Chapter 2 - Part1

"WOY BOCHILLA KEBO BANGUNG" teriak seorang lelaki tampan menarik selimut yang menutupi setengah tubuh munggil gadis yang terlelap dalam tidurnya dan menggoyang-goyangkan badanya yang membuat gadis cantik yang tak lain tak bukan adalah sahabatnya sedari kecil menggeliak merasa terganggu.

"Ngehh.... apaan sihh?" lenguh sang gadis menarik kembali selimut yang ditarik oleh sahabat nya itu hingga menutupi seluruh tubuhnya.

"Bocill sayang ini udah jam setengah tujuh, ntar kalo telat gimana?" gereget lelaki tampan yang bernama lengkap Reyhan Fernando Achilles.

"Ish 5 menit lagi" tawar sang gadis bernama lengkap Haschilla Thalita Smith.

"Oke gue tinggal ya, biar lo jalan kaki aja" ancam Reyhan.

"Ish jahat banget sih" Chilla membuka selimut yang menutupi wajahnya dan menatap Reyhan dengan kesal.

"Makanya lo jangan kebo. Buru ah ntar telat. Gue lagi ngak mau buat masalah"

"Elehh... gak percaya gue. Biang masalah kayak lo, ngak mungkin ngak buat masalah" ujar Chilla lalu bangkit dari tidurnya dan berjalan dengan gontai kearah kamar mandi yang berada didalam kamarnya.

"Hehe tau aja lo... udah ah buru, 10 menit ngak selesai gue tinggal. Bye gue tunggu di bawah" Reyhan keluar dari kamar Chilla dan berjalan menuju ruang makan yang sudah di isi oleh Ayah, Bunda, dan Abang Chilla

"Gimana Rey udah bangun belum Chilla nya?"

tanya Kailla Arafa Smith, Bunda dari Haschilla.

"Udah dong bun, masalah beginian mah gampang. Udah keseringan soalnya" Reyhan duduk disamping Abang Chilla, Kennan Alfaro Smith. Sedari kecil memang Reyhan memanggil orang tua Chilla dengan sebutan 'Ayah, Bunda' begitupun sebaliknya. Chilla memanggil orang tua Reyhan dengan sebutan 'mama, papa'.

"Bunda tuh heran banget sama Chilla. Udah gede tapi ngak bisa bangun sendiri" rengut wanita setengah baya itu menggingat kelakuan sang anak gadisnya.

"Namanya juga Bochilla bun"

"PAGI SEMUA" teriak Chilla yang sudah rapih dengan seragam sekolahnya dan duduk di samping sang Bunda.

"Pagi" jawab serempak semua orang yang ada di ruang makan.

"Pasti kalian lagi ngomongin aku kan" ujar Chilla dengan melirikan matanya seakan sedang mengintimidasi seluruh orang yang berada di ruang makan.

"Pd banget lo Chill, orang kita lagi diakusi" jawab Reyhan berbohong.

"Diskusiin apaan?" ujar Chilla dengan penasaran.

"Kepo" ujar Reyhan dengan memeletkan lidahnya kearah Chilla.

"Ish Reyhan nyebelin banget sih"

"Udah udah, sekarang makan dulu nanti kalian telat" perintah Edward Smith Ayah dari Haschilla.

Setelahnya mereka menghabiskan sarapan masing-masing.

Perlu kalian ketahui, Chilla bukan lah termasuk cewek faminim, tapi bukan juga tomboy, ya biasa biasa saja.

"Chill, yok keburu telat" Reyhan yang lebih dulu selesai menghabiskan makanan nya mengajak Chilla yang masih santai menyantap makanan nya.

"Sabar Rey" rengut Chilla buru-buru menghabiskan makanannya sebelum ditinggal supir pribadi tanpa dibayar mililknya.

"Yok... yah, bun, bang Chilla berangkat dulu ya" ujar Chilla lalu menyalimi tanggan kedua orang tuanya dan abangnya.

"Yah, bun, bang kita berangkat dulu ya" sekarang giliran Reyhan yang menyalimi tangan abang dan kedua orang tua Chilla.

"Hati- hatu dijalan" ujar Bunda Chilla

"Iya bun"

*

Didalam mobil Reyhan

"Bochill hari ini lo harus bayar ongkos" ujar Reyhan sambil menyodorkan salah satu tangganya yang tidak memegang kemudi.

"Ish jahat banget sih lo. Biasanya juga ngak make ongkos-ongkosan" singut Chilla tak suka.

"Eits zaman sekarang ngak ada geratis-geratisan" sela Reyhan membela diri.

"Gitu banget sih lo, ngak asik deh"

"Hmm... lo mau ngak bayar"

"Mau-mau" ujar Chilla dengan semangat

"Ada syaratnya"

"Apaan?"

"Entar aja pas istirahat gue kasih tau".

"Ish nyebelin"

"Udah ah yok" Reyhan keluar dari dalam mobilnya yang ternyata sudah samapi di SMA Sinar Bangsa diikuti oleh Chilla yang juga keluar dari mobil milik Reyhan.

"Chill lo jarang minum susu ya" Reyhan membuka percakapan saat mereka sedang berjalan menuju kelas masing- masing yang memang berbeda.

"Ha? Maksudnya?" tanya Chilla yang belum konek dengan pertanyaan Reyhan.

"Tuh kan pasti emang jarang minum susu"

"Enggak kok. Orang tiap hari gue minum susu"

"Masaa?" Reyhan menaikan salah satu alisnya seolah berfikir begitu keras.

"Iyaaa, emang kenapa?"

"Tapi kok lo tumbuhnya kebawah trus lola lagi" ujar Reyhan dengan santainya.

"Ish lo jahat banget sih ma gue. Lagian ya cewek pendek itu gemesin trus imut lagi" ujar Chilla dengan memanyunkan bibirnya.

"Masaa? Kok lo ngak gemesin ya, trus buriq lagi" Reyhan mengacak ngacak rambut Chilla dengan gemes lalu berlari menuju kelasnya yang berjarak satu kelas dari kelas Chilla.

"REYHANNN" teriak Chilla dengan sangat keras menggema di lantai dua SMA Sinar Bangsa. Sedangkan Siswa/siswi yang berlalu lalang sudah biasa dengan hal tersebut.

*

Istirahat

"WOY BOCHILLA TUNGGUIN GUE" teriak Reyhan berlari mengejar Chilla yang berjalan menuju ke arah kantin. Sedangkan Chilla hanya mengabaikan teriakan Reyhan karena masih kesal dengan kejadian tadi pagi.

"BOCHILLA JELEK... nyebelin banget sih. Tuh kuping ditarok dimana" ujar Reyhan yang telah tiba di samping Chilla sambil merangkul pundak Chilla, dan Chilla masih sama, mengabaikan Reyhan.

"Hey kok gue dikacangin sih" masih tak ada respon.

"Chill lo marah ya?"

"Chill, ayolah ngomong"

"Chill, kenapa sih?"

"Marah karena tadi pagi?"

"Ish Chilla" masih tidak ada respon dari Chilla hingga mereka sampai dikantin dan duduk dipojokan.

"Ayolah... yaudah lo mau apa, asalkan jangan diemin gue kek gini" rayu Reyhan.

"Beneran?" tanya Chilla masih dengan mode sok marah

"Iyaa... mo apaan?"

"Oke... yang pertama gue mau lo teraktir gue setiap hari selama seminggu. Yang kedua gue ngak mau ada acara ongkos-ongkosan nyampe kita lulus. Yang ketiga lo nanti harus nganter gue ke Mall dan teraktir apapun yang gue mau. Dan yang terakhir.... lo harus berhenti ngerokok" Reyhan yang mendengar penuturan Chilla hanya mengangak tak percaya. Ini salah satu rencana Chilla selain ia tak mau ada acara ongkos- ongkosan, ia juga enggak mau Reyhan menjadi pecandu rokok.

"Chill, serius?"

"Iya, lo ngak mau?"

"Bukan gitu... oke permintaan pertama, kedua, ketiga gue sanggup. Tapi kalo yang terakhir gue belum bisa".

"Oh yaudah kalo gitu" ujar Chilla dengan cuek

"Lo marah?" mendengar pertanyaan Reyhan, Chilla hanya menghedikan bahunya.

"Huft... Oke gue bakalan usahain" ujar Reyhan dengan tidak ikhlas

"Kalo enggak ikhlas mending ngak usah!"

"Ya lo tau lah gue gimana. Mungkin kalo dicoba pelan pelan ntar bisa. Gue bakalan lakuin apapun itu asalkan lo bahagia"

"Serius?"

"Iya, senyum dong" dengan senang hati Chilla mengembangkan senyumnya.

"Udah enggak marah?" tanya Reyhan

"Emang siapa yang marah?" tanya Chilla pura-pura polos

"Ish nyebelin" Chilla hanya terkekeh dan berjalan ke penjual bakso untuk memesan makanannya dan juga Reyhan.

"Jangan lupa lo yang bayar" ujar Chilla setelah datang dan membawa makanan dan minuman miliknya dan Reyhan

"Iya iya"

"Eh satu lagi"

"Apaan?" Reyhan mengernyitkan dahinya setelah memasukan satu suapan bakso.

"Lo ngak lupaka sebulan lagi gue ultah" Reyhan tertawa mendengar perkataan Chilla yang menurutnya sangat konyol. Mana ada sahabat yang lupa hari ulang tahun sahabat nya sendiri kan?

"Kok lo ketawa, kan ngak ada yang lucu" Chilla memasang wajah tak suka menatap Reyhan.

"Bukan gitu. Ya mana munggkin gue lupa hari ultah lo. Lo tenang aja gue udah siapin kado buat lo"

"Kadonya harus yang bagus ya"

"Ckckck liat aja nanti"

"Ish pokonya gue mau kado yang berkesan buat swettseventeen gue"

"Iya Bochill sayang" ujar Reyhan gereget

"Sayang sayang palak lo peang" sedangkan Reyhan hanya terkekeh mendengar perkataan Chilla. Setelah itu mereka melanjutkan memakan bakso mulik masing-masing.

***