Chereads / KARA / Chapter 7 - BAB 7

Chapter 7 - BAB 7

Karena keluarga bunda aku bisa lupain masalah yang ada dirumah walupun hanya sesaat- Rizka Azzahra

*

*

Pagi ini Rizka sarapan dengan keluarga Malik. Keluarga yang penuh tawa dan kebahagiaan, Rizka bersyukur karena masih ada kebahagiaan yang ia dapat walau bukan dari keluarganya sendiri. Setelah sarapan selesai Rizka membantu bunda merapihkan piring-piring yang tadi dipakai dan segera ke kamar untuk mengambil tas dan sepatunya. Diruang tamu Rafka sudah ada disana menunggu Rizka untuk berangkat bersama.

"Lo gak jemput Aulia Raf? "Tanya Rizka sambil memakai sepatunya.

"Lo yang bareng gue,  Aulia dijemput sama Althar" ucap Rafka kemudian bangkit menuju garasi. 

"Oh gitu okedeh." saat melihat Rafka ke garasi Rizka kembali bertanya. "Eh lo ngapain ke garasi? Motor lo kan di depan. Jangan bilang mau make mobil, ini udah siang Raf bisa telat "

"Lo mau ketemu sama Leon lagi , terus kejadian semalam keulang?  Gue gak mau kejadian lagi ka. Udah ayo cepet makanya biar gak telat " kata Rafka.

Rizka hanya diam tak menjawab yang dikata oleh Rafka ada benarnya juga. Bisa saja Leon tiba-tiba muncul ditengah jalan dan memaksa Rizka untuk ikut bersama Leon. Lagi Rizka bersyukur mempunyai sahabat seperti Rafka. 

Mereka masuk ke dalam mobil . Lalu tidak lama mobil Rafka sudah keluar rumah dan menuju ke sekolah. Dijalan Rizka terus bercerita, cerita apa saja karena dia memang sangat suka bercerita. 

"Pas kemarin gue turun dari panggung ada yang ngasih gue bunga" kata Rizka

"Terus lo terima bunganya?"

"Iyalah ya kali gue tolak,  gue gak jahat kaya Althar . Yang kalau dikasih hadiah dia nolak mentah-mentah didepan orangnya pula "

"Althar kan gitu orangnya. Terus lo kemanain bunganya?  Kemarin pas balik gue gak lihat lo bawa bunga Riz"

"Nah itu dia gue lupa dimana bunganya"

"Dasar ceroboh"

Rizka haya tersenyum lebar, lalu tangan Rafka tiba-tiba saja mengacak-acak rambutnya. Membuat Rizka menoleh dan berdesis sinis. 

"Berantakkan rambut gue Rafka " teriak Rizka kesal.

"Tinggal dirapihin kali Riz, ribet deh kaya cewe " ledek Rafka.

"Gue emang cewe kali" desisnya balik. 

Karena keasikkan ngobrol ternyata mereka sudah sampai. Saat keluar dari mobil Rafka langsung jalan di samping Rizka sambil merangkul pundaknya. Rizka yang merasa risih dengan tatapan kaka kelas serta adik kelasnya berniat ingin melepaskan tangan Rafka dari bahunya , lagi pula ia juga masih kesal dengan Rafka. Namun Rafka makin mengeratkan rangkulannya dipundak Rizka. 

"Raf lepas , lo gau lihat apa itu kakak kelas udah kaya mau makan masangnya aja"

"Biarin aja. Lo gak lihat gerombolannya Anto? Cowo mesum semua loh"

"Lo tuh emang bisa banget ambil kesempatan. Siapa si yang dulu milih lo jadi ketos? Ketipu amat" balas Rizka dengan judes. 

"Anjir makasih ke, gak tahu diuntung males ah gue" lepas tangan Rafka dan jalan mendahului Rizka. 

"Eh ko jadi ngambek? Ke bocah lo " ucap Rizka sambil mengejar langkah kaki Rafka. Namun tidak digubris oleh Rafka, Rafka suka kalau Rizka sedang merayu kaya sekarang. 

*

Tibanya dikelas mereka langsung duduk dibangku masing-masing. Kelas yang tampak ramai karena 5 menit lagi bel akan berbunyi pertanda masuk. Sebenernya minggu ini, aktivitas sekolah belum kondusif. Tapi karena memegang predikat murid terajin dan terpintar makanya mereka berenam masuk. Hari ini semua guru masih enggan untuk masuk kelas dan dipastikan hari ini free class.

Mereka berenam memutuskan untuk ke rooftop,  tempat terenak setelah kantin dan ruangan osis. Saat sedang dirooftop hal biasa yang dilakukan adalah melihat macetnya kota Jakarta atau bermain uno. Althar dan Rizka memilih untuk melihat indahnya kemacetan ibu kota.

" gimana ?" tanya Althar pandangannya masih lurus kedepan.

"apanya yang gimana?" tanya balik Rizka.

"Tangan lo" jawab Althar

"oh, udah gapapa ko. udah membaik juga , udh ga gendut lagi jari-jari gue. pergelangan tangan juga udah gak merah" jelas Rizka kepada Althar.

"Udah gapapa ko,  udh diobatin juga sama bunda"

"Kalau ada apa-apa hubungin yang lain. Jangan nyusahin"ucapnya datar. Bukan Althar namanya kalau tidak dengan kata-kata pedasnya.

Rizka berkekeh kecil " omongan lo sama kaya Rafka semalem. Gue gapapa ko,  gue emang masih trauma tapi kalau kalian khawatir berlebihan gini gue malah gak enak "

Althar hanya menoleh, enggan membalasan apa yang diucapkan oleh Rizka.

Membuat Rizka mengernyit bingung, "dasar dingin" gumamnya. 

Kadang Rizka berpikir kepedulian Rafka dan Althar berlebihan, kadang juga ia berasumsi yang tidak-tidak. Ia bukan tipe perempuan yang tidak peka terhadap sekitar. Rizka hanya enggan membuka hati kembali jika semua yang ia pikirkan benar. Rizka takut dikecewakan lagi dikala ia membuka hati kembali.

Hingga Rizka memutuskan menutup hatinya sampai sekarang. Bahkan Rizka pernah menolak kakak kelasnya, kakak kelas yang menjadi idola di SMA Gardala. Rizka tidak ingin karena rasa takutnya dia menyakiti orang lain, lebih baik dia menutup hati hingga nanti ada orang yang mampu membukanya.

"Kantin yuk laper gue" ajak Rafka.

"Ayo" jawab serempak mereka berempat. 

Althar yang tadi lebih memilih ke kantin duluan sudah memesan mie ayam dan es jeruk. Disusul yang lain,  mereka memesan bakso dan mie ayam. Saat Rizka ingin membeli minum diwarung mang ujang . Rizka di tabrak oleh kakak kelas,  kakak kelas yabg sangat tidak menyukai Rizka. Giselle Putri Andrianto gadis cantik di angkatan kelas 12 , berambut panjang,  hidung mungil, berkulit kuning langsat.

Siapa yag tidak tahu masalah diantara keduanya? Jelas seluruh penjuru sekolah tahu masalah diantara mereka. Giselle tidak menyukai Rizka di karena ia mampu dekat dengan koleksi cogan di SMA GARDALA. Seluruh murid SMA Gardala tahu kalau Giselle sangat meyukai Althar. Makanya usaha apa pun bakalan Giselle lakukan demi menyingkirkan perempuan yang dekat dengan Althar. 

Althar yang tidak mudah tertarik dengan lawan jenis bahkan hanya mengganggap perhatian dari Giselle hanya angin lewat. Althar malah merasakan rasa risih kalau Giselle ada didekatnya. Menurutnya rasa suka Giselle kedapa dirinya sudah tidak wajar bisa dibilang terobsesi sama seperti Leon terhadap Rizka. 

"Upss sengaja tuh gue, Sorry ya adik sayang" ujar Giselle saat jus mangga yang ia bawa tumpah dengan sengaja dibaju Rizka. 

"Lo lagi ya?  Sensi banget si kayanya sama Rizka" sinis Aulia. 

"Suka-suka gue lah. Dasar lenjeh " desihnya tak kalah sinis. 

"Lo! Minta maaf sekarang juga " kata Aulia.

"Gak mau, lagi juga gue sengaja numpahinnya"

"Apa lo bilang? Sengaja? " tanya Aulia tidak percaya. 

"Kan tadi gue bilang SE-NGA-JA lo gak dengar?  Hah? " Giselle mulai emosi. 

"Lo! Lo tuh kenapa si benci banget sama Rizka?  Dia punya salah apaan sama lo?!" bentak Aulia. 

"Udah ul. Ini urusan gue" kata Rizka. "Sorry nih ya kaka, sebelumnya lo kenapa ya benci banget sama gue?  Gue punya salah?" lanjut Rizka.

"Lo gak sadar salah lo itu apa? Hah? Salah lo itu selalu ada di dekat mereka. Lo selalu aja ambil perhatian mereka, sedangkan gue mau dapetin perhatian dari salah satu mereka aja susah banget" ucap Giselle dengan emosi tinggi.

Rizka menahan amarah dan emosinya dia tidak ingin membuat keributan dikantin. Rizka tidak ingin dipanggil ke ruangan BK hanya dengan masalah sepele seperti ini. Tangan Rizka sudah mengepal mencoba terus meredam emosinya.

"Kalau mereka aja gak suka sama lo,  kenapa lo maksa? Gue gak pernah ngelarang siapapun deketin Althar atau sahabat gue yang lainnya. Itu hak mereka, kalau mereka gak mau mestinya lo yang sadar diri buat mundur" geram Rizka kemudian dia pergi meninggalkan kantin.

Rizka ingin sendiri, Rizka ingin menenangkan pikirannyaia tidak ingin amarahnya berimbas ke orang lain. Dia butuh tempat yang sepi ya sepi jauh dari keramaian Taman belakang sekolah adalah pilihan yang tepat . Taman yang jarang dikunjungi oleh siswa, padahal taman itu cukup Indah dan sejuk. Rizka duduk dibangku panjang ditaman itu terus meredam amarahnya , Rizka mencoba tarik nafas dalam-dalam kemudian dia hembuskan dengan perlahan. Berharap emosinya bisa mereda. 

Sudah dua jam Rizka menghilang, mereka semua udah mencari ke tempat biasa berkumpul tapi nihil Rizka tidak ada di sana. Hanya satu tempat yang belum Rafka datangi. Ya, Taman belakang sekolah.

Saat Rafka melihat tubuh seorang gadis ditaman itu Rafka percaya bahwa tubuh itu milik Rizka. Perempuan yang bisa buat dirinya khawatir dan cemas belakangan ini. Kemudian Rafka menghampiri Rizka.

"Tumben lo bisa marah ke orang? " ledek Rafka,  karena tidak biasanya Rizka melawan dan meladeni orang yang hanya membuat dirinya kesal.

"Gue lagi cape, gue gak bikin salah malah diguyur jus. Bukannya minta maaf malah gue yang dibentak.  Siapa yang kesel coba? "kata Rizka dengn sisa emosinya

"Oh " jawabnya pendek. 

"Cuma oh? Lebih baik lo pergi,  gue pengen sendiri" usir Rizka. 

"Gue temenin aja,  kali aja lo butuh pelukkan" ucapnya santai. 

"Pede banget lo" desis sinis Rizka. 

***

"Lo bawa baju ganti gak ul? " tanya Zaky.

"Buat apaan? " tanya Aulia bingung. 

"Yeh ditanya malah balik nanya. Kasih pinjem Rizka lah, masa dia make baju kotor begitu.  Mending lo anterin sekalian" jelas Zaky membuat Aulia ber'oh' saja. 

"Oke" Aulia keluar kantin. Berjalan sendiri menuju lokernya, ia tadi sudah mendapat kabar kalau Rafka dan Rizka ada ditaman belakang. Langsung saja ia kesana. 

Saat kakinya sampai di taman belakang, matanya mengunci pandangannya saat ini. Tiba-tiba saja hatinya berdesir hebat,  ada sesuatu yang menghangatkan hatinya. 

"Rafka cuma sahabat lo ul,  jaga hati lo biar gak jatuh ke dia" ucapnya pada dirinya sendiri.

***

Vote jangan lupa