin meja tengah yaa" kata mama Rizka lembut.

"Yaudah gue kekantin dulu ya" kata Akmal kemudian bangkit dari duduknya. 

"Hmm" Rizka hanya bergumam

Setelah kepergian Akmal,  mama duduk disamping Rizka. Ia mengelus rambut putrinya itu. Mamanya tahu kalau Putri sedang ada masalah. 

"Kamu ada masalah? " tanya mama lembut.

"Hah? Gak ko ma" jawab Rizka gugup

"Kamu gak pandai berbohong sayang" kata mama

"Iya ya Rizka lupa kalau Rizka gak bisa boong sama mama" katanya. 

"Mau cerita? " tanya mama

Rizka menganggukkan kepalanya,  ia mulai menceritakan semua masalahnya tapi minus masalah mama papanya. Sang mama hanya merespon seperlunya karena ia ingin anaknya menyelesaikan dulu ceritanya. Setelah selesai sang mama baru bertanya.

"Sekarang mama tanya sama kamu, Kamu sayang sama siapa? " tanya mama.

"Ma, mama bahkan tahu aku gak bisa sayang gitu aja sama cowo setelah Daniel ngecewain aku. Dan aku juga gak mungkin ngerusak persahabatan aku sama mereka" jelas Rizka. 

"sayang, dengerin mama. Hidup itu selalu ada pilihan emang gak semuanya mudah buat pilih. Tapi apa kamu tega gantungin semua perasaan sahabat-sahabat kamu itu?  " Rizka menggelengkan kepalanya. 

"Coba kamu buka hati,  kamu biarin salah satu dari entah Rafka atau Althar buat masuk ke hati kamu sayang"

"Tapi mereka bukan pilihan ma"

"Mama gk bilang kamu harus milih tapi ikutin kata hati kamu Rizka. Dengerin baik-baik apa mau hati kamu.  Kamu udah beranjak dewasa dan kamu pasti tau mana yang terbaik mana yang gak"

"Kenapa masalah hati selalu rumit si ma,  aku pusing jadinya "

"Yaudah nanti aja dipikirinnya kalau udah keluar rumah sakit sekarang kamu istirahat aja ya" kata mama lembut kemudian mencium kening Rizka. 

Tak lama Akmal masuk lagi kedalam ruangan rawat Rizka. Ia hanya ingin pamit dan mengambil tasnya karena Icha sedang menunggunya saat ini.  Seperginya Akmal dari sana Rizka memilih tidur untuk meredakan sakit dikepalanya. Tidak berasa hari berganti malam.  Rizka merasakan berat tangan sebelah kirinya  Saat ia melihat orang itu ia sedikit terkejut karena ia sama sekali tidak berharap orang itu yang berada disana. 

Karena merasa tangan yang dipeganginnya bergerak.  Orang itu membuka matanya lalu ia tersenyum ke arah Rizka. Rizka juga tersenyum kikuk ke arah orang itu. 

"Lo udah bangun? " tanya orang itu

"Iya udah, lo ngapain disini? " tanya Rizka

"Gue jenguk lo. Ga boleh? " ucapnya

"Lo tau dari mana gue dirawat? " tanyanya,  tetapi orang itu malah balik nanya "lo ga suka?  Gue jauh-jauh kesini jugaan"

"Eh bukannya gitu.  Tapi tumben aja" kata Rizka gugup. 

"sehat kan lo?"tanya Rizka lagi.

"sehatlah. kan lo yang sakit"

"mau jahat lo ya sama gue ?"

"suudzon aja lo sama mantan"

Kemudian mereka saling terdiam hingga suara ponsel Rizka terdengar. Di lihatlah ponselnya ternyata ada notif dari para sahabatnya. Saat ingin membalas pesannya ponsel Rizka diambil orang itu. 

"Lo lupa kalau sama gue itu gaboleh main hape? " katanya dengan penekanan. 

"lo cuma mantan gausah ribet. balikin sini"

"gak peduli gue"

"Masih aja kaya gitu udah siniin hape gue" pinta Rizka. 

Kemudian orang itu malah memasukkan ponsel Rizka ke saku bombernya. Rizka geram ia ingin mengambil ponsel nya tapi tangannya ditahan oleh orang itu. 

"Ehh sorry gue reflek"

"Please balikin hape gue"

"Gak "

"C'mon lah balikin"

Orang itu pun menyerah ponsel Rizka.  Tetapi saat ingin mengembalikannya.  Orang itu malah memeluk Rizka dengan erat,  seperti melepaskan rasa rindunya selama ini. 

*

Vote jangan lupa